Chapter 30: Lost

2.3K 267 51
                                    

I'm so sorry guys buat hibernasiku yang tak terencana. Huhu, maaf sekali sudah membuat kalian menunggu. Akhirnya, aku update lagi dong!

Tolong jangan bosan dengan kata-kata maafku ya hehe karena memang, aku ga bisa duga-duga kapan beneran free buat nulis dan kapan bener-bener ga buka wattpad samsek. Jadi, aku nulis ini selagi aku sempatnya aja ya. Makasih buat yang sudah mengerti, I love u!!!

So, di chapter ini maybe ga sesuai ekspektasi kalian. Tapi gimana pun, aku tetap rilis chapter ini karena ini bener-bener penting buat next chapter yang uda ada di kepala aku. Aku mau momen sese berikutnya bener-bener kebangun secara masuk akal dan relate melalui chapter-chapter sekaya ini. Hehe, yauda sih yaaa gausa diperpanjang cuap-cuapku. Langsung saja scroll ke bawah and enjoy!!


Happy reading~

*

*

*

****


Desember hadir kala salju sedang turun deras-derasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desember hadir kala salju sedang turun deras-derasnya. Suhu di luar ruangan menginjak angka minus yang tentu bagi siapa pun akan enggan untuk keluar rumah sekarang. Sayangnya, sebagian besar orang-orang Seoul adalah mereka yang notabene menghabiskan sebagian besar waktu mereka di luar rumah, untuk bekerja terutama.

Barangkali satu dari sekian orang saja yang bisa dikategorikan beruntung atau mungkin tidak, karena tak memiliki kewajiban serupa. Ada yang sekedar meringkuk di ruangan tak seberapa dengan perut keroncongan, dan tak sedikit pula yang terlihat tertidur nyaman di sebuah kamar mewah lengkap dengan segala keperluan yang tersedia. Seperti, Sejeong misalnya. Gadis itu hanya perlu menghabiskan hari-harinya di kamar seluas sepuluh kali lima meter tanpa harus repot-repot menembus kebekuan di luar sana hanya untuk memperoleh makanan. Apapun yang ia inginkan, hanya dengan mengatakannya, maka semua akan segera muncul di hadapannya.

Hanya saja, ada satu keinginan yang terasa begitu mustahil baginya.

Sebuah pinta yang memiliki persentase terkecil untuk dapat terkabuli.

Oh Sehun.

Laki-laki itu... Sejeong sangat ingin bertemu dengannya sekarang. Ini bahkan sudah nyaris seminggu semenjak pertemuan terakhirnya di malam saat di mana laki-laki itu mengantarnya. Kala di mana sebuah insiden antara Sehun dan Mingyu terjadi dan sejak itu pula, tak ada kabar apapun yang pernah ia peroleh. Sehun sepenuhnya hilang, bagai ditelan bumi.

Sejeong bahkan tak mengerti, mengapa sampai detik ini pun, ponsel yang Jaehyun berikan padanya sama sekali tak membantu. Janji yang Sehun ucapkan seolah hanya omong kosong belaka, karena memang, tak ada satu panggilan atau pesan pun yang pernah gadis itu terima. Hanya sebuah harap yang semakin hari semakin terkikis, mungkin akan raib, terkalahkan oleh prasangka yang perlahan mulai memenuhi diri.

The Philanderer   [ Oh Sehun - Kim Sejeong ]  -  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang