Arga berusaha menggapai tubuh Queen yang basah kuyup dan mengigil kedinginan. Demi Tuhan ia tidak pernah membayangkan akan menemukan Queen dengan keadaan seperti ini.
Seorang Queen yang angkuh sedang terjebak di dalam bilik toilet seperti siswi nerd yang biasa ter-bully.
Baju seragam putih tanpa jas yang menutupi tubuhnya membuat kaos dalam cewek itu tampak dengan jelas. Sehingga tanpa Arga sadari ia mengumpat kasar karena kesal melihat keadaan Queen sekarang.
Kekhawatirannya tidak berkurang pada Queen, meskipun radar kepekaannya sudah menyala dan indra penciumnya tahu pasti bahwa aliran air yang bercampur dengan warna merah tua yang ia tangkap dengan pandangannya bukanlah darah dari bagian tubuh Queen.
Tangannya bergerak cepat, tidak ingin membuang waktu terlalu lama Arga membuka jas yang menutupi seragam putihnya lalu di pasangkan pada tubuh Queen yang basah kuyup.
"Bego banget." Geram Arga, menatap wajah cewek di depannya dengan sorot mata yang tidak pernah berubah, selalu tajam.
Queen ingin protes. Queen ingin menyahuti makian itu. Namun ia tidak berdaya akibat bibirnya yang bergetar kedinginan.
Dalam waktu sesingkat itu, Queen kini sudah berada di gendongan Arga. Cowok itu melesat cepat untuk keluar dari tempat ia menemukan Queen dan segera menuju ke parkiran.
Di tengah jalannya yang tergopoh-gopoh, Arga memutar otaknya untuk berfikir kenapa Queen bisa dalam keadaan seperti saat ini. Arga ingin sekali bertanya, namun melihat Queen yang lemas karena kedinginan ia mengurungkan niatnya begitu saja.
"Tunggu sebentar disini. Gue ambil selimut dulu di UKS." Arga menatap Queen yang sudah duduk di kursi mobilnya.
***
Suara denting gelas beradu dengan meja kaca terdengar sedikit berisik, ketika Arga meletakan gelas kosong yang isinya sudah habis.
Dengan pandangan menyelidik, Arga menatap pergerakan Queen yang sedikit mengeliat tidak nyaman di atas ranjang berukuran besar.
Arga duduk di kursi belajar cewek itu yang ditariknya agar bisa berposisi di sebelah ranjang Queen.
"Ngerasa ga nyaman?" Arga mendekat, menarik ke atas selimut tebal yang di gunakan Queen.
"Naikin suhu ruangannya. Gue kedinginan."
Tidak menjawab, Arga langsung mengambil remote yang terletak di atas nakas untuk menaikan suhu ruangan di dalam kamar bernuansa merah muda itu.
"Lo istirahat aja. Gue disini kalo lo butuh sesuatu." Arga kembali duduk di kursi sebelumnya yang ia duduki.
Queen diam, matanya terpejam dengan deru nafas yang teratur. Mungkin Arga fikir bahwa dirinya sudah benar-benar terlelap. Namun yang sebenarnya terjadi, cewek itu sedang memikirkan kesialan yang terjadi padanya di toilet sekolah.
Seingat Queen, pada saat dirinya masuk ke toilet, keadaan toilet begitu sepi dan semua biliknya kosong. Tidak tahu siapa orang berengsek yang melakukannya, tiba-tiba saja guyuran air dari luar bilik langsung membasahi seluruh tubuhnya.
Berkali-kali hal itu di lakukan, sehingga Queen benar-benar basah kuyup. Ingin segera menghindar, namun tidak bisa menghindar. Belum lagi, tumpahan cat pewarna yang sengaja di lempar dari sela-sela pintu bagian bawah, membuat Queen yang awalnya tidak peka terhadap bau, hampir mati ketakutan karena berfikir bahwa pewarna yang mengalir itu darah sungguhan.
Berulang kali Queen berusaha membuka pintu toilet, namun pintu tidak bisa terbuka, seakan memaksa Queen agar tetap berada di dalam sana. Ia menahan rasa dingin yang menelusup masuk ke tubuhnya cukup lama, hingga akhirnya Arga datang membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Syndrome
Teen FictionMungkin karena terlalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya sejak kecil, ia tumbuh menjadi cewek angkuh yang segala kemauannya harus di turuti. Dia, Sia Queena. Cewek pengidap 'princess syndrome' yang berwajah super cantik, kulit putih bersih bak po...