"Ibu? Apa ibu baik-baik saja? Suaramu tidak terdengar cukup baik," Yoona meletakkan gelas di atas meja setelah menghabiskan isinya. Ia menghubungi ibunya atas izin dari Sehun. Sehun memberikan waktu tiga puluh menit, karena panggilan internasional memakan banyak biaya. Sebenarnya tidak menjadi masalah besar untuk Sehun yang mempunyai perusahaan yang menghasilkan puluhan ribu dollar dalam satu jamnya. Hanya saja, Sehun tidak ingin membebani Sohee dengan berbicara dengan Yoona terlalu lama. Bisa saja, Sohee sedang memeriksakan dirinya ke rumah sakit atau sedang berkonsultasi dengan dokter.
"Ibu baik-baik saja. Percayalah. Ibu hanya sedang tidak enak badan karena terlalu asik bermain saat liburan bersama teman ibu ke Hawai,"
Yoona menghela nafas. Ia mencoba mempercayai Sohee, "Apakah liburan ibu menyenangkan? Bisakah sesekali ibu mengubah destinasi liburanmu," Yoona menggaruk pelan pipinya walau ia tahu pipinya tidak gatal, "Um.. Seperti liburan ke Korea Selatan, mungkin?"
Sohee tertawa dari seberang sana. Ia tahu jika puterinya membual karena merindukannya. Tetapi ada suatu hal yang harus ia jaga.
Tidak.
Sohee tidak berlibur ke Hawai. Ia setiap harinya berada di Rumah Sakit. Untuk menghubungi Yoona pun, ia meminta dokter untuk memberikan suntikan pengurang rasa sakit. Tujuannya agar ia tidak merasa kesakitan karena penyakitnya, dan berakibat Yoona akan mengetahuinya karena suara yang diciptakan terlalu aneh.
"Akan ibu fikirkan," Sohee tidak ingin membuat puteri semata wayangnya berharap penuh. Tetapi ia pun tidak ingin memberikan kesedihan pada puterinya. Hingga ia mampu menjawab seala-kadarnya, "Bukankah kau memiliki janji dengan Sehun untuk jadwal check up pada kakimu? Apa itu baik? Atau bertambah buruk?" Sohee mencoba merubah topik pembicaraan.
"Semakin membaik. Aku sudah bisa berjalan tanpa bantuang tongkat ataupun kursi roda yang menyebalkan itu. Apa ibu tahu, daddy terlalu berlebihan! Membelikan kursi roda padaku yang hanya cidera ringan di kaki. Oh Tuhan, bahkan kakiku tidak lumpuh total!" Sohee hanya tertawa ringan menanggapi celotehan puterinya, seakan-akan yang dilakukan Sehun itu menyebalkan.
"Oh, sudahlah. Sehun hanya ingin menjagamu, dan tidak ingin melihatmu sakit,"
Yoona menghela nafasnya, "Sesekali ibu harus menceramahinya, dan katakan padanya agar tidak berlebihan!" Yoona menggerutu. Ia teringat jelas ketika mendapatkan cidera itu. Sehun membawanya ke Rumah Sakit. Dokter bahkan sudah mengatakan bahwa cidera yang di alami Yoona tidak terlalu serius. Tetapi Sehun memperlakukannya seperti gadis yang sudah di vonis lumpuh permanen. Membelikan kursi roda dan tongkat jalan.
Percayalah, tidak ada yang lebih menyebalkan dari seorang Oh Sehun.
Tetapi dibalik sikap menyebalkan Sehun, ia adalah seorang pria tua yang manis. Yoona dapat melihat Sehun di dapur, mempersiapkan sarapan yang paling mudah seperti roti panggang. Melihat Sehun di dapur adalah hal yang baru dan menarik untuk Yoona. Tanpa disadari, Yoona menarik satu sudut bibirnya mengingat hal yang manis itu.
"-Yoona?" sadar namanya disebut, Yoona menjawab panggilan Sohee.
"Iya, Ibu?"
"Apakah ada hal yang menyenangkan, Nak? Sepertinya fikiranmu sedang tidak berada di tempatnya," percayalah, mungkin Sohee tahu jika Yoona memikirkan pria yang menjadi pilihan hatinya. Sohee sedikit lega, karena mungkin menitipkan puterinya pada pria yang tepat.
Yoona memainkan bibir gelasnya dengan jari, "Ya. Terlalu banyak hal yang menyenangkan, hingga rasanya aku takut jika hal yang menyenangkan ini hilang dalam hidupku," Sohee mendengarkan puterinya, "Ibu.."
"Hm?"
"Bolehkah aku terlalu bahagia? Terkadang, jika aku sangat sangat bahagia, sisi diriku yang lain merasa ketakutan,"
![](https://img.wattpad.com/cover/159520778-288-k771466.jpg)
YOU ARE READING
𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮 ✔
Random"Tidak masalah jika diriku tidak dibutuhkan di dunia," - Lim Yoon Ah Since, August 23th, 2018