Hancur

411 33 1
                                    

'Tertawa saja akan kebodohanmu! Terlalu mementingkan dia, padahal dia milih dia'

Cempaka


Tak terasa besok adalah hari dimana anak-anak sekolahan akan kembali melakukan rutinitas kecuali hari Minggu.

Oleh karnanya, Zico mempersiapkan keperluan buat besok. Bukan dirinya yang ngebet buat beli barang-barang sekolah. Tapi karna tadi pas sarapan dia menyetujui ajakan Ranti untuk menemaninya belanja. Jadilahlah sore ini dia ikut muter-muter pusat perbelanjaan. Untuk belanjaan Ranti udah dari tadi selesai dibeli. Tapi karna Ranti ngotot suruh Zico beli perlengkapan sekolah yang bukan banget kemauan Zico. Pasalnya dia ke sekolah jarang banget nulis. Nggk cool lah ketua geng bawa buku.

"Sekalian beliin Aka" Kata Ratna yang berdiri dan memilih-milih di stand tas.

"Dia udah besar ma. Bisa nanti beli sendiri" Protes Zico. Kakinya sekarang benar-benar kebas. Apalagi dengan tangannya mendorong troli. Sangat bukan Zico.

"Kamu ini ya. Sekali-kali kita belanja. Keperluan papa kamu juga belum mama beli"

Zico menarik nafas lelah. Benar kata orang. Ibu-ibu kalau sudah berurusan sama yang namanya BELANJA bakal berabad dah.

"Besok-besok aja ma. Zico udah capek ini" melas Zico.

"Ck. Kamu ini, segitu aja capek. Duduk sana aja"

Zico mendengus, nurut duduk di kursi yang tersediakan di toko itu. Dia merentangkan otot-ototnya. Melihat jam tangan hitam di pergelangan tangannya. 5 jam. Sungguh hari membosankan.

Dia mengeluarkan ponselnya dari saku jaket abu rokok yg dikenakannya. Membuka aplikasi yang biasanya dia buka.

Zico penasaran dengan Vidio yang beredar di grup dan cat watshapnya dan kayaknya juga di status Wa banyak yg jadikannya Sw, Vidio yang dikirim pagi tadi, Zico memilih memplaynya karna penasaran.

Zico semakin dibuat bingung. Di sana terlihat gambar seorang cowok yang Zico kenal dan seorang cewek, mereka berhadapan. Terdengar suara cowok menyanyi di tempat yg Zico nggk tau dimana, latar di belakang seperti tembok.

'Bunga Cempaka Wardani. Will you be mine?'

Deg

Pasokan oksigen disekitar Zico menghilang. Apa yang ia selalu halau terjadi. Cewek yang ternyata Aka itu terlihat tersenyum tadi. Apakah? Oh tidak!

Zico mendekatkan ponselnya lebih dekat ke telinga. Suara percakapan Aka dan Gandi seterusnya sangat kecil.

'Shit' Umpat Zico.

Zico segera mencari keberadaan mamanya yg sudah tak terlihat dari pandangan.

"Ma. Zico ada keperluan. Kita balik aja ya" Kata Zico tak sabaran setelah tepat berada di samping Ranti.

"Loh urusan apa?" Ranti masih sibuk memilih sabuk.

"Ma. Plis, Zico harus cepat"

"Tunggu sebentar, mama mau bayar ini dulu" Ranti langsung menuju ke arah kasir.

Zico menarik nafas gusar. Pikirannya cukup kacaw saat ini.

Lima belas menit Zico menunggu Ranti. Sangat lama untuk ukuran keadaan Zico saat ini. Dia ingin segera ngibrit cari Aka.

"Ayo" Kata Ranti memasukkan belanjaannya ke dalam troli.

Tanpa pikir panjang Zico langsung melangkah menuju pintu keluar.

"Kenapa tuh anak?" Ranti melongo.

-000-

Sial. Satu kata untuk Zico.

Cempaka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang