'Laki
Andalan
Sepemikiran
Keluyuran
Anti penindasan
Semua berperan'Cempaka
Zico menarik nafas.
Terlambat
Gerbang sudah ditutup rapat. Zico melihat pergelangan tangannya untuk melihat waktu.
8.12 menit.
Zico lagi mengeluarkan kasar nafasnya. Malas kalau harus manjat dinding belakang. Dia memilih menyuruh satpam membukakannya gerbang.
"Pak Rusman"
Pak satpam yang mendengar panggilan Zico. Melihat dari kaca pada pos satpamnya yang berada di sebelah gerbang.
"Buka!"
"Kenapa telat?" Tanya pak Rusman.
"Buka aja dulu"
"Tapi harus dihukum nanti"
Zico mendengus dari balik helmnya "Iya udah ya" males rasanya Zico bacot hari ini.
Pak satpam segera membuka gerbang.
"Kebiasan telatnya kambuh lagi ko" kata pak Rusman sesudah membuka gerbang. Hafal sekali satpam ini kebiasaan Zico.
"Karna hidup tanpa telat bagai kubur tak ada mayat" Canda Zico.
Pak Rusman terkekeh "Dasar. Siap-siap dihukum kamu"
Zico mensipkan tangannya. Melajukan kembali motornya untuk diparkir di parkiran sekolah.
Baru saja Zico membuka helmn. Anak OSIS sudah menghampirinya.
"Kenapa telat kak?" Memang anak OSIS itu adik kelas. Jadi Zico dipanggil abang, eh typo kakak.
"Hukuman gue apa?" Tanya Zico. Dia benar-benar lagi malas kalau harus basa-basi.
Zico turun dari motor.
"Nanti di lapangan aja sama murid yang telat lainnya" Jelas anak OSIS itu.
Zico mengangguk lalu berjalan menuju lapangan.
Terlihat di lapangan, lima murid dan dua siswi yang memakai jas kebanggan Osisnya.
"Baris kak"
Zico mengambil barisan paling belakang.
Setelah lima anak tadi diwawancara dan dicatat serta diberi hukuman oleh ketua dari organisasi OSIS. Sekarang giliran Zico.
"Kenapa telat?" Tanya Aka.
"Telat bangun" Jawab datar Zico.
"Emangnya tadi malam habis ngapain?" Aka sengaja menanyakan itu.
Zico membuang nafas sebagai jawaban.
"Apa karna sibuk chetan sama doi Lo?"
Zico menatap Aka tajam "Lo mau kepoin hidup gue atau mau ngehukum gue. Nggk usah sok basa-basi langsung kasih hukuman buat gue"
Aka mengatupkan mulutnya. Intonasi Zico bukan sekali Kikonya.
"Keliling lapangan lima putaran. Gue awasin"
Tanpa mau lagi mendengar suara Aka. Zico langsung melaksanakan tugas, sebelumnya menyuruh anak OSIS yang lain membawakan tasnya.
Aka menghembuskan nafas berat. Zico kenapa jadi bersikap gini sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cempaka [Completed]
Teen FictionAka bisa. Cempaka akan selalu bisa. Bagaimanapun bentuk takdir yang tuhan tetapkan. Aka selalu bisa hadapi dengan senyum dan kepercayaan. Dia tidak pernah menyatakan bahwa tuhan terlalu berat memberinya rintangan. Dia selalu berani, melawan dengan...