"Dasar mesum!" Pekik Queen, lalu mendorong bahu Arga agar cowok itu menjauh dari wajahnya. Sementara Arga hanya menatap cewek yang sudah salah tingkah itu dengan seringaian yang meremehkan.
"Yang mesum gue apa lo?"
"Jelas lo!"
"Emang gue ada ngapain sih?"
"Ya engga ada. Tapi gue tau persis maksud kata-kata lo barusan!"
"Emang apa?" Arga kembali mencondongkan tubuhnya ke depan, agar lebih dekat dengan wajah Queen.
Queen dengan cepat mengambil tissue, lalu membersihkan bagian bibirnya yang terkena noda eskrim vanilla, "Udah gue bersihin sendiri! Ga perlu lo repot bersihin pake cara lain!" Ia berbicara dari balik tissue yang menutupi bibirnya.
Arga menahan tawa geli yang mengelitik perutnya, melihat sikap salah tingkah seorang Queen membuatnya merasa sangat terhibur.
Arga tidak ingat, sejak kapan ia bisa terhibur karena sosok cewek angkuh yang padahal sebelumnya sangat tidak Arga sukai. Namun sekarang, ketika sedikit demi sedikit Arga bisa melihat sisi lain selain sisi angkuh yang ada pada cewek itu, membuat rasa tidak sukanya terabaikan begitu saja. Arga suka melihat respon Queen ketika menunjukan ekspresi kesalnya ketika Arga menjahilinya.
Seperti sekarang ini contohnya.
"Emang cara lain yang gue maksud, di kepala lo itu kaya gimana?" Arga bangkit dari posisi duduknya, ia sedikit membungkuk untuk lebih dekat dengan posisi Queen yang sedang mendongak menatapnya dengan mata melotot.
"Lo mau cium gue kan?!" Sungut Queen, menunjuk Arga dengan jari telunjuknya.
Tawa Arga pecah, tepat ketika Queen menyelesaikan ucapannya. Sempat Queen menatap heran cowok itu, lalu melirik ke arah kanan dan kiri ketika ia mendapati beberapa pasang mata dari pengunjung lain sedang memperhatikan mereka berdua, membuat Queen sedikit menundukan kepalanya karena tidak ingin menanggung malu.
Puas dengan tawa kerasnya yang mengambil perhatian, Arga kembali pada posisi duduk sebelumnya. Ia menghela nafas, sedang bibirnya tersungging miring menatap Queen yang mungkin sedang menahan kekesalannya.
"Pede banget lo jadi orang." Ucapnya, menatap geli.
"Lah memang gitu kan?!"
"Engga gitu."
"Terus?!"
"Ya maksud gue, selain di bersihin pake tissue kan bisa di bersihin pake air. Di toilet."
Queen mendengus, memutar bola matanya kesal. "Ngeles lo ga berkelas banget."
"Siapa yang ngeles? Memang maksud gue gitu kok, lo aja yang cepetan mikir aneh-aneh."
"Apa banget dah lo. Anter gue pulang!" Queen bangkit melangkah untuk keluar dari cafe itu, langkahnya begitu cepat seolah menghindar dari Arga agar wajahnya yang memerah tidak ketahuan.
"Eskrimnya ditinggal?" Suara Arga sedikit meninggi, karena jarak Queen yang tidak terlalu dekat lagi dengan posisi meja.
"Bawain!"
***
Mobil hitam Arga memasuki komplek perumahan elit. Dan kendaraan beroda empat itu masih melaju, namun dengan kecepatan yang sedikit lambat karena rumah yang dituju sudah hampir terlihat.
Arga yang dengan fokusnya menyetir, tidak sengaja melirik ke sebelah kiri kursi yang ada di sampingnya, disana Queen terlihat sangat asik memakan eskrim yang tadinya ia belikan untuk cewek itu. Arga fikir, satu cup es krim yang di makan Queen saat ini adalah cup eskrim yang tadinya di makan cewek itu ketika memasuki mobil sejak keluar dari mall. Tapi setelah pandangan Arga beralih ke dashboard mobilnya, Arga menyadari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Syndrome
Teen FictionMungkin karena terlalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya sejak kecil, ia tumbuh menjadi cewek angkuh yang segala kemauannya harus di turuti. Dia, Sia Queena. Cewek pengidap 'princess syndrome' yang berwajah super cantik, kulit putih bersih bak po...