Sebelumnya tak pernah terfikirkan oleh Jae Joong, jika mempunyai dua penerus akan sesulit ini. Sebenarnya, penerusnya hanya satu, Oh Sehun. Tetapi karena ia memutuskan menikah lagi dengan seorang janda yang sudah memiliki satu orang putera, Jae Joong tetap menganggap Brian adalah anaknya juga. Walau kenyataannya, Brian bukanlah darah dagingnya yang sah.
Bukan.
Bukan Jae Joong menyesal menikah dengan ibu dari Brian. Hanya saja, ia sulit memutuskan penerusnya. Putera kandungnya —Oh Sehun, sangat piawai menjalankan bisnisnya. Sedangkan putera keduanya, katakanlah, ia tidak sehebat Sehun. Mungkin, bakatnya tidak berada di dunia bisnis. Terlebih, isterinya yang tamak akan harta. Isterinya menghabiskan puluhan juta won hanya dalam satu hari untuk membeli barang yang terbilang tidaklah penting. Walau isterinya terus mengeluarkan uangnya, tidaklah membuat seorang Jae Joong menjadi miskin.
Jae Joong bersandar pada kursi panas yang berada di ruang kerjanya. Ia mengingat, bagaimana sekretarisnya memberitahu, bahwa Brian lah yang menahan Yoona. Bukan hanya Sehun yang mencaritahu keberadaan Yoona. Ia pun turut mencaritahu keberadaan Yoona, sejak Sehun resmi bertunangan dengan Irene.
Entah, apakah Sehun sudah mengetahuinya atau belum. Tetapi bisa di pastikan, jika Sehun mengetahuinya, akan menjadi perang saudara. Jae Joong sangat tahu, jika cinta membuat sang korban menjadi buta. Karena Jae Joong merasakannya, ketika ia bertemu dengan ibu dari Sehun. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Tetapi cara ia mencintainya salah. Jae Joong menjadi workaholic. Sehingga ia tidak memperhatikan sang isteri. Di tambah, ketika isterinya sakit keras, dan membuatnya harus di isolasi. Jae Joong semakin menggila untuk bekerja.
Jae Joong memijat pangkal hidungnya. Ia harus memikirkan jalan keluar. Karena kedua puteranya, tertarik pada satu wanita. Katakanlah Jae Joong gila. Tetapi, ia menyadari sorot mata Sehun yang di tujukan untuk Yoona. Hanya saja, putera sulungnya itu sulit membedakan antara wanita dan puteri. Sehun menganggap, bahwa kasih sayangnya ke Yoona, adalah kasih sayang ayah pada puterinya. Jae Joong berfikir sebaliknya. Sehun menyayangi Yoona bukanlah sebagai puteri, tetapi sebagai wanita. Jae Joong pun menyadari tatapan Brian saat menatap Yoona yang terbaring di ranjang.
Tatapan pria yang memiliki obsesi tinggi.
•
•
•"Kau sudah mengumpulkan datanya, Lay?" Sehun berbicara dengan Lay dari ponselnya.
"Beri saya waktu beberapa jam lagi, Tuan. Saya akan menyelesaikannya, dan anda bisa menuntut Tuan Brian,"
Sehun menghela nafas lelah, "Kau tahu, hari ini mereka akan berangkat ke Jepang dalam beberapa jam lagi," tatapan Sehun mendingin. Supirnya yang mengantarkan Sehun ke bandara untuk mencegah Brian, melihat dari pantulan cermin terlihat takut, "Sudah berkali-kali kukatakan padamu, mereka akan berangkat tiga hari lagi, ketika aku terakhir mengunjungi apartemen Brian. Apa kau sedang berlibur, dan mengabaikan tugasmu, Lay?"
"Tidak, Tuan. Hanya saja, saya mendapatkan bukti kekerasan seksual yang di lakukan oleh Tuan Brian selama di Canada. Dan untuk mendapatkan data itu, saya memerlukan tambahan waktu,"
Pada akhirnya, Sehun lah yang harus mengalah, "Aku akan tetap mencegah mereka di bandara, ada atau tanpa adanya data darimu," Sehun memutuskan panggilan sepihak.
Matanya beralih menerawang ke luar jendela. Dalam hatinya, ia terus berucap, "Semoga kau baik-baik saja, Yoona,"
•
•
•Brian terpaksa. Selama tiga hari sebelum keberangkatannya ke Jepang, ia mengurung Yoona. Gadis itu terus memintanya untuk melepaskannya. Brian tidak bisa. Ia bahkan tidak bisa membayangkan, bagaimana jika ia tidak menghirup udara yang sama dengan Yoona. Ah, dirinya bisa gila. Sebelumnya, ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini.
YOU ARE READING
𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔
Random"Tidak masalah jika diriku tidak dibutuhkan di dunia," - Lim Yoon Ah Since, August 23th, 2018