Boleh play mulmednya biar feelnya lebih terasa pas baca^^Song : My Only One - Sebastian Yatra ft. Isabela Merced 🎵
***
Tiga tahun.
Selama tiga tahun jarak menjadi penghalang hubungan Arga dan Queen. Bahkan ketika jarak menjadi penghalang, saling bertukar kabar secara rutin pun tidak sempat dijadikan prioritas ketika mereka berjauhan.
Tidak tanggung-tanggung jauhnya, Arga dan Queen menjalin hubungan jarak jauh beda negara. Arga berada di Inggris untuk melanjutkan studinya pada jurusan bisnis. Sementara Queen tetap di Indonesia yang melanjutkan studinya pada jurusan desainer.
Meskipun jarak sering kali bertindak dengan kejamnya untuk mencoba menghancurkan hubungan keduanya dan kepercayaan yang berkali-kali sering dipertaruhkan, Arga tidak pernah ingin menyerah untuk bertahan pada hubungannya.
Sampai Arga bertekad untuk secepat mungkin mampu menyelesaikan kuliahnya, tentu tujuannya agar segera kembali ke tanah air lalu bertemu kekasihnya dan mulai menata kehidupan dewasanya agar menjadi lebih baik.
Perjuangan Arga tidak berakhir sia-sia, dan kecewa tidak menyambutnya untuk memberi duka, karena dalam waktu beberapa tahun Arga berhasil menyelesaikan masa kuliahnya dalam waktu yang lebih cepat dari yang seharusnya.
Dalam beberapa bulan setelah kembalinya dari Inggris, Arga lebih memperdalam ilmu yang telah ia pelajari bertahun-tahun di negera asing pada perusahaan sang Papa yang nanti akan menjadi tanggung jawab Arga sepenuhnya. Hingga pada satu titik yang memihak padanya, Arga berhasil membuat sang Papa memberi kepercayaan penuh padanya, bahwa ia dapat diandalkan untuk menggantikan sang Papa sebagai pemimpin perusahaan.
Arga tentu tidak ingin menyia-nyiakan hal baik itu. Dengan wajah yang dipenuhi raut kebahagiaan seraya dihiasi senyum gembira, Arga datang ke rumah Queen membawa kabar baik untuk membicarakan kerjasama dengan perusahaan Papa Queen yang belum terlalu pulih dari keterpurukan.
"Jadi, apa Om setuju jika menjalin kerjasama dengan perusahaan milik Papa saya?"
"Jika di tanya setuju atau tidak, om sangat setuju. Apalagi, kamu menawarkan saham dalam jumlah yang cukup besar untuk perusahaan om. Tapi...." ucapan itu menggantung.
"Tapi kenapa om?"
"Apa nak Arga tidak memikirkan resiko buruknya jika bergabung dengan perusahaan yang sedang hancur seperti milik om saat ini? Bukankah hal itu akan mempengaruhi reputasi perusahaan milik nak Arga yang sekarang sedang berada di puncak kejayaan?"
Arga terkekeh, "saya sudah memikirkannya dengan sangat baik, om. Dan ini memang keinginan saya. Saya akan menjamin, tidak akan ada yang menjadi buruk atau jatuhnya reputasi perusahaan."
"Saya memang pemula untuk hal seperti ini, tapi dengan bantuan om dan Papa, saya yakin semua akan menjadi lebih baik kedepannya." Ucap Arga setenang mungkin. "Tugas om hanya menandatangani kontrak yang telah saya siapkan, lalu selanjutnya membantu dan membimbing saya." Tangannya terulur untuk menyerahkan dokumen yang berisi kontrak kerjasama.
Kedua manusia yang duduk berhadapan itu saling menatap ke arah dokumen yang ada di atas meja. Arga masih setia menunggu dengan sabar keputusan yang akan diambil oleh Papa Queen, sementara Papa Queen masih bimbang untuk mengambil keputusan.
"Om, ga percaya sama saya?" Tanya Arga dengan hati-hati setelah sekian menit Arga menunggu, namun Papa Queen masih belum memberi keputusan.
Seulas senyum terbit di wajah laki-laki itu, sampai menunjukan kerutan yang begitu kentara di sudut matanya. "Om bahkan sangat percaya sama kamu. Queen lebih berharga dari sebuah perusahaan, dan om bisa memberikan kamu kepercayaan sepenuhnya untuk menjaga anak gadis om selama ini, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Syndrome
Teen FictionMungkin karena terlalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya sejak kecil, ia tumbuh menjadi cewek angkuh yang segala kemauannya harus di turuti. Dia, Sia Queena. Cewek pengidap 'princess syndrome' yang berwajah super cantik, kulit putih bersih bak po...