'Tergantung dari segimana kamu menilai. Jika kamu menilai dari arah buruk. Maka dia buruk. Jika kamu menilai dari segi baik. Maka dia baik'
Cempaka
Seperti rencananya kemarin. Sekarang setengah dari anggota Laskas sedang berkumpul di tepi pantai menikmati setiap tamparan ombak.
Laskas memang selalu mengadakan acara kumpul-kumpul seperti sekarang untuk mempererat persaudaraan diantara personilnya.
Mereka sedari tadi ngobrol santai dan ketawa melihat dua orang cewek di depan mereka berdebat.
"Ini giliran lo yang pegang" ucap Agis merentangkan kamera memberi Aka " pegel tau dari tadi gue doang"
"Kalau gue yang pegang, cahayanya nggk dapet" timpal Aka.
"Tukar posisi"
"Ck, apa susahnya sih, tinggal pegang doang"
"Ya lo juga apa susahnya tinggal geser"
"Kalau gue di depan, gue rada jelek gis" geram Aka.
"Orang cantik mau bagaimana pun nggk akan jelek ka" bales Agis tak mau kalah.
Anak laskas terkikik geli sama dua manusia cantik itu. Pandangan mereka sedari tadi hanya fokus pada dua cewek cantik yang berdebat di bibir pantai. Apalagi sesekali ombak datang membuat keduanya berlari tetbirit-birit karena takut basah tak lupa teriakan heboh mereka. Setelah ombaknya pergi mereka berdua kembali lagi ambil ancang-ancang buat berfoto ria. Begitu terus seterusnya. Anak Laskas hanya mampu terkekeh dan kagum dengan kebar-baran yang malah terlihat perfect di mata mereka.
Tawa mereka lagi lagi pecah saat dua makhluk itu menghampiri mereka dengan wajah masem mengambil duduk berjauhan.
Aka duduk dekat Zico dengan ocehannya dan Agis duduk dekat anak laskas bernama Nala dengan ocehannya pula.
"Apa susahnya sih tinggal pegang doang dan teken tombol cekrek" dumel Aka.
"Ya lo juga apa susahnya tinggal pindah" bales Agis.
"Coba aja ada Resti" kata mereka serempak memasang wajah cemberut.
Keduanya ngedumel dengan wajah sangat-sangat lucu di mata anak laskas.
Zico bangkit "Gara-gara foto aja berantem. Sini kameranya gue fotoin"
Aka dan Agis mendengarnya saling pandang dan tersenyum "Ayo!"
Mereka seketika melupakan kekesalan mereka tadi.
"Ke bukit itu ko" tunjuk Agis ke sebuah bukit kecil, disetujui Zico.
Aka dan Agis tidaklah orang alay yang senang selfi lalu di pos di medsos. Di akun medsos mereka hanya ada beberapa foto, itupun foto kebersamaan mereka. Mereka hanya senang mengabadikan moment untuk dijadikan kenangan.
Sudah berbagai macam gaya diperagakan Aka dan Agis difoto Zico. Seleruh sisi bukit sudah dijelajahi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Zico hanya bersabar menurutinya.
"Di bawah sana kayaknya bagus ka" Agis menunjuk ke bawah dari atas bukit.
"Ya bagus, kesana yuk" ajak Aka.
"Di sana banyak kerang, bahaya. Sini aja. udah pegel tau gue" larang Zico. Malas lah masa harus sebaik itu ikutin mereka.
Aka dan Agis tanpa bicara lagi menyeret Zico turun. Zico nerima nasibnya, salahnya juga tadi memberi tawaran menjadi fotograper.
"AWWW" ringis Aka karna kakinya masuk ke dalam lubang batu.
"Tu kan, udah dibilangin jangan ke sini" cemas Zico, memegang kaki Aka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cempaka [Completed]
Teen FictionAka bisa. Cempaka akan selalu bisa. Bagaimanapun bentuk takdir yang tuhan tetapkan. Aka selalu bisa hadapi dengan senyum dan kepercayaan. Dia tidak pernah menyatakan bahwa tuhan terlalu berat memberinya rintangan. Dia selalu berani, melawan dengan...