• 33 •

2.7K 478 211
                                    

Sehun mengurusi segala hal untuk kepindahan Yoona. Tidak lupa, mengurus pergantian marga Oh menjadi Lim kembali. Setelah Sehun memutuskan dengan sedikit berat hati, ia menerima permintaan Sohee. Wanita paruh baya itu berulang kali berterima kasih pada Sehun. Yang menjadi masalah utama, Yoona tidak menyukai nama marganya menjadi Lim kembali. Tetapi ketika mengingat Sehun mengatakan Yoona dapat kembali menyandang marga Oh ketika Sehun sudah mempersuntingnya, membuat wajah Yoona dengan mudah berubah menjadi merah seperti kepiting rebus.

Yoona menangkup wajahnya ketika mengingatnya kembali, "Ada hal baik yang terjadi?" ibunya bertanya saat sedang menghidangkan makanan di meja makan. Yoona baru saja tiba di apartemen kecil miliknya. Sehun sudah menawarkan untuk membelikannya apartemen yang lebih mewah, tetapi Sohee menolaknya dengan halus. Ia hanya ingin menghabiskan waktu dengan sang puteri dari pada harus bermewah-mewahan.

"Ibu.."

Sohee duduk di hadapan Yoona bersiap untuk memulai makan siang mereka yang pertama, "Hm?"

"Apa ibu pernah merasakan jatuh cinta?" Yoona bertanya dengan wajah polosnya, dan itu membuat Sohee terkekeh geli.

"Tentu saja. Ibu hanya wanita biasa yang pernah merasakan jatuh cinta," Sohee mengaduk ramyeon milik Yoona, karena gadis itu tidak sadar jika sudah terdapat semangkuk ramyeon di hadapannya.

Yoona menjadi bersemangat tanpa menghiraukan makan siangnya, "Dengan siapa?"

Sohee tersenyum sendu, "Ayah kandungmu," jawab Sohee seadanya. Ia memang mencintai ayah kandung dari Yoona. Tetapi pria itu menepis cintanya dan beralih pada wanita lain. Hal itu membangkitkan kemarah dan kebencian yang di lampiaskan pada Yoona kecil.

Sedangkan Yoona, ia membulatkan matanya. Sepengetahuannya, ayah dan ibunya tidak pernah akur. Yoona berfikir, jika mereka tidak memiliki perasaan satu sama lain. Yoona memilih untuk menutup mulutnya rapat-rapat.

Sohee mengerti hal itu. Puterinya sedang tidak enak hati karena bertanya hal sensitif padanya. Sohee memangku rahanya di salah satu tangannya, "Kau sedang jatuh cinta, bukan?" Yoona yang sedang menyeruput ramyeon-nya tersedang. Beruntung, ramyeon itu tidaklah pedas. Sohee menyerahkan segelas air pada Yoona dan tertawa melihat puterinya tengah salah tingkah, "Siapa pria yang beruntung itu?"

Yoona menggigit bibir bawahnya, ragu untuk mengatakannya, "Oh Se-Hoon?" Sohee mencoba menyentuh nama pria yang memang ia tebak-tebak sebagai pria yang di sukai puterinya.

"B-Bagaima- Tidak!" Yoona mencoba mengelak. Bicaranya semakin tidak beraturan dan berhasil membuat Sohee melepaskan tawanya.

Entah Yoona harus menangis haru atau melompat senang ketika ia melihat pemandangan di depannya. Sohee tertawa, dan ini kali pertama Yoona melihatnya. Tanpa sadar, Yoona menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah lengkungan pada bibirnya.

Yoona melipat tangannya di atas meja, "Ibu.. Apakah aneh jika gadis seumurku menyukai pria paruh baya seperti.. Ah, jika di ambil contohnya, mungkin seperti daddy,"

Sohee tersenyum. Berbicara dengan puterinya ternyata sangat mengasyikkan, "Memangnya kenapa jika kau jatuh cinta pada pria yang umurnya jauh berada di atasmu? Selama kau tidak memiliki hubungan darah, tidak ada yang salah. Lalu apa yang kau permasalahkan?"

Sudah kedua kalinya Yoona bertanya tentang hubungan aneh dengan Sehun, tetapi dari keduanya, menjawab dengan hal yang sama, 'Selama tidak memiliki hubungan darah'.

"Apa itu hal yang wajar?" Sohee mengerutkan keningnya karena bingung, "Maksudku, apakah wajar jika gadis muda sepertiku jatuh cinta dengan seorang pria dewasa, atau sangat dewasa?"

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now