Jalan raya yang sekarang sedang dilintasi oleh mobil berwarna hitam itu ramai dengan suara klakson yang saling bergantian. Arga menyalip setiap kendaraan yang di rasa menghalangi jalannya, yang memperlambat laju mobilnya saat dalam keadaan genting seperti ini.
Ia tidak peduli jika orang-orang berkendara itu mengumpati bahkan menyumpah Arga agar tidak selamat, demi apapun ia tidak peduli pada orang-orang yang sedang menganggapnya seperti orang kesetanan saat ini.
Cowok itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, menyalip tanpa aba-aba seperti sedang berkendara dengan sangat ugal-ugalan.
Sambungan teleponnya baru saja di akhiri secara sepihak oleh Putri—cewek gila yang membuatnya juga nyaris kehilangan kewarasan. Arga tidak terima panggilan itu di akhiri begitu saja sebelum ia sempat mendapat lokasi keberadaan Queen.
Sialnya lagi, karena mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sangat tinggi ia hampir saja menabrak mobil sedan yang tiba-tiba memasang lampu sen sebelah kanan. Beruntung ia bisa menghindari kecelakaan itu.
Mobilnya kembali melaju dengan kecepatan yang sama menuju ke arah yang tidak pasti harus kemana. Sampai pada menit berikutnya, ia mendapatkan satu pesan tentang lokasi keberadaan Queen.
Dan begitu ia selesai membaca letak lokasi tersebut, Arga langsung menghubungi Dimas.
"Hal—"
"Gue udah dapet alamatnya. Lo tau apa yang harus lo lakuin." Ucap Arga dingin, kemudian tidak menunggu Dimas menjawab, sambungan telepon itu langsung di putus secara sepihak oleh Arga sendiri.
Sesekali Arga menunduk, mengirim alamat yang ia dapati melalui pesan singkat dari Putri, selesai mengirim alamat itu pada Dimas, Arga kembali mempercepat laju mobilnya bahkan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Hampir tiga puluh menit mobil Arga melewati jalan raya yang ramai sampai kini hanya jalanan sepi yang kiri-kanannya di tumbuhi tumbuhan ilalang yang menjulang tinggi.
Sama seperti Queen, Arga merasa pernah melihat jalanan yang sama persis seperti yang ia lihat saat ini. Dengan ingatan cukup baik, Arga bisa langsung menyimpulkan bahwa jalanan yang sedang ia lewati adalah bagian dari salah satu foto yang pernah Queen tunjukan padanya.
"Damn you!" Umpatnya.
Arga tidak boleh terlambat. Kecepatan laju mobilnya semakin meninggi ingin sesegera mungkin sampai di tempat cewek itu menahan kekasihnya.
Di dalam hati, Arga tidak henti merapal doa agar apapun niat buruk yang sedang Putri rencanakan tidak akan berhasil. Mohonnya berkali-kali pada Tuhan, agar kali ini ia bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang berharga untuknya.
Arga mengetatkan rahangnya ketika kini mendapati pemandangan di depannya. Kecepatan mobilnya perlahan merendah, sedang sorot matanya menatap tajam pada bangunan usang yang ada di sana, sejurus kemudian ia turun dari mobil sambil setengah berlari mendekati gubuk itu.
"QUEEN!" Panggilnya dengan suara yang keras.
Arga ingin membawa langkahnya untuk masuk ke dalam bangunan itu, namun langkahnya di cegah oleh manusia yang sangat ingin ia hancurkan dengan tangannya sendiri.
Cewek itu menyunggingkan senyum lebar yang terlihat begitu menjijikan saat ini. Tubuhnya sengaja menghalangi Arga agar tak bisa melanjutkan langkahnya untuk memasuki bangunan itu.
"Minggir." Ucap Arga begitu dingin. Kedua tangannya terkepal begitu erat, mencoba sebisa mungkin menahan diri agar tidak menghajar seorang cewek.
"Ada syaratnya." Cewek itu seolah memancing emosi Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Syndrome
Teen FictionMungkin karena terlalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya sejak kecil, ia tumbuh menjadi cewek angkuh yang segala kemauannya harus di turuti. Dia, Sia Queena. Cewek pengidap 'princess syndrome' yang berwajah super cantik, kulit putih bersih bak po...