'Karena sayang'
CempakaAka setelah turun dari motor gede milik Tegar dengan tangannya sibuk membuka kaitan helm yang dikenakannya.
"Nggk deh, lain kali aja. Udah malem juga, nanti kena marah lagi gue sama tante lo" Tolak Tegar tidak turun dari motornya "Ya udah kalau gitu gue cabut dulu" Tegar mengambil helm yang dipegang Aka.
"Biasanya lo kan pulang tengah malam, sekarang baru aja magrib" Ujar Aka mengingatkan kebiasaan cowok itu, dibales cengiran Tegar.
"Kalau gitu lo hati-hati. Titip salam buat tante" Tegar mengangkat satu jempolnya. Lalu melesetkan motornya meninggalkan pekarangan rumah Aka.
Aka memasuki gerbang rumah besarnya, berjalan menuju pintu utama rumah berlantai duanya "Assa_"
"YA ALLAH GUSTI. Non ndk apa-apa kan, non ndk diapa-apain sama penculik itu kan. Apanya yg sakit, yang mana yang sakit?" Khawatir seorang perempuan tua sambil memutar tubuh Aka yang masih berdiri di depan pintu.
Aka yang heran dengan tingkah laku asisten rumah tangganya, bik Asih. Segera membungkam mulut bik Asih dan membawanya duduk di sofa ruang tamu
"Bibik ini apa-apaan sih. Penculik apaan coba? Aka baik-baik aja. Kenapa bibik khawatir gitu"
"Benar kan non ndk diapa-apain sama si penculik itu? Kata Zico tadi non di culik dan akan di jual dan tadi bibik udah suruh pak karim buat ngelaporin kehilangan non ke polisi. Tapi, pak karimnya nggk mau non" jelas bik Asih dengan nada cemas.
Aka berdengus dan menggelengkan kepalanya "Bibik, berapa kali Aka bilang. Jangan percaya sama omongannya si Kiko. Aka nggk di culik bik, Aka tadi pergi sama Tegar dan nggk pamit ke bibik karna bibik nggk ada di rumah dan bibik berhasil di tipu lagi sama Kiko" jelas Aka yang sukses membuat bik Asih melototkan matanya. Bagaimana tidak! Dirinya sangat cemas dan itu semua akal si Zico.
Zico selalu saja mengerjai bik Asih di bantu oleh pak Karim, satpam rumah Aka. Dan oonnya bik Asih selalu percaya apa yang dikatakan Zico.
"JADI! BIBIK DIKERJAIN LAGI" teriak bik Asih histeris.
Aka menutup telinganya rapat-rapat. Sudah di prediksi kalau bik Asih pasti akan ngamuk setelah tau dirinya ditipu.
"Tuh anak benar-benar ya. Awas aja, nanti bibik kasih tinjuan menyakitkan bibik" ucap bik Asih dengan meninju-ninju tangannya.
Aka terkekeh melihat kekesalan bik Asih "kan Aka udah bilang jangan percaya sama Kiko, bibik sih polos banget. Emangnya tadi Kiko ke sini?"
"Iya. Zico tadi udah hubungin non, kenapa non ndk angkat? Makanya bibik percaya kalau non diculik"
Aka menepuk jidatnya "Ya tadi Aka memang nggk bawa hp, ketinggalan di kamar" jujurnya "Aka ke atas dulu dan untuk bibik jangan percaya hal yang aneh-aneh dari Kiko"
-000-Lain halnya dengan Aka. Zico sedari tadi hanya menarik nafas panjang dan berat di atas kasur putihnya dengan sesekali melihat ponsel membuat dia semakin terlihat emosi.
Zico meraih lagi benda pipih yang sudah berapa kali di bantingnya.
"Ngapain aja sih dari tadi siang sampai magrib gini. Ini juga anak Rakon kesenengan banget" ucapnya sambil menonjok-nonjok hp yg menampilkan gambar Aka dan musuh-musuhnya, dipos salah satu anak rakon di ig dengan kepsen bikin darah Zico mendidih.
Zico menarik napas berat untuk sekian kalinya dan melempar asal hpnya lagi. Dia memejamkan matanya untuk meredam emosi yang sedari tadi dia tahan.
Dia bangkit dari baringannya menuju lemari pakaian, mengambil baju dan celana, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cempaka [Completed]
Teen FictionAka bisa. Cempaka akan selalu bisa. Bagaimanapun bentuk takdir yang tuhan tetapkan. Aka selalu bisa hadapi dengan senyum dan kepercayaan. Dia tidak pernah menyatakan bahwa tuhan terlalu berat memberinya rintangan. Dia selalu berani, melawan dengan...