• 12 •

2.4K 445 119
                                    

Ellena harus kembali menangani Yoona atas permintaan Sehun. Kali ini, tidak di rumah sakit. Melainkan, di kediaman Sehun. Yoona terbaring di atas ranjang queen size-nya dengan bed cover bergambar lavender berwarna soft purple. Ellena memeriksa kondisi Yoona dengan membuka kelopak mata Yoona, dan di sorot sebuah cahaya yang berasal dari alat khusus medis.

Ellena menghembuskan nafasnya, "Dia baik-baik saja. Tidak ada luka yang serius. Hanya saja.." jari Ellena menyusuri leher Yoona yang memerah karena bekas cekikan dari pria tua yang menyerangnya, "Bekas cekikan ini. Bukan masalah, karena bekasnya akan menghilang dalam waktu dua sampai tiga hari. Kau hanya perlu menyembunyikan bekas cekikan ini. Kau akan berada dalam masalah, jika orang lain melihatnya,"

Sehun menghembuskan nafasnya pelan. Ia jelas tahu maksud dari sahabatnya, Ellena. Orang lain yang melihat bekas kemerahan di leher Yoona, akan mengira bahwa Yoona adalah korban penganiayaan. Bukan masalah besar, seharusnya. Tetapi karena keluarga Oh merupakan keluarga terpandang, ia harus menjauhkan segala sesuatunya dari scandal.

Ellena memasukkan peralatan medisnya ke dalam tas, "Yoona akan sadar dalam waktu satu sampai dua jam. Kau harus memberikan cokelat panas agar ia merasakan ketenangan," Sehun menampilkan eskpresi bertanya-tanya. Sedangkan Ellena menghedikkan bahunya singkat, "Kau harus tahu, minuman manis dapat membuat rileks seorang wanita. Dan yang cocok untuk membuat rileks wanita, itu adalah cokelat panas," Ellena mengedipkan satu matanya, "Informasi untukmu, rahasia seorang wanita,"

Ver membantu Ellena membawa barang dan mengantarkan kepergian Ellena. Sedangkan San menekan tuas pintu kamar Yoona, membukakan pintu untuk jalan keluar Ellena. Terakhir, Ellena tersenyum pada San, "Terima kasih, Bibi San,"

San membungkukkan tubuhnya sedikit, "Terima kasih kembali atas bantuannya, Mrs. Lewis,"

Saat Ellena keluar dari kediaman Sehun —dengan diantarkan Ver, Ellena berpapasan dengan Jae Joong. Pria yang sudah berusia lanjut ini, masih terlihat masih berwibawa dan tidak terlihat seperti seorang yang siap dengan kata 'pensiun'.

Ellena tersenyum, di sambut dengan senyuman Jae Joong, "Ellena.." Jae Joong merentangkan tangannya, dan Ellena masuk ke dalam pelukan Jae Joong.

Jae Joong dan Ellena melepas pelukannya, tetapi tangan masih bertautan, "Bagaimana kabarmu, Paman?"

"Aku tidak pernah sebaik ini sebelumnya. Terima kasih atas vitamin yang kau sarankan. Itu bekerja dengan baik," Ellena terkekeh. Ia melihat pria muda yang berada di balik tubuh Jae Joong. Ellena mengernyit, karena pria itu terlihat asing. Sadar akan rasa penasaran Ellena, Jae Joong melepaskan tangan Ellena dengan lembut, dan beranjak ke sisi pria muda itu. Jae Joong mendorong punggung pria muda itu agar berada satu langkah di depan Jae Joong, "Perkenalkan. Dia putera keduaku, Brian Oh. Dia sedang menempuh pendidikan magisternya di German,"

Ellena membulatkan matanya, "Oh? Apa dia juga akan mengambil gelar Doctor?"

"Akan kufikirkan," Brian tersenyum pertama kalinya pada Ellena.

Brian memang tampan. Namun tak setampan Sehun. Mungkin karena faktor umur. Sehun terlihat tampan dan mapan. Sedangkan Brian terlihat tampan, namun masih berjiwa labil.

Ellena menjabat tangan Brian yang sudah terulur, "Senang berkenalan denganmu, Brian. Jika kau sakit, kau sudah tahu akan menemuiku dimana, bukan?"

"Dia bekerja di rumah sakit kita," Jae Joong menambahkan, dan Brian menjawab dengan dua konsonan kata.

"Oh.."

"Oh ya, Ellena. Kau habis menemui Sehun? Apa ia ada?" Jae Joong bertanya pada Ellena. Niatnya, ia akan berkunjung lusa. Tetapi kedatang Brian secara mendadak, membuat Jae Joong memajukan hari berkunjungnya.

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now