Ternyata

535 41 7
                                    


'Tidak selamanya. Tinggal akan tetap tinggal. Karena tuhan menciptakan keadaan  pergi dan meninggal'

Cempaka

"Iya kamu akan papa pindahin" Ulang Ilham bersikap santai akan keterkejutan Zico.

Hening beberapa saat Zico mencoba memahami. Papanya nggk main-mainkan?

"Maksud papa?" Tanya Zico. Setelah merenungi dahulu.

Ilham menarik nafas dulu "Papa dan mama memang mau bawa kamu pindah ke singapur. Walaupun kejadian ini nggk ada. Papa pindah tugas ke sana. Dan beberapa hari ini papa pergi untuk mengurus apa yang di perlukan. Tiga hari lagi kita berangkat"

"Ah?" Lagi lagi Zico refleks. Nggk. Dia nggk akan bisa ninggalin semua di sini.

"Pa" Zico memelas.

"Ini keputusan papa" Tekan Ilham tak terbantah.

"Ta_"

"Kamu mau masuk penjara" Ancama lugas Ilham membuat Zico diam. Dia belum siap. Dan dia nggk ingin pergi dari sini. Tapi masuk penjara juga bukan hal yang Zico inginkan.

"Ki Yat. Om minta tolong. Anter om ke club tempat Zico kemarin"

Zilki dan Ziyat mengangguk "Ayo om"

Ketiga cowok tersebut pergi dari ruang rawat Zico. Zico tidak berbicara lagi setelahnya.

Zico merasakan usapan lembut pada kepalanya "Ini yg terbaik nak. Mama nggk ingin kamu kenapa-napa lagi" Ranti memeluk erat anak semata wayangnya. Tak ingin Zico kembali mengulangi kesalahan yang sama.

Zico membuang nafas mengulurkan tangannya membales memeluk mamanya. Ini yg terbaik dan dia nggk ingin lagi ngebantah apapun kata orang tuanya. Orang tuanya sudah cukup kecewa. Iya. Dia harus nerima. Walau kedaannya nggk seperti sekarang juga kan dia wajib pindah.

Zico mengangkat kepalanya untuk memperbaiki posisinya di celuk leher Ranti. Tanpa sengaja. Retinanya menatap sosok Aka yang berdiri terlihat menatap kosong ntah kemana.

Zico mengerjap. Perempuan itu.

"Ka" Zico refleks.

Aka tersadar mengumpulkan kembali nyawanya. Dia melihat ke arah Zico dan Ranti yang memandangnya.

Aka tersenyum. Jelas sekali senyum getir. Dia melangkah lebih dekat.

"Sini sayang"

Ranti menarik Aka untuk duduk di kasur dekat Zico. Sedang Ranti pindah duduk di kursi samping kasur.

"Kamu kok kusut banget" Kata Ranti merapikan penampilan Aka.

Aka hanya tersenyum menanggapi. Dia tak mampu lagi bersua.

Ranti tau sekarang. Kedua manusia ini ada masalah. Dan dia akan berikan ruang untuk kedua anaknya yang sudah dewasa ini.

"Mama keluar dulu ya. Cowok-cowok di depan mama mau ajak makan" Seru Ranti mengambil tasnya. Lalu pergi dari hadapan lawan jenis itu. Memberikan ruang intim buat mereka.

Rasanya canggung.

Aka tersenyum. Sedang Zico datar dengan wajah memarnya menatap Aka dalam.

"Kenapa?" Parau suara Aka bertanya. Dia masih tersenyum hangat ke Zico. Tapi tidak dengan hatinya.

"Apa?" Balik Zico pura-pura.

"Kenapa begini?"

"Lo nggk ingat kenapa gue begini? Bukannya Lo yang bikin gue begini" Tanya lagi Zico dengan muka datarnya dan tak kalah suara tajam.

Cempaka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang