Untuk satu nama

327 28 1
                                    

"Alibi sahabat tidak akan pernah mampu sampai akad. Walau hati lihatnya dengan orang lain dekat, seperti tersayat-sayat"

Cempaka


Bel keluar telah berbunyi. Anak sekolahan mulai happy-happy. Banyak arah tujuan. Dan Aka milih melangkah ke perpustakaan.

Sebelum datang perpus. Aka ketemu sama geng bandel lain selain anak Laskas di sekolah ini. Dia udah biasa ngurusin anak bandel. Jadi dia nggk merasa takut atau gimana-gimana saat melewati cowok-cowok yang berada pada meja-meja bekas samping laboratortium jalan menuju ke perpus.

Biasanya cewek-cewek bakalan takut atau cari perhatian lewat sini. Karna ini memang tempat ngumpulnya cowok yang bisa dibilang geng musuh Laskas yang sekolah di Saka. Tidak terlalu banyak jumlah mereka mungkin sekitar dua puluh orang. Tak sebanding dengan anak Laskas.

"Ka" Sapa mereka. Mereka nggk akan macam-macam kalau sama ketos yang satu ini. Beda sama siswi yang lain yang bakal mereka berhentiin dengan ala berandalan mereka.

"Hem? Ngapain ngumpul di sini. Mending ke kantin sana isi perut. Bikin orang takut lewat aja" Omel Aka. Dia berhenti di depan anak-anak itu.

"Kayak nggk tau kita aja ka" Jawab salah satu anak dengan rambut merah campur biru itu.

"Itu rambut Lo kenapa? Udah kayak pelangi aja"

"Pelangi tu indah ka. Seindah hatiku untukmu" Gombal si rambut reinbow. Mengedipkan matanya sebelah.

Aka mendengus. Mendekat lebih dekat ke cowok-cowok yang sedang terkikik itu. Buat mereka berhenti terkekeh dan menahan nafas.

Yang perlu diketahui. Mereka juga merupakan salah satu pemuja Aka. Jadi mereka walaupun dikenal sangat bandel dan sering mainin cewek. Tapi untuk Aka nggk berlaku. Mereka akan senang hati nggk ngebantah kalau dihukum Aka.

Aka meraih telinga cowok yang memakai anting. Lalu melepaskan anting magnet itu. Dan juga mengambil apa yang cowok-cowok bandel itu pakai yang nggk sesuai peraturan.

"Ini gue buang ketong sampah, jangan pake lagi. Inget Lo besok rambutnya harus di ubah. Gue pantau besok" Tunjuknya ke anak dengan rambutnya yg dikomen tadi. Cowok itu hanya mengangkat tangannya memberi sip.

"Nanti kalau udah masuk. Langusng bubar. Nggk usah ngerumpi kayak mak-mak. Ya udah gue duluan"

"Hati-hati ka. Awas ke sandung atau mau diantar" peringat salah satu cowok dan ya Aka tau apa maksudnya.

"Gue gibeng Lo" Aka menunjukkan gumpalan tangannya membuat mereka semua terkekeh. Cukup kagum dengan sosok Aka.

Aka merenggang pergi membawa barang-baramg sitaannya. Pas di depan tong sampah ia membuang barang-barang itu. Dan baru sadar kalau banyak siswi yang memperhatikannya sedari tadi.

Aka membuang nafas. Selalu serba salah. Mereka nggk bisa apa nggk bisik-bisik kayak gitu. Bikin Aka mau meledek aja.

Tak ambil pusing Aka masuk dengan santai kedalam perpus biarinlah banyak siswi yang ngumpet-ngumpet nggk jelas.

Aka menyipitkan matanya melihat rame sekali perpus besar sekolah ini. Tumben. Biasanya cuma anak-anak berkacamata aja yang duduk rapi dan hening di sana.

Aka baru Ngah. Ternyata ada tiga puluh siswa dari kelas cowok-cowok yg sedang bercanda di sana. Buat tempat buku yang sepi itu rame oleh caperan para cewek.

Aka menjalan mendekat. Dia ingin gabung tapi nggk samping Zico juga. Namun apalah daya hanya ada satu kursi di sana yang belum terisi dan itu tempatnya samping boss Zico. Jadi yaudahlah sekalian supaya akrab lagi sama Zico.

Cempaka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang