Alhamdulillah, I did it!
Akhirnya aku merampungkan part ini dan berhasil post di tengah-tengah malam begini. Maaf ya telat, soalnya keenakan liburan. Ya ampun. Lebih tepatnya, keenakan rebahan di kasur. Kekekeke mianhae.
Honestly, aku tuh kemarin-kemarin sekaya gak punya mood buat nulis. Aku garap ini tuh dikit-dikit. Sekaya nulis beberapa paragraf doang terus berhenti. Padahal ide dan alurnya segala macam udah ada di kepala, cuma mau nulisnya aja kok kaya ga dapat feel atau mood gitu. Tapi akhirnya, hari ini, gatau kenapa aku tiba-tiba saja sangat amat mood. Aku bisa ngerampungin tulisan yang tadinya baru 1200 kata doang jadi nyaris empat ribu ini. Huaaaaa. Alhamdulillah.
Semoga part ini bisa memuaskan kalian dan sekali lagi, mianhae dan terima kasih sudah mau bertahan.
Sorry juga aku ga sempat masukin pict.
Happy reading~
*
*
*
Sejeong bangkit dari baringannya dengan tergesa-gesa begitu ia terbangun dari tidurnya akibat sebuah mimpi buruk. Hal yang pertama kali dilihatnya adalah sebuah jendela dengan tirai putih agak tembus pandang yang membuatnya langsung bisa melihat ke luar jendela. Langit jingga dengan matahari yang mulai merendah itu membuat Sejeong sadar bahwa malam akan tiba sebentar lagi. Lalu, pandangan gadisitu bergeser, menyisiri tiap sudut ruangandan mencari-cari satu sosok yang langsung muncul di kepalanya detik itu juga.
"Sehun..." ucapnya dengan raut cemas.
Tak ada jawaban, ruangan yang masih belum berpenerangan itu terlihat senyap. Tak ada siapapun selain dirinya sendiri.
"Sehun!" Entah apa yang membuat Sejeong panik, namun gadis yang tengah bersiap-siap untuk melompat turun dari tempat tidurnya itu tampak semakin tidak tenang. Ia seperti habis memimpikan sesuatu yang buruk dan memiliki firasat buruk tentang laki-laki yang baru saja ditemuinya sebelum terlelap siang tadi.
"Akh!" Sejeong meringis kesakitan kala tanpa disadarinya, ia yang hendak berjalan membuat infus di pergelangan tangan kirinya terlepas begitu saja. Jarum kecil yang tadinya tertancap di sana tercabut sembarangan dan sedikit melukainya. Namun Sejeong tak peduli. Ia tetap melanjutkan langkah kakinya mendekati pintu ruangan.
Lalu...
Kriet...
"Sejeong?"
Gadis yang namanya dipanggil itu mendongak dengan mata berbinar. Laki-laki yang sedari tadi dicari-carinya itu akhirnya berada di sini sekarang. Berdiri di hadapannya dengan wajah heran sembari memegangi dua buah paperbag yang sama sekali tak membuatnya penasaran.
Langsung saja tanpa membiarkan Sehun sempat mengatakan apapun, Sejeong bergerak cepat ke arahnya dan memeluki laki-laki itu erat. Cukup erat hingga membuat Sehun terkejut dan tak lagi bisa memegangi kantung di tangannya dengan benar. Alhasil, dua paperbag itu pun jatuh ke lantai begitu saja.
"Kupikir... sesuatu terjadi padamu," ucap Sejeong dengan suara seraknya.
Sehun membalas pelukan itu dan merengkuh tubuh Sejeong lebih dalam. Dibelainya perlahan rambut gadis itu tanpa mengatakan apapun. Walau sejujurnya ia belum memahami hal semacam apa yang baru saja gadis itu lalui hingga membuatnya menjadi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Philanderer [ Oh Sehun - Kim Sejeong ] - [COMPLETED]
Fanfiction[SUDAH TERBIT - SALINEL] WARNING 20+ (Mature Content) Follow dulu sebelum membaca, ada beberapa part diprivate secara acak. Sinopsis: Oh Sehun menyukai wanita melebihi apapun dan sialnya Tuhan terlalu baik padanya. Ia memiliki segalanya, mulai dari...