'Kumpul bersama dan berbagi tawa. Sudah cukup membahagiakan suasana'
Cempaka
Aka, tangannya memetik senar-senar gitar yang ada di pangkuannya, membentuk sebuah alunan lagu. Hanya suara irama dari gitar saja.Dia sekarang berada di balkon kamarnya, dengan pandangan kosong kedepan menatap langit malam minggu penuh Bintang.
Tubuh Aka sekarang lagi rileks. Tapi tidak dengan otaknya yang sedang bekerja sangat keras.
Beginilah kebiasaan Aka jika malam hari.
Hingga suara dering ponsel menyadarkan dia dari kerja otak dan tangannya.
"Siapa?" Tanyanya saat melihat pesan masuk dari nomer tidak dikenal.
+67890...
P
Gandi.Aka tidak terkejut. Gandi beberapa kali menghubunginya. Tetapi nomernya selalu diblokir Zico tanpa sepengetahuan Aka.
Gandi Aka
knp gan?Nggk, pengen cat aja
kirain ada apaGanggu ya
Nggk kok
Lagi apaLagi
Smsan kan sama lo
Lima menit berlalu, tidak ada balesan ataupun read dari Gandi.
Aka menatap kembali langit malam.
Dia sekarang memikirkan perasaannya yg selalu nggk keruan jika ketemu Gandi.
"Apa gue suka Gandi?" Tanyanya pada diri sendiri. Pasalnya, Hatinya sulit ditebak jika ketemy ketua Rakon itu.
"Ah, udahlah. Gue ni masih polos pikirin hal-hal kayak gitu" katanya frustasi.
Aka kembali termenung. Tangannya kembali aktif memetik senar gitar dipangkuannya. Hingga_
"HEEP"
"TAHU BULAT DI JUAL DADAKAN" Aka hampir melempar ponsel dan gitar yang ada di dirinya.
"Hahahahahhahaha" suara tawa dari dua manusia yang mengejutkan Aka tadi.
Aka kesel melihat tajam dua orang depannya, mencubit tak berprikemanusiaan kepada Resti dan Agis, si biang kerok. Keduanya mengaduh dan meminta maaf.
"Kebiasaan kalian banget ini. GIMANA KALAU GUE JANTUNGAN" emosi Aka, membuat keduanya menciut dan menunduk. Aka suara tinggi dengan nada gitu berarti marah besar.
"Maaf ka, nggk ngulang" ucap keduanya bersamaan. Menunjukkan wajah bersalah dan memelas.
"Kalau ngulang awas" kata Aka menunjukan kepalan tangannya.
Keduanya refleks mengangguk dan duduk di samping Aka, masih takut-takut.
"Emangnya lagi pikirin apaan. Kok ngelamun. Tadi kita udah gedor-gedor loh pintunya" Kata Agis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cempaka [Completed]
Teen FictionAka bisa. Cempaka akan selalu bisa. Bagaimanapun bentuk takdir yang tuhan tetapkan. Aka selalu bisa hadapi dengan senyum dan kepercayaan. Dia tidak pernah menyatakan bahwa tuhan terlalu berat memberinya rintangan. Dia selalu berani, melawan dengan...