'Sakit. Kalo harus terhempas dengan perbandingan terbalik asumsi dan kenyataan'Cempaka
Lebih dari 10 menit Zico duduk di bangku depan kelas Aka, menunggu Aka selesai berbincang dengan Buk Maya, salah satu guru Sma Saka.
Bukannya Zico tidak boleh masuk. Tapi Zico males kalau berhubungan sama guru. Akhirnya dia rela nunggu sendirian di luar pada jam pulang seperti sekarang.
Zico mengangkat kepalanya saat merasakan pundaknya di tepuk "Udah?"
"Setia banget nunggunya Ko" Ujar buk Maya, keluar bersama Aka.
"Kalau nggk nunggu nanti bisa-bisa gue di kubur lagi buk"
Bu Maya terkekeh "Ternyata Aka seganas itu ya ko"
Aka berdelik "Udahlah bu, Aka lagi nggk minat becanda. Aka sama Zico pamit duluan" Aka menyalami Buk Maya dan menarik Zico pergi.
Bu Maya tersenyum. Dia tau Aka lagi bete sekarang. Setelah tadi dia memaksanya ikut olimpiade fisika, dan di tolak Aka.
Tapi, Aka lah harapan sekolah Saka untuk perlombaan-perlombaan seperti itu.
"Ko"
"Hem"
"lo kan pinter masalah hitungan" Emang benar. Walau nakal. Zico itu pinter ngitung. Hanya ngitung ya.
"Kenapa emang?"
"Lo mau kan ikut olim Fisika sama Eca nanti"
Zico mendengus kenapa harus Eca "Niat benar ya lo suruh gue dekat sama Eca"
"Bukan gitu Ko. Tadi bu Maya suruh gue sama Eca buat mewakili sekolah ikut olim fisika seperti biasanya dan gue nggk bisa ikut"
"Kenapa?"
"Seminggu lagi semester kenaikan kelas dan gue nggk mau semester di ulangan susulan melulu dan juga gue udah janji sama tante Ratna buat ngajar Tegar"
Zico berdelik, paling tak suka jika Aka berurusan sama cowok lain. Walaupun dia tau Tegar sepupu Aka. Tapi tetap aja dia tak suka, Tegar juga kan musuhnya.
"Nggk gue nggk mau"
Aka menarik nafas lelah "Bantu gue lah ko, sekali aja. Gue nggk enak sama tante Ratna. Gue bisa aja sih ngajar Tegar walaupun ikut olim itu. Tapi gue nggk yakin sama otak kayak Tegar"
"Nggk, gue tetap nggk mau. Mendingan lo ikut olimpiade daripada ngajar Tegar. Lebih berpaedah"
Aka mengacak rambutnya frustasi "Kiko, bantu gue sekali aja. Lo juga bisa makin dekat nanti sama Eca"
Zico geram memberhentikan jalannya, menatap kesal Aka "Pertama, gue males ikut kayak gituan. Kedua, lo yakin sama kemampuan gue? dan kalau lo nggk ikut gue jamin kita nggk bakal menang. Ketiga, gue nggk mau lo ngajar Tegar. Keempat, gue nggk mau lo dekatin gue sama Eca" Tekan Zico memaparkan alasannya.
Aka menarik nafas lelah.
Dia benar-benar pusing sekarang. Dirinya yang sangat diandalkan sekolah membuat dia lelah. Dia sering protes ke kepala sekolah karna tugas yg diberikan kepadanya melebihi seorang guru.
Dia harus menjadi ketos, ikut olim tiap bulan, dan kadang-kadang ngajar gantiin guru. Sma Saka memang sangat mengandalkan Aka, Aka juga sering mengeluarkan pendapat masalah sekolah yang selalu di hargai bahkan selalu dituruti pihak sekolah.
"Ko please" Aka memohon "Gue nggk tau mau suruh siapa. Waktunya juga mepet banget. karna gue tau lo pinter hitungan jadi lo satu-satunya harapan gue ko. gue mohon ikut ya ko. Lo enggk kasihan apa sama gue" Aka merubah pandangan jalannya menjadi menghadap Zico, berjalan mundur dgn tangan memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cempaka [Completed]
Teen FictionAka bisa. Cempaka akan selalu bisa. Bagaimanapun bentuk takdir yang tuhan tetapkan. Aka selalu bisa hadapi dengan senyum dan kepercayaan. Dia tidak pernah menyatakan bahwa tuhan terlalu berat memberinya rintangan. Dia selalu berani, melawan dengan...