'Nggk usah sedih-sedih amat. Hidup di bawa selow bukan hanya melow'
Cempaka
Seharunya sekarang Aka berada di ruang rawatnya Tari. Tapi karena Tari hari ini akan melakukan pemeriksaan yang menghabiskan waktu cukup lama. Karna akan menjalani terapi dan pemeriksaan yang lain.
Jadilah Aka bersama Gandi memutuskan untuk keluar rumah sakit menuju markas Rakon. Dan kata Gandi anak-anak Rakon sedang kumpul di sana.
Aka tadi pagi menelpon Gandi, meminta Gandi untuk menjemputnya. Sebelumnya, Aka menghubungi Zico, supaya Zico tidak mencarinya nanti dan yang pasti membohonginya. Karna kalau tidak pasti Zico tak mengizinkannya bertemu Gandi. Tapi hari ini, Aka sangat ingin bertemu dengan Tari dan juga Gandi. Jadi terpaksa dia membohongi Zico. Nggk papa sesekali.
"Assalamualikum semua" Sapa Aka, ketika mereka berdua telah sampai di depan anak-anak Rakon yang berjumlah dua belas anak. Mereka menjawab salam Aka serentam dan menyambut dengan senyuman.
"Sini" suruh Bintang, salah satu dari mereka.
Aka melangkah menuju Bintang, tak mengetahui tatapan tajam Gandi.
"Tegar gak dateng?" Aka tak melihat keberadaan Tegar.
"Otw ke sini. Kirain tadi Lo datang sama dia. Nyatanya sama si bos" Yoga mengedipkan sebelah matanya "Makin dekat aja kayaknya kalian berdua" goda Yoga.
Aka tersenyum menanggapi, melirik Gandi yang terlihat berdecak.
"Emangnya kenapa? Cemburu?" Sinis Gandi.
"Ya walaupun cemburu kita mah apa atuh. Nggk mungkin kan Aka suka ke kita. Bos bersyukur aja, sekarang bos kayaknya nggak berharap sendiri" jahil Yoga memanasi.
"Kalian cuma mau bahas ini?" Timpal Bintang. Woow, tumben sekali nimbrung. Kesal lah tuh.
"Wit wit" Suwit salah satu anak "ada yang cemburu nih"
"Bertarung terus"
Masih banyak lagi lah ucapan anak-anak yang tak Aka hiraukan. Dia hanya tersenyum kikuk menanggapi. Malah terlihat ngelamun.
"Lo marah ka? Kita goda" Tanya Yoga.
"Ah? Kenapa?" Tanya Aka polos, karna memang dia tak menghiraukan tadi. Ada yang dia pikirkan.
"Lo marah?"
Aka menggeleng "nggk. Kenapa marah?"
"Ya kali Lo marah"
"Ng_"
"Ya dia marah lah. Lo banyak bacot" Sinis Bintang
"Orang dia aja nggk bilang marah"
"Ya lo pikir aja"
"Apa yang mesti gue pikirin dingin" Kesal Yoga. Tak ada angin, tidak ada hujan. Bintang langsung sinis gitu ke dia "Lo juga kenapa sinis amat"
Bintang tak menanggapi. Tak tahukah mereka, Cemburu lah.
Mereka semua memperhatikan ekspresi Bintang sekarang. Baru kali ini melihat dia cemberut. Terlihat sangat lucu.
"Lo kenapa?" Tanya anak bernama Riki
"Ya tuh. Kenapa jadi sewot sih" kata Yoga
"Ekspresi Lo kayak orang pup tau nggk" Tutur Gandi ikut-ikutan.
"Setan" Kesal Bintang.
"Ya Lo kenapa? Nggk cocok tau berwajah cemberut kayak gitu. Benar kata Gandi Lo kayak rupa orang sakit perut. Lebih tepatnya objek pengeluaran pas pup" Canda Aka, mengundang tawa. Sebenarnya, nggk lucu-lucu amat sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cempaka [Completed]
Teen FictionAka bisa. Cempaka akan selalu bisa. Bagaimanapun bentuk takdir yang tuhan tetapkan. Aka selalu bisa hadapi dengan senyum dan kepercayaan. Dia tidak pernah menyatakan bahwa tuhan terlalu berat memberinya rintangan. Dia selalu berani, melawan dengan...