• 39 •

3.6K 370 82
                                    

Menatap Yoona yang terbaring di ranjang yang sama dengannya, membuat gairah Sehun terpancing. Bagaimana pun, ia hanyalah seorang pria yang berumur matang, dan belum sekalipun melakukan percintaan panas dengan seorang wanita. Terakhir kali, sehari sebelum menemukan tubuh dingin Yoona di depan toko, ia mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya.

Bukan tanpa alasan, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Bercinta dengan seorang pria yang ia kenal adalah sahabat baiknya, Jong Ju Hyun. Kekasihnya yang bernama —Saron Kim, memberikan penjelasan. Ia muak dengan Sehun yang notabenenya seorang workaholic, yang tidak mempunyai banyak waktu untuk sekedar berkencan. Saron juga mengatakan, bahwa ia terlalu kecewa pada Sehun, karena pernah menolak ajakannya untuk bercinta. Saat itulah, Sehun resmi melepas Saron untuk mendapatkan jalan dan kebahagiaan masing-masing. Bodohnya, Saron tak terima. Karena ia merasa, jika ia sudah menang dari Irene Bae. Melepas Sehun sama saja dengan memberikan kesempatan emas untuk Irene.

Sehun menghampiri Yoona yang terbaring. Bibirnya sedikit terbuka untuk mendapat sirkulasi udara. Tipikal seseorang yang sedang jatuh sakit. Terlebih, jika sakit itu adalah demam. Ya, Yoona demam yang disebabkan dari rasa sakit pada kakinya.

Sehun meletakkan telapak tangan pada kening Yoona. Panasnya sudah mereda, tetapi Yoona masih mengerang, efek dari demam yang menyerangnya. Terkutuklah pada gairah Sehun yang menginginkan Yoona ketika gadis itu jatuh sakit.

Sehun mendekatkan wajahnya pada leher Yoona. Menghirup dalam-dalam aroma lavender yang menguar dari tubuh gadisnya. Kening Sehun menciptakan sebuah kerutan. Ia menjauh dari leher Yoona, karena dirasa, ia seperti pria tua yang melakukan pelecehan pada seorang gadis muda yang tak berdaya.

Sehun bergegas beranjak. Niatnya untuk mendinginkan kepalanya dan juga sang junior di bawah guyuran shower. Tetapi niatnya tertahan ketika ia merasa sebuah tangan telah menahannya.

"Dad?" Yoona telah terbangun dengan mata yang sayu. Terlihat sangat cantik. Pernahkah mendengar, jika tingkat kecantikan seorang wanita itu terlihat ketika bangun tidur? Ya. Sehun paham akan arti itu sekarang. Ia melihat Yoona yang terbangun, tanpa make up, rambutnya yang berantakan berbaur dengan bantal, mata sayu dan pipi yang merona tanpa sentuhan blush on.

Sehun tersenyum dan bergumam, "Hn?" tangannya terulur menyentuh puncak kepala Yoona. Perlahan, jari jemarinya menyusup ke sela-sela rambut Yoona dan mulai menyisirnya menggunakan jari jemarinya. Entah Yoona sadar atau sebaliknya, ia melemparkan sebuah senyuman pada Sehun. Mata sayunya menyipit membentuk seperti bulan sabit. Untuk pertama kali, Sehun terpana dengan senyuman seorang wanita. Terlebih wanita itu adalah seorang gadis kecil yang umurnya terpaut jauh darinya. Gadis kecil yang dengan beraninya telah mencuri hari seorang Oh Se-Hoon.

Sehun mendekatkan wajahnya pada wajah Yoona. Tanpa Yoona duga, benda kenyal menempel pada bibirnya. Untuk sesaat, Yoona terkejut dan membelalakkan matanya. Sehun mengulum bibir Yoona, mencecap rasa manis yang di salurkan dari bibir Yoona. Gadis itu melenguh, menikmati setiap sesapan yang di berikan Sehun pada bibirnya. Yoona melingkarkan tangannya pada leher Sehun, seakan ia tidak ingin kehilangan rasa nikmat yang di berikan Sehun pada bibirnya.

Sehun merubah posisinya. Ia berada di atas Yoona saat ini. Menahan tubuh kekar dengan sikunya, agar berat tubuhnya tidak membebani tubuh kecil Yoona.

Sehun melepas ciumannya, menatap wajah Yoona yang merona dengan mata yang bertambah sayu karena menginginkan sesuatu, "D-Dad.."

Sehun menarik satu sudut bibirnya. Ia merasa menjadi pria jahat karena telah menghentikan kecupan dan kuluman di bibir Yoona ketika gadis itu ingin tetap merasakan bibir Sehun bermain dengan bibirnya.

Sehun mengubur wajahnya di leher Yoona, "Apa yang kau inginkan, Yoona?" bisik Sehun dengan suara serak dan berat khas seorang pria yang bergairah.

Yoona tidak menjawab, ia hanya mempererat pelukannya di leher Sehun. Ia malu mengakui, jika ada rasa yang berbeda pada tubuhnya. Terasa panas namun menyenangkan. Terasa melelahkan, tetapi seperti candu yang ingin terus menerus menerus ia lakukan. Tubuhnya panas, menginginkan yang lebih dari sekedar ciuman. Yoona tidak mengetahui perasaan itu. Hanya saja, Yoona tahu jika tubuhnya menginginkan hal lebih dari ciuman panas yang diberikan Sehun.

Yoona menolehkan wajahnya dan bibirnya menyentuh pipi halus Sehun. Bibir Yoona terus mengecupi pipi Sehun, karena pria itu masih nyaman menyembunyikan wajahnya dan menghirup aroma tubuh Yoona. Gadis kecil itu tidak tahu, jika wajah Sehun sudah menampilkan sebuah seringaian. Sehun bangga karena sudah membuat Yoona sama bergairah seperti dirinya.

Satu tangan Sehun yang semula bekerja sebagai penopang tubuh, mulai menjalar. Menyelinap dari gaun tidur milik Yoona. Tangan besar itu meraba perut rata Yoona tanpa terhalang kain. Membuat gerakan abstrak yang membuat Yoona sedikit menggelinjang geli. Satu tangan Yoona terlepas dari leher Sehun untuk menahan gerakan tangan Sehun yang berada di perutnya.

"D-Dadhh.." nafas Yoona mulai tidak beraturan.

Sehun ingin sekali melucuti pakaian Yoona, dan melakukan aktivitas panas di atas ranjang dengan Yoona. Tetapi akal sehat menampar dirinya. Yoona masih seorang pelajar yang sedang menempuh pendidikannya. Sehun memejamkan matanya, gerakan abstrak yang ia ciptakan di perut Yoona pun berhenti. Keningnya berkerut seakan fikirannya sedang berkecamuk.

Sehun menjauhkan wajahnya dari leher Yoona. Ia menatap wajah Yoona yang sudah memberikan tatapan memohon pada Sehun. Pria itu tersenyum lembut. Tangannya beralih mengusap puncak kepala Yoona. Ia mencium singkat bibir Yoona, "Kita akan melakukannya setelah kelulusanmu," dan beranjak pergi dari atas tubuh Yoona.

Yoona kecewa? Tentu saja!

Ia menginginkan hubungan yang sehat. Tetapi ia iri melihat kedekatan Soojung dengan Paman Jongin. Rasa ingin tahunya pada 'hubungan seks' menjadi bertambah setelah kejadian yang Sehun lakukan tadi.

Apakah itu sudah puncaknya?

Yoona tidak yakin. Menurut cerita Soojung, puncak dari bercinta itu ketika keduanya sudah mencapai pelepasan. Dan sungguh, pemahaman Yoona tidaklah bagus. Ia tidak mengerti apa yang Soojung ceritakan. Pelepasan? Klimaks? Orgasme?

Yoona menghembuskan nafasnya pelan. Ia merasa kehilangan ketika Sehun menyingkir dari atas tubuhnya dan menghilang di balik pintu toilet.




Sehun memutuskan untuk membawa pulang Yoona kembali ke kediamannya dan meninggalkan puncak acara outdoor yang di selenggarakan. Sehun sudah membicarakan pada panitia acara, dan mereka menyetujuinya.

Tentu saja!

Siapa yang tidak mengenal seorang Oh Se-Hoon? Bertemu saja sudah seperti keajaiban. Apalagi bejabat tangan. Seperti seorang penggemar yang bertemu idolanya dan mendapatkan fan-service sebuah pelukan.

Kedatangan Sehun di muka umum, membuat para gadis berteriak histeris, sedangkan para pria muda memberikan tatapan kagum pada sosok Sehun. Hanya orang bodoh yang tidak mengagumi Sehun. Seorang pria yang mendapatkan kesuksesannya di umur belasan tahun. Sehun menjadi sosok yang di kagumi pemuda pemudi, karena kesuksesan Sehun tidak di raih melalui pundi-pundi kekayaan orangtuanya. Sehun membangun usahanya sendiri, dengan jeri payah. Keringat yang terbuang membuahkan hasil. Perusahaannya mendapat julukan 'Perusahaan Monster'.

"Senang bertemu dengan Anda, Mr. Oh," ketua panitia itu sumringah karena berjabat tangan dengan Sehun.

Sehun memberikan senyuman wibawanya, "Terima kasih karena sudah menjaga Yoona, itu—"

"Ahn JaeHyun,"

"Ah, ya! Terima kasih karena telah menjaga Yoona, Ahn JaeHyun," mendapat ucapan terima kasih dari seorang Oh Sehun benar-benar seperti sebuah mimpi. Berlebihan, tetapi Sehun memang di gemari banyak pemuda pemudi.

Saat Sehun tengah berbincang ringan dengan ketua panitia, Yoona menghampiri Soojung, SungKyung dan Jisoo untuk berpamitan, "Maaf karena pergi di tengah acara," Soojung tersenyum dan memeluk Yoona, "Maaf karena sudah mengajak, tetapi aku juga yang meninggalkanmu, Soojung,"

Soojung tersenyum di pelukan Yoona, "Tidak apa. Kesehatanmu jauh lebih penting. Segera periksakan kakimu di rumah sakit," ia mengurai pelukannya, "Aku masih ingin bergabung di acara ini. Menyenangkan. Terima kasih telah mengajakku, Yoona. Sepulangnya dari acara ini, aku akan segera menjengukmu," Yoona tersenyum dan mengangguk.

Setelah semua selesai, Sehun membantu Yoona untuk menaiki mobil sedan Lexus-nya dan segera pergi meninggalkan lokasi acara. Sehun harus memastikan, jika kaki Yoona baik-baik saja. Setibanya ia di Seoul, Sehun akan membawa Yoona ke rumah sakit untuk memeriksakan kakinya. Ia khawatir jika kaki Yoona mengalami cidera yang tidak biasa. Ia khawatir terjadi pergeseran tulang pada kaki Yoona.

Sehun mengetikkan sebuah pesan singkat di ponsel pintarnya,

"Misimu sudah selesai, Vernon,"

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now