69 - This amazing day

2.4K 146 5
                                    

Beberapa hari ini, kondisi tubuh Queen sudah lebih membaik dari hari-hari sebelumnya. Terhitung sejak tiga hari yang lalu cewek itu sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, namun kata dokter yang merawat Queen, ia harus tetap memperbanyak waktu istirahat agar kondisinya benar-benar pulih seperti semula lagi.

Hari ini akan menjadi hari luar biasa.

Kalimat itu yang terus-menerus menempel di kepalanya sejak baru membuka mata di pagi hari. Queen bahkan tidak memedulikan waktu istirahatnya menjadi berkurang karena terbangun di waktu yang terbilang masih lumayan pagi untuk orang yang tidak memiliki acara khusus apapun seperti berangkat sekolah, karena Queen terlalu antusias untuk mempersiapkan banyak hal untuk acara prom sekolahnya malam nanti.

Dengan wajah yang tampak jauh lebih segar di bandingkan sebelumnya, Queen menuruni setiap anak tangga seraya memerhatikan benda pipih di tangannya. Senyum di wajahnya sesekali mengembang, kemudian memudar di detik berikutnya. Begitu saja terus-menerus sampai ia akan menginjak anak tangga terakhir namun kakinya tak sengaja salah berpijak, sehingga membuat tubuhnya terhuyung hampir terbentur permukaan keramik di bawah sana.

Sebuah tangan besar menarik tubuh Queen sedikit keras, membuat tubuhnya yang hampir terjatuh ke bekalang kini bergerak ke arah depan hingga refleks mencengkram kedua bahu seseorang yang ada di hadapannya.

"Untung gue ga telat dateng. Coba aja kalo gue telat dikit, lo udah masuk rumah sakit lagi."

"Lagian kenapa hobi banget jalan sambil liatin handphone gitu?"

"Kenapa juga bangunnya pagi banget gini, lo lupa ya kata dokter lo mesti banyak istirahat sampai kondisi lo bener-bener pulih?"

Bukannya kesal, Queen malah terkekeh geli karena Arga yang menjadi luar biasa cerewet mengenai apapun yang berhubungan dengan kesehatannya sejak ia keluar dari rumah sakit.

"Gue udah sehat." Queen menepuk bahu Arga yang sebelumnya ia cengkram dengan kuat, kemudian melangkah mendahului cowok itu menuju kitchen set yang ada di rumah Arga.

"Istirahatnya udah cukup. Sejak keluar dari rumah sakit, kerjaan gue cuma tiduran doang di kamar."

Benar, sejak keluar dari rumah sakit Arga selalu meminta Queen agar tetap istirahat di kamar yang membuat Queen benar-benar merasa jenuh luar biasa belakangan ini.

"Mau ngapain?" Arga mencekal pergelangan tangan Queen yang akan menyalakan kompor.

"Mau bikin sarapan."

"Ga usah. Tadi di jalan gue sempat beli sarapan buat lo." Arga menarik pelan tangan Queen, kemudian meminta cewek itu untuk duduk di salah satu kursi pada meja makan.

Mengenai Arga, cowok itu memang telah kembali tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah utama milik sang Papa. Namun sejak Queen keluar dari rumah sakit, biasanya Arga akan menghabiskan waktunya seharian penuh untuk menamani Queen hingga menjelang tengah malam, barulah Arga beranjak pergi dari rumah minimalis yang kini di tinggali oleh Queen seorang.

Queen lagi-lagi terkekeh geli memerhatikan ekspresi datar pada wajah Arga yang sedang menahan kesalnya karena kecerobohan Queen yang hampir saja akan membuat cewek itu celaka lagi. Kaki cowok itu bergerak kesana-kemari, mengambil peralatan seperlunya untuk menyiapkan sarapan yang telah ia bawa untuk disantap oleh Queen.

"Nih, dihabisin jangan sampe nyisa." Semangkuk bubur dengan isian daging ayam di sodorkan padanya, "obat lo ada di kamar kan?" tanya Arga melanjutkan.

Queen mengangguk, setelah memasukan sesendok bubur ayam itu ke dalam mulut.

"Yaudah gue ambil dulu." Ucap Arga kemudian melenggang pergi meninggalkan Queen sendirian di meja makan.

Pada detik-detik awal, Queen masih bisa menyantap bubur ayam yang Arga beli untuknya dengan khusyuk—benar-benar menikmati rasa bubur itu. Namun beberapa waktu kemudian, ketika ia teringat dengan kegiatan yang sempat dilakukan sebelumnya, Queen kembali mengambil benda pipih yang terletak di dekatnya.

Princess SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang