'Bakalan indah. Jika kata sama-sama ada pada kita'
Cempaka
Aka selepas pulang sekolah, menemui Tari. Gandi hubungi dia, katanya Tari ngamuk pengen ketemu mantu.
"Mama tau nggk. Kalau dulu mama punya dua anak" Aka duduk di samping bed Tari, berbincang sesuatu dengannya. Pekerjaan mereka sejak Aka datang. Sedangkan Gandi, dia sebagai penonton tak ingin ikut campur.
"Oh ya?" Respon Tari berbanding terbalik dengan pemikiran Aka. Dia sangka Tari akan memarahinya atau semacamnya.
"Iya. Nama anak mama yang satu lagi selain Rian namanya Gandi. Nama panjangnya__" Aka melirik Gandi meminta Gandi memberi tau nama panjangnya.
"Gandi Abraham" Ucap Gandi pelan, sedikit ragu. Aka akan memberi tahukan tentang Gandi ke Tari. Biasanya mamanya akan ngamuk kalau disuruh inget seseorang.
Aka mendengarnya terdiam menatap Gandi.
"Kenapa?" Tanya Gandi heran. Karena Aka menatapnya cukup lama.
"Ah?" Aka mengerjapkan matanya "Nggk, nama Lo bagus sama kayak wali kelas gue. Gue heran kenapa bisa sama ya?" Aka nyengir memperlihatkan gigi putihnya.
Gandi terkekik 'gemesin bangat sih'
"Nama panjang anak mama yang dipanggil Gandi itu adalah Gandi Abraham. Mama inget?"
Tari berpikir. Mengetuk dagunya dengan telunjuk. Aka tak mampu untuk tidak terkekeh. Gemes. Kek anak kecil.
"Mama lupa" Ujar Tari mengakhiri berpikirnya. Bibirnya maju beberapa centi cembrut. Sebab tak mengingat.
"Nanti mama pikir lagi ya. Sekarang mama tidur oke"
Tari merengek merentangkan tangannya ke arah Aka "Temenin"
"Mama sendiri dulu, Aka mau pipis. Boleh?"
Tari cemberut. Namun tetap mengizinkan.
Aka memasuki kamar mandi. Dia tak pipis hanya membasuh wajahnya. Kemudian bercermin. Beberapa detik Aka melihat pantulan dirinya di cermin. Hingga dia memutuskan untuk keluar kamar mandi.
Tari sudah terlelap. Sehingga Aka mengambil duduk di sofa berhadapan dengan Gandi. Aka diam memandang kosong ke arah Tari.
"Kenapa ka?" Pertanyaan dari Gandi membuyarkan tatapan kosong Aka.
"Nggk kenapa-napa kok"
"Kok bengong?"
"Ah nggk. Gue lagi males bertingkah aja"
Gandi manggut "Lo mau pulang?"
"Nggk. Emang kenapa?"
"Iyaaa. Lo mau pulang mungkin"
"Nggk kok"
Gandi mengangguk. Lalu terdiam.
"Gan. Boleh nanya?"
Gandi mengangkat alisnya "Apa?"
"Nama panjang kak Rian. Biar gue bisa bantu mama inget semuanya tentang kalian" Ujar Aka.
"Ooh kirain apaan. Ya sama Rian Abraham"
"Kenapa akhirnya harus Abraham" Tanya Aka. Mulai dah keponya.
"Keluarga dari bokap gue marganya Abraham"
"Oh"
Setelahnya, Aka kembali diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cempaka [Completed]
Teen FictionAka bisa. Cempaka akan selalu bisa. Bagaimanapun bentuk takdir yang tuhan tetapkan. Aka selalu bisa hadapi dengan senyum dan kepercayaan. Dia tidak pernah menyatakan bahwa tuhan terlalu berat memberinya rintangan. Dia selalu berani, melawan dengan...