• 9 •

2.7K 446 107
                                    

Saat ini, Sehun telah memenuhi panggilan dari petugas Konseling di sekolah Yoona. Duduk berdampingan dengan puterinya, dan seorang siswa yang duduk berdampingan dengan walinya. Mereka duduk berhadapan. Sang wali yang merupakan wanita paruh baya, terus menatap Sehun dan Yoona bergantian, seakan menatap lawannya dalam sebuah kompetisi penting.

Tidak butuh waktu lama untuk menunggu, petugas konseling akhirnya masuk ke dalam ruangan, dan mengambil tempat duduk di antara mereka, - pasangan siswa dan wali.

"Maaf sebelumnya telang menganggu waktu Mrs. Son dan Mr. Oh. Saya ingin memberitahukan perihal masalah yang telah di timbulkan Yoona dan Naeun. Mungkin, saya menyimpulkan, Naeun lah yang bersalah dalam masalah ini. Karena perkataannya memicu Yoona untuk berbuat lebih. Saya berusaha di pihak netral, tidak menyalahkan Naeun maupun Yoona,"

Wali yang bernama Mrs. Son mengelak, "Saya mendidik anak saya dengan baik dan tutur kata yang sopan. Tidak mungkin dia melakukan atau melontarkan kata-kata yang buruk. Dari siapa anda dengar cerita itu?" lalu padangan Mrs. Son beralih menatap Yoona, "Apa dari dia? Jika ya, anda harus mendengarkan cerita dari sudut pandang puteri saya. Lalu anda bisa menyimpulkan,"

Petugas konseling harus banyak bersabar. Karena bagaimana pun, seorang wanita memiliki tingkat emosi dan rasa tidak ingin mengalah yang tinggi, "Yoona telah menceritakannya, dan Naeun sudah mengakui kebenaran cerita dari Yoona. Lalu, saya sudah mengambil kesimpulannya,"

"Baiklah, jika memang puteriku bersalah. Lalu, mengapa sampai memanggil para wali? Bukankah ini berlebihan? Untuk apa memanggil orang tua yang mungkin saja sibuk, karena saat ini termasuk jam kerja. Bukan begitu, Mr. Oh?"

Sehun tersenyum. Pembawaannya begitu santai, namun berwibawa, "Saya tidak mempermasalahkan waktu. Lalu, Mrs. Song, bagaimana dengan penyelesaian masalah ini?"

"Tidak rumit. Cukup Naeun dan Yoona saling meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya kembali. Mrs. Son dan Mr. Oh sebagai saksinya," wanita yang bermarga Song dengan dandanan tebal itu tersenyum dan sesekali mencuri pandang ke arah Sehun.

Mrs. Son tersenyum remeh, "Baiklah. Itu sangat mudah, dan sangan efisien. Jika itu penyelesaiannya, saya meminta pihak Mr. Oh untuk meminta maaf lebih dahulu,"

Yoona ingin menyela, namun Sehun menahannya, "Apa anda mendengar penjelasan Mrs. Song? Puteri anda yang pertama kali memancing emosi puteri saya. Jika tidak keberatan, kami menunggu pihak Mrs. Son untuk meminta maaf lebih dahulu,"

Mrs. Son terkekeh sarkas, "Tidak. Tentu saja saya tidak ingin dan tidak akan. Jika anda masih tidak ingin meminta maaf pada saya dan puteri saya, bawa saja kasus ini ke ranah hukum,"

"As you wish, Lady Son," Sehun berdiri merapihkan jas formalnya untuk bekerja. Ia menatap Yoona yang masih duduk dengan mengangkat wajahnya agar melihat Sehun, "Kau ingin ikut dengan daddy? Tidak ada gunanya kita bicara baik-baik seperti ini. Lebih baik kita angkat kasusnya ke ranah hukum seperti yang mereka pinta,"

Yoona menaikkan satu sudut bibirnya dan mengikuti Sehun untuk berdiri dari duduknya. Mrs. Song terlihat panik, "Tidakkah ini berlebihan? Memang tidak ada dari kalian yang ingin mengalah. Tetapi membawa kasus ini dalam ranah hukum, bukan hanya mencoreng nama baik keluarga kedua belah pihak. Tetapi juga mencoreng nama baik sekolah. Bagaimana jika salah satu pihak menurunkan egonya?" Mrs. Song mencoba bernegoisasi dengan kedua belah pihak.

Sehun memandang Mrs. Son yang masih membuang wajah dengan angkuhnya, sedangkan puterinya masih tertunduk, "Sepertinya tidak ada itikad baik dari pihak Mrs. Son. Saya akan menerima dengan tangan terbuka, jika memang dari pihak Mrs. Son ingin membawa kasus ini ke ranah hukum," Sehun menundukkan kepala sesaat, "Kami permisi," Yoona mengikuti gestur Sehun, membungkukkan tubuhnya sesaat, lalu mengekori Sehun.

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now