2 - Who's him?

6.6K 377 47
                                    

Waktu istirahat telah tiba, pemberitahuan berbunyi, seolah menjadi alarm kemerdekaan untuk seluruh murid yang ada di dalam kelas. Semua remaja yang sudah menahan lapar, menutup buku mereka dengan kasar dan bergegas untuk keluar kelas.

Sia Queena, salah satu murid yang berbeda dari murid lainnya. Sepertinya hanya cewek itu yang tidak bersemangat sama sekali untuk pergi berburu makanan atau sekadar camilan di kantin sekolahnya. Bukan karena keadaan kantin sekolah yang kumuh dan kotor, bukan juga kualitas makanan yang rendahan.

Alasannya hanya satu, Queen enggan pergi ke kantin sekolah karena terlalu banyak orang menjijikan di tempat itu. Namun sialnya hari ini, ia malah harus membawa langkah kakinya ke tempat itu dengan terpaksa, hanya untuk membeli sebotol air mineral untuk menyegarkan kerongkoannya.

Seperti biasa, langkah Queen di lorong kelas menuju kantin tidak lepas dari perhatian orang-orang di sekitarnya. Sapaan dari beberapa orang yang memang sangat mengagumi sosoknya, hanya di anggap angin lalu oleh Queen yang tetap angkuh berjalan menuju kantin tanpa menghiraukan mereka.

"Hm!"

Queen menoleh pada sumber suara yang tepat sekali ada di belakangnya ketika ia mengambil sebotol air mineral pada lemari pendingin.

Pandangan mereka langsung bertemu satu sama lain, dengan tatapan yang saling ingin membunuh.

Ini yang Queen maksud dengan orang-orang menjijikan itu. Cewek sok populer dan selalu ingin bersaing dengan Queen di segala bidang yang ia kuasai. Yunda Gardinea, dengan tiga orang menjijikan lainnya yang bersedia menjadi ekor cewek itu.

Queen mengangkat kepalanya semakin tinggi, tanpa mengeluarkan satu katapun dari mulutnya, ia melangkah melewati Yunda dan tiga lainnya, Queen bahkan tidak lupa untuk menyenggol keras bahu Yunda.

Emosi Yunda langsung pada puncaknya, tidak peduli dengan apapun, cewek itu langsung mencekal pergelangan tangan Queen.

"Maksud lo apa?!" Tanya Yunda dengan nada tinggi, menatap Queen dengan tajam.

Sebaliknya, Queen menatap Yunda dengan raut mengejek, "ga ada maksud apa-apa." Jawabnya santai.

Yunda semakin kesal di buatnya.

"Bitch!" Umpat Yunda, lalu menyiram wajah Queen dengan jus jeruk yang di bawa oleh salah satu dari temannya.

Jus jeruk yang dingin itu mengenai wajah Queen secara tiba-tiba tanpa cewek itu sempat menghindar dan sekarang seragam dan wajahnya basah oleh tumpahan jus jeruk.

"Lancang ya lo!" Pekik Queen, lalu menarik rambut Yunda dengan sangat keras hingga cewek itu meringis menahan sakit di kulit kepalanya.

Cukup lama kejadian saling menjambak dan saling cakar terjadi di area kantin, tanpa ada yang berani memisahkan kedua remaja itu. Hingga kemudian salah satu cowok populer yang terkenal dalam keahliannya bermain basket datang, memisahkan kedua cewek itu.

"Berhenti!" Ujar Dirga yang kini berdiri di tengah dua remaja yang saling melempar tatapan tajamnya. "Yunda! Lo apa-apaan sih?"

Berlagak seperti orang yang di tindas, cewek itu merengek dan berpura-pura menjadi korban. "Dirga, dia yang mulai duluan. Gue lagi jalan bareng temen-temen, ga sengaja nabrak dan jus jeruk yang gue bawa tumpah ngenain seragamnya. Gue udah minta maaf, tapi dia malah kasarin gue, langsung jambak rambut gue gitu aja."

Hah?

Queen hanya diam, membiarkan Yunda bersandiwara sesuka hatinya di depan Dirga, cowok yang disukai cewek itu sejak lama.

"Yaudah, ga usah di panjangin lagi masalahnya. Sana lo pergi." Usir Dirga.

Pengusiran Dirga untuk Yunda, membuat Yunda menghentakan kakinya kesal. Bagaimana tidak? Sudah membuat alasan agar dirinya yang terlihat di tindas, namun sama sekali Dirga tidak memberi perhatian untuknya atau membelanya.

Princess SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang