• 7 •

2.5K 454 116
                                    

Sehun duduk di samping Yoona. Tangan kirinya menggenggam tangan Yoona yang terasa bergetar hebat. Yoona menyembunyikan wajahnya di lengan Sehun. Jarinya yang dulu pernah terjepit engsel pintu karena perbuatan ibunya, kembali berdenyut walau jarinya sudah sepenuhnya sembuh. Jantung Yoona terasa berdetak lebih cepat. Nafasnya mulai memberat, seperti seorang yang kesulitan mendapatkan pasokan oksigen.

Di hadapannya, seorang wanita yang mulai memasuki usia paruh baya, dan seorang pria gempal berada di hadapan Yoona dan Sehun. Sang wanita -yang bukan lain ibunya yang bernama Lim Sohee, menatap Yoona sengit, "Apa kau sudah hidup berkecukupan, mantan anakku?"

Pria gempal itu terus menatap Yoona dengan tatapan mesumnya, yang membuat Sehun merasa terbakar karena tidak suka anak gadisnya di tatap seperti itu.

"Jalang kecil sepertimu, memang pandai mengikat pria kaya. Aku menyesal sudah mengusirmu. Jika kau menguntungkan seperti ini, aku akan memeliharamu sampai kau dewasa. Pasti banyak pria kaya yang akan-"

"Cukup!" Sehun tidak menaikkan nada bicaranya. Terkesan datar, namun penuh ancaman, "Kudengar, kau ingin bertemu denganku?"

"Ah, kau Tuan Oh Sehun?" tanya Sohee, "Terima kasih karena kau mengirimkan pengacaramu. Tetapi aku tidak akan menyerahkan akte Yoona padamu dan memberikan hak asuh padamu,"

Menghadapi wanita ular ini harus dengan kepala dingin. Karena ia tidak ingin mengeluarkan nada tinggi agar trauma Yoona tidak kembali datang, "Katakan, apa yang kau inginkan agar akte Yoona dan hak asuh Yoona jatuh ke tanganku?"

"Kehidupan yang lebih baik dari ini. Kau pasti paham maksudku. Kau tahu, aku hanyalah wanita yang kesepian, yang tinggal di apartemen kecil dan kumuh. Tidak ada barang branded, tidak ada mobil, tidak ada perhiasan mahal yang ada di tubuhku,"

Jelas, Sehun paham akan keinginan yang di maksud wanita licik di hadapannya. Tidak masalah jika uangnya keluar untuk membelikan wanita murahan ini barang-barang mahal. Setidaknya, barang mahal tidak akan membuatnya terlihat seperti wanita mahal. Wanita itu memakai barang mahal, seperti sebuah kayu usang yang berhiaskan diamond. Tidak beguna, dan tidak terlihat bersinar.

Sehun menatap Yoona, dan Yoona menatapnya balik. Sehun mengucapkan kata yang tidak terdengar. Tetapi dengan hanya menggerakkan bibir, Yoona mengerti yang Sehun ucapkan, "Semua akan baik-baik saja,"

Bagai keajaiban, tubuhnya berhenti bergetar, walau ia masih setia bersembunyi di balik lengan Sehun. Kesepakatan pun kembali di lanjutkan, "Xiumin akan menemuimu esok hari. Kau akan mendapatkan yang kau inginkan. Tetapi satu hal yang harus kau pahami disini. Ini permintaan terakhirmu. Jangan meminta sepeserpun dariku lagi, atau kau harus berhadapan dengan hukum,"

Sohee tersenyum puas. Senyumnya mengembang, sangat mengembang. Hingga Yoona merasa, bahwa ibunya baru kali ini memperlihatkan senyuman seperti ini, "Hal yang mudah. Aku tidak akan meminta sepeserpun lagi darimu, dan kau akan mendapatkan anak itu dan surat-surat yang menyangkut anak itu,"

'Anak itu?'

Orangtua apa yang menyebut anak kandungnya seperti itu? Sehun sempat bertanya-tanya, apakah Yoona ini adalah darah daging Sohee? Mengapa wanita ini terlihat sangat membenci darah dagingnya?

Sohee menatap Yoona, "Ada gunanya juga kau terlahir dan selama ini aku merawatmu. Entah aku harus menyebutmu sebagai pembawa keberuntungan atau pembawa kesialan untukku. Untuk saat ini, aku tidak menyesal telah membesarkanmu. Mulai hari ini, kau harus baik pada Paman ini, dan layani dia dengan baik. Mengerti?"

Dua kata terakhir dari Sohee sangat tidak di sukai Sehun, "Pergilah, sebelum semua yang kujanjikan akan kubatalkan saat ini juga. Mulai hari ini, dia adalah anakku. Jangan pernah sekali pun kau menyebut atau mengakui dia sebagai anakmu,"

𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔Where stories live. Discover now