'Bukan sudah tidak berarti lagi. Tapi kita beda hati dan lebih baik pergi, daripada jauh lebih dalam sakit itu nanti'
Cempaka
Zico menghentikan permainan gamenya. Ketika mendengar suara pintunya diketuk.
"Buka aja ma"
"Ini gue ko"
Zico mengernyit. Suara itu. Dia membuang nafas. Lalu berjalan membuka pintu dengan enggan.
"Apa?"
"Nggk ada. Lagi ngapain emang?"
Zico hanya diam. Dia terlihat nggk suka lihat keberadaan Aka. Dan Aka tau itu.
"Lagi main game ya?" Aka mencoba membuka pembicaraan. Dia lelah dengan sikap cuek Zico. Dia memberanikan diri untuk selalu menyapa Zico dan selalu bersikap tak ada masalah untuk memperbaiki semua. Tapi Zico benar akan ucapannya untuk tidak lagi ada dalam hidup Aka. Dan Aka nggk akan buat itu terjadi. Dia yakin. Zico marahnya bentaran doang.
"Kalau nggk ada hal penting gue tutup" Zico menggerakkan tangannya di knop pintu.
"Eh bentar" Tahan Aka.
"Terus Lo mau ngomong apa?" Zico jengah menaikkan satu oktaf suaranya.
Aka tertegun melihat Zico. Ada tatapan kecewa di sana. Dia nggk bisa dengar suara tinggi Zico. Suara tinggi jika sedang kesal dia terima. Tapi bermasalah kalau suara tinggi dengan intonasi dingin kayak gini. Dia membuang nafas lalu menggelang.
"Ya udah lanjut lagi mainnya" Suruh Aka yang langsung mempergerakan Zico menutup pintu.
Aka terdiam melihat pintu kamar Zico. Pintu yang dulu tanpa harus dia ketok terlebih dulu kalau mau masuk.
Aka memejamkan matanya sejanak. Lalu melangkah ke bawah menuruni tangga.
"Sayang sini" Kata Ranti yg sedang menonton televisi. Aka duduk samping Ranti.
"Zico nya lagi apa?"
"Main game"
Ranti mengangguk. Masih asik menonton tv di depannya.
Beberapa menit tak ada percakapan. Keduanya hanyut dalam fokus masing-masing. Merasa bosen. Aka berniat pamit.
"Ma. Aka balik ya" Izinnya.
Ranti mengalihkan matanya untuk pertama kali ke arah Aka.
"Loh. Kok pulang. Nggk tidur di sini?"
"Nggk deh ma"
"Lah kok gitu?"
"Iya ma. Aka banyak tugas nggk bawa buku buat belajar di sini. Jadi Aka balik ke aperteman aja ya. Besok-besok Aka ke sini lagi" Aka berdalih. Dia mana mau nginap kalau dia sama Zico lagi nggk akur. Yang ada bikin dirinya sebel nanti.
"Ini nih. Kenapa nggk tinggal di sini aja sih" Ranti cemberut.
"Ma. Aka mau mandiri. Aka janji besok-besok Aka ke sini lagi"
Ranti mengeluarkan nafas berat. Lalu mengangguk "Suruh Zico anter kamu"
Aka cepat menggelang "Aka naik ojek aja di depan. Lagi khusuk main dia. Kasihan kalau di ganggu"
"Kalau gitu kamu hati-hati"
Aka mengangguk. Bangkit Salim ke Ranti tak lupa cupaka-cupiki.
"Assalamualaikum ma" Salam Aka. Lalu meninggalkan rumah Zico menuju ke depan rumah buat naik ojek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cempaka [Completed]
Teen FictionAka bisa. Cempaka akan selalu bisa. Bagaimanapun bentuk takdir yang tuhan tetapkan. Aka selalu bisa hadapi dengan senyum dan kepercayaan. Dia tidak pernah menyatakan bahwa tuhan terlalu berat memberinya rintangan. Dia selalu berani, melawan dengan...