• 31 •

2.3K 420 117
                                    

Kali ini, bukan Sehun yang berusaha menghindar. Tetapi Yoona. Sudah sejak dini hari ia bangun dan segera bersiap untuk berangkat ke kampusnya. Ia sudah menghubungi Soojung agar menjemputnya. Yeah, walau Soojung mengatakan ia akan bersama Jongin, Soojung menerima untuk menjemput Yoona dengan Jongin sebagai supirnya.

Pukul enam, Yoona sudah beratus kali mengirimi pesan untuk Soojung untuk segera menjemputnya. Di jam seperti ini, biasanya Sehun baru membuka matanya dan bersiap membersihkan diri. Yoona sudah hafal, jika Sehun keluar kamar tepat pukul setengah tujuh pagi. Dan Yoona harus pergi sebelum Sehun keluar dari kamarnya.

Setelah Soojung menghubunginya jika dia sudah berada di luar, Yoona mengambil tas dan segera berjalan keluar. Bukan hal yang mudah untuk keluar dari kediaman seorang Oh Se-Hoon. Terutama, ia harus berhadapan dengan San dan Ver yang tentu akan menyakan beberapa pertanyaan untuknya.

"Selamat pagi, Nona. Apa anda ingin makan sekarang atau menunggu Tuan Sehun?" tanya Ver ramah menyambut Yoona.

Yoona menggelengkan kepalanya, "Tidak, Ver.  Aku akan berangkat sekarang, karena ada acara di kampusku yang mewajibkanku untuk berangkat pagi ini," tanpa banyak bicara, Yoona meninggalkan Ver yang masih terbingung karena ia tidak mengetahui jika menjadi mahasiswa sesulit ini. Dan sepengetahuannya, jarang sekali ia mendapati acara kampus sepagi ini, kecuali acara kuliah perdana yang memang mengharuskan untuk berangkat lebih pagi.

Lima belas menit setelah kepergian Yoona, Sehun keluar dari kamarnya. Mendapati meja makan yang sepi tanpa kehadiran Yoona. Keningnya menekuk, "Dimana Yoona? Apa dia masih tidur?"

San yang memilih maju untuk menjelaskan, "Nona Yoona sudah berangkat pagi sekali, Tuan,"

Mata Sehun memicing memandang San, "Dia berangkat sendiri? Atau dengan supir?"

"Nona Soojung menjemputnya," Sehun menghela nafas lega ketika ia mengetahui siapa yang menjemput Yoona. Jelas, jika masa lalunya takut terulang kembali. Brian selalu membuatnya waspada jika Yoona tidak berada dalam penglihatannya. Ia pun di beri kabar oleh salah satu mata-mata yang dipekerjakan untuk menyamar di universitas tempat Yoona menimba ilmu. Syukurlah, jika Yoona sudah sampai di kampusnya.

Sehun memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berjalan keluar. Mengetahui hal itu, San menginterupsi pergerakan Sehun, "Apa Tuan tidak sarapan?"

Sehun tersenyum, "Lebih baik kau beserta pekerja yang lain memakan sarapannya," tiba-tiba saja ia tidak berselera untuk makan. Ia tahu bahwa Yoona menghindarinya karena kejadian semalam. Sungguh, ia menyesali perbuatannya yang sudah membuat keadaannya menjadi canggung dengan Yoona.



Tepat pukul dua belas siang, kelas Yoona berakhir. Ia tidak mengatakan pada Sehun jika kelasnya sudah selesai. Ia memilih untuk menunggu Soojung dan menumpang kembali. Sebelum mereka menuju gedung masing-masing, Yoona sudah terlebih dahulu mengatakan pada Soojung, jika ia butuh tumpangan untuk pulang ke rumah. Sebagai sahabat yang baik, Soojung menyutujuinya asal Yoona sepakat untuk menunggu hingga kelas Soojung berakhir.

Yoona melangkah keluar gedung kampusnya. Tetapi langkahnya berhenti ketika ia mendapati seorang wanita paruh baya yang berada di depan gedung kampusnya. Tubuh Yoona menegang kaku. Bukan berarti traumanya kembali. Ia hanya takut. Tetapi jika tidak di hadapi, ia akan selamanya menjadi seorang pengecut. Lagipula, kenapa wanita itu kembali hadir dalam hidupnya saat ia sudah merasakan kebahagiaan?



Yoona berada di cafe yang ada dekat dari universitasnya. Ia lebih memilih untuk berbicara di luar kampus di bandingkan harus berbicara di kantin kampusnya. Ia tidak ingin menjadi bahan pembicaraan hangat oleh teman-teman di kampusnya.

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now