Jungkook membuang nafas beratnya pelan pelan...mencoba mengatur alunan degup jantungnya...
Aku hanya menatapnya bingung
Tak sabar rasanya ingin mengetahui apa yang akan dikatakan Jungkook Oppa."Malhaebwa..."
Aku menatapnya datar...begitu bosan menunggunya."Ah...jadi begini,besok b-es...esok"
Jungkook nampak gagu dan sedikit kebingungan menggantungkan kalimatnya."Ada apa dengan besok??"
Aku menyipitkan mataku."Maaf...tapi sebelum itu aku sudah meminjam ponselmu untuk mengabari hyung hyung ku.Agar mereka tak mengkhawatirkanku...mereka menyuruhku untuk kembali sebelum musim dingin berakhir...."
"Jadi...Besok pagi-pagi sekali para hyungku menunggu distasiun kereta...aku harus segera kembali.Mianhe..."
Jungkook nampak berat mengatakannya itu semua terlukis diwajahnya begitu menundukan kepalanya."Jeongmal aku tak bisa melihat matamu
...."
Jungkook Oppa terus menundukan kepalanya.Aku hanya bisa diam bungkam penuh tanya...menunggunya lagi untuk mengatakan semuanya dengan sangat jelas.
Aku yakin kupingku masih baik-baik saja...Setelah terdiam cukup lama...
Clak...
Butiran perlahan terjun dari kedua sudut mataku.
Tanganku mengepal,dadaku sakit,kepalaku tertunduk lemas...ingin sepertinya teriak namun itu semua sungguh sia-sia."Kenapa ini rasanya berat??"
Ujarku yang menahan isak tangis"Aku tahu...Mianhe"
Jungkook menggenggam tanganku erat membiarkanku menagis lagi dipelukannya.
Melabuhkan rasa sedih ku padanya."Oppa...aku sungguh tak melarangmu pergi,tapi mohon jangan lupakan aku..."
"Itu tak akan terjadi..."
Jungkook Oppa mengelus rambutku dan kemudian mengecup keningku."Aku tahu kau baik,aku menyukaimu...Gomawo sudah mau merawatku dengan baik,menemaniku dengan baik..."
Lanjutnya."Jangan katakan lagi Oppa...simpan untuk besok,besok adalah hari perpisahan kita..."
Aku melepaskan pelukan itu dan menatap Jungkook kesal."Tak ada kata perpisahan untuku begitu juga kau..."
Jungkook Oppa menyentil idungku.Aku tersenyum kecut...
"Jangan marah..."
Aku menunduk pasrah.
"Saranghae..."
Jungkook Oppa mengecup punggung tanganku pelan.Aku langsung mati kutu...pipiku panas mungkin merah kaya kepiting rebus.
Ouhh...mematung berbeku beku akuuuu.What???
Apa??
Aku gak salah dengerkan??
Kupingku ga tuli kok...
Aku pengen denger lagi...ini sunggug tak dapat dipercaya.
Cewe biasa sepertiku gak boleh ke geeran.
Mana ada seorang Jungkook menyukaiku.
Mungkin Jungkook hanya sebatas mencintai atas perlkuanku padanya.
Bukan mencintai sungguh sungguh..."Jawab..."
Jungkook Oppa terkekeh melihatku mati kutu."Apa Oppa bercanda,huh???"
Aku menutupi kegugupan dengan meresponnya nyolot."Besok aku tunggu jawabannya..."
Jungkook beranjak menuju kamar mandi."Ouh ya...kamu harus mandi juga,ini sudah sore..."
Jungkook menyambung kalimatnya menoleh kerahku sambil tersenyum usil.Apa apaan ini,huh??
Aku langsung mengambil ponsel dan bercermin disitu...
Sial!!! Layarnya hitam jadi tak tahu apakah pipiku terlihat merah atau tidak.
Aku malu sungguh malu....
Langsung saja ku ambil bantal disisiku kemudian menutupi wajahku penuh dengan bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Seasons
Teen FictionCerita singkat tentang pembaca dengan oppa.Dalam cerita ini memungkinkan para pembaca merasakan keberadaan oppa yang sangat dekat,keberadaan oppa yang nyata mengisi ruang dihati para pembaca....Oppa bakal buat baper para pembacanya.DREAMS COME TRUE...