Seharusnya Yoona tidak melihat kejadian seperti saat ini. Tetapi sialnya, itu terjadi tepat di depan matanya. Sepasang kekasih sedang bertengkar, dan sang wanita menampar keras pipi sang pria. Yoona terkejut dan sontak menutup mulutnya dengan tangannya. Ia sangat mengenali pria itu. Pria yang membantu hari pertamanya. Seniornya yang ia kenal sangatlah baik.
"Kau benar-benar seorang pria brengsek, Chanyeol!" setelah mengatakan itu dengan mata berkaca-kaca, wanita itu melenggang pergi.
Pria yang tidak lain adalah Park Chanyeol, mengusap pipinya yang memerah akibat tamparan keras dari wanita yang sudah pergi tersebut. Sedangkan Yoona, masih mematung pada posisinya sedaritadi. Menyadari kehadiran seseorang, Chanyeol menemukan Yoona yang masih terkejut.
Chanyeol memberikan senyuman manis dan membentuk lesung pipi, "Kau melihatnya?" Yoona yang masih tidak bisa berkata, hanya menganggukkan kepala, "Memalukan, bukan?"
Yoona segera tersadar dengan menggelengkan kepalanya. Ia mengambil tissue yang selalu tersedia di dalam tasnya. Mengeluarkan satu lembar, mendekati Chanyeol, mengusap sudut bibirnya yang sedikit robek dan sedikit mengeluarkan darah.
Chanyeol yang terkejut hanya mematung. Membiarkan wanita di depannya ini mengusap lukanya. Ia bahkan tidak sadar jika sudut bibirnya terluka. Wanita yang menamparnya tadi benar-benar menggunakan kekuatan penuh.
Chanyeol tersenyum geli ketika ia melihat kaki Yoona yang sedikit menjinjit untuk mencapai wajahnya. Ia melihat wajah Yoona yang serius menatap lukanya, membuat Chanyeol tidak bisa menghilangkan senyumannya, "Terima kasih," ketika Chanyeol mengucapkan dua patah kata itu, Yoona tersadar dan sedikit menjauh.
Keadaan menjadi canggung. Yoona mengambil tissue mininya dari dalam tas. Ia menyerahkan pada Chanyeol, "S-Sunbae bisa memilikinya," lalu Yoona membungkukkan tubuhnya singkat, "Permisi," lalu pergi meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri dan menggenggam tissue mini yang diberikan Yoona.
•
•
•Melihat kedatangan Soojung, Yoona memeluk wanita itu, "Kau lama sekali. Mengapa harus bertemu di belakang kampus? Aku melihat hal yang tidak seharusnya kulihat," Yoona menggerutu pada Soojung. Sedangkan Soojung hanya terkekeh.
"Apa yang kau lihat? Sepasang kekasih yang sedang bercinta di belakang kampus?" goda Soojung dan membuat Yoona memukul lengan Soojung dengan pelan. Bukan marah, Soojung mengeluarkan tawa lepasnya.
Soojung dan Yoona memilih kursi yang nyaman. Soojung memberikan minuman pada Yoona yang sempat ia beli ketika akan menemui Yoona, "Lalu? Kau ingin berbicara apa denganku? Kau tidak mungkin hanya ingin memberikan minuman ini padaku, bukan?" sergah Yoona dengan beberapa pertanyaan.
Soojung menunduk dan tersenyum sendu, "Aku dan Paman Jongin.." Yoona mendengarkan dengan serius. Ini menyangkut hubungan asmara sahabatnya. Ia mencoba menjadi pendengar yang baik, "Memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami berdua,"
Yoona membeku. Setahunya, Paman Jongin sangat menyukai Soojung, dan begitu pula sebaliknya. Lalu mengapa..
Bibir Yoona terasa kelu. Ia ingin bertanya, tetapi juga takut untuk menanyakan hal yang sensitif dalam keadaan dan situasi seperti ini, "Kurasa memang tidak ada kecocokan antara orang dewasa dengan remaja sepertiku," mata Soojung mulai berkaca-kaca. Yoona yang merasakan kesedihan sahabatnya, menarik Soojung dan memeluknya. Ia mengusap punggung Soojung dengan lembut.
"Kau sudah membicarakannya?" Soojung yang akhirnya terisak di pelukan Yoona hanya mengangguk membenarkan pertanyaan Yoona, "Kau sudah yakin untuk berpisah?" Soojung hanya mengangguk lagi. Yoona benar-benar merasakan kesedihan Soojung. Selama ini, Yoona tahu bahwa Soojung adalah sahabatnya yang kuat. Tetapi Soojung yang sedang dalam pelukannya ini sedang menunjukkan bahwa ia tak sekuat seperti apa yang di fikirkan Yoona. Sahabatnya seorang wanita yang memiliki sisi rapuh.

YOU ARE READING
𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔
Random"Tidak masalah jika diriku tidak dibutuhkan di dunia," - Lim Yoon Ah Since, August 23th, 2018