[SUDAH TERBIT - SALINEL]
WARNING 20+ (Mature Content)
Follow dulu sebelum membaca, ada beberapa part diprivate secara acak.
Sinopsis:
Oh Sehun menyukai wanita melebihi apapun dan sialnya Tuhan terlalu baik padanya. Ia memiliki segalanya, mulai dari...
Yuhu! Dapet bonus nih, apdet dua kali di minggu ini 😆
Komen dan vote jangan lupa yaaa
Happy reading~
* * *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mau kemana?" bisik Sehun penuh penekanan.
Sontak, dua anak manusia yang sedang saling bertatapan di sebuah lorong sempit nan gelap itu membangun sebuah atmosfer berbahaya. Terlebih, sorot mata yang Sehun hujam ke Sejeong berhasil membuat gadis itu sedikit gentar.
"Y-ya! K-kau mau apa?" Sejeong berusaha sebisa mungkin menghindari wajah Sehun yang kian mendekat. Sialnya, ia tak memiliki ruang pergerakan yang leluasa. Tembok di belakang serta kedua tangan Sehun terlanjur mengukungnya.
"Y-ya!" Sejeong kembali berusaha memekik, namun entah datang dari mana, gemetar membuat tubuh dan suaranya sulit dikendalikan.
Bukannya merasa iba kala melihat tampang putus asa si gadis, Sehun justru menampilkan seulas senyum puas. Sudut bibir kanannya terangkat lengkap dengan tatapan yang tiba-tiba saja berubah intens. Kedua matanya kini menyisiri rupa Sejeong. Lantas naik menuju topi hitam yang masih bertengger di kepalanya, sebuah masker yang telah terlepas dan menggantung di bawah lehernya, kemudian terus turun ke pakaian serta celana yang ia kenakan.
Semua itu, berhasil membuat senyum miring semakin tertampil di wajah tampan nan tegas tersebut.
"Kali ini, laki-laki mana lagi yang berhasil kau peras?"
Sebaris kalimat Sehun tersebut sontak membuat kedua pupil Sejeong bergetar. Ia mungkin akan melayangkan sebuah pukulan jika Sehun tidak mendekatkan wajahnya lagi dan menatap langsung kedua matanya dengan berani.
"Apa laki-laki yang barusan tadi lewat itu orangnya? Woah!" Sehun tertawa remeh seraya memundurkan kepalanya dan berdiri tegak.
Cukup membuat kedua tangan Sejeong terkepal erat. Entah karena apa gadis itu tak melakukan apapun selain tertunduk lesu. Sepertinya, kalimat Sehun tadi berhasil memukul perasannya dan sekarang ia sedang menata diri untuk mencapai kembali titik sadarnya.
"Ya..." Kali ini, Sehun kembali menundukkan sedikit badannya, mengukung kembali tubuh si gadis lantas berbisik tepat di telinganya. "Haruskah aku menyerahkanmu padanya?"
Sontak tatapan Sejeong terangkat, membalas pandangan Sehun yang menatapnya seperti binatang buas. Ya, setidaknya begitulah yang Sejeong simpulkan tentang laki-laki di hadapannya ini.
"Mi-minggir!" Dengan penuh keberanian Sejeong menolak dada bidang milik Sehun.
"Sstt... sstt!" Sehun menahan lengan Sejeong hingga tak lagi bisa meronta. "Tenanglah... atau kau mungkin akan dibawa orang-orang itu." Sehun merapatkan tubuhnya. "Ah tidak, kau harus diam dan ikut denganku," ucapnya lagi.