Siang itu...
Setelah belajar usai bel istirahat berbunyi nyaring,aku mengikuti tour yang hanya mengelilingi lingkungan sekolah bersama Jisung.Bukan tanpa alasan aku mengikuti tawarannya berkeliling ke lingkungan sekolah...
Hanya saja setelah dipikir-pikir sekolah baru ku ini terlihat begitu besar,ada terselip rasa penasaran ku disana untuk melihat apa saja didalam sekolah sebesar ini...Sekolah ini mempunyai banyak fasilitas salah satunya dari mulai ruang seni yang terbagi menjadi kelas menggambar,menari,musik...
"Dan yang disebelah sini terdapat ruangan seni tapi khusus para pianis dan peminatnya di sekolah ini"
Perkataan Jisung bak seorang pemandu tour yang hanya fokus berjalan dan menunjuk ini itu...Aku berhenti diam menghentikan langkahku tanpa peduli Jisung sudah berapa jauh melangkah meninggalkanku sendirian.
Aku cukup terpelangah dengan semua fasilitas menakjubkan yang disediakan disekolah baruku ini...
Apalagi ruangan piano yang terlihat mengagumkan dimataku.
Jujur saja disekolahku yang dulu tak seluas ini.Terdengar alunan aransemen piano yang cukup ramah ditelingaku...
Lembut mengayunkan perasaanku...
Dan membuat suasana hatiku lebih baik.Mataku berkoar dibalik jendela melihat siapa sipemilik tangan lincah yang memencet not not bernada yang mampu membuat mataku berbinar mendengarnya.
Sunbe!!!
"Wahhh daebak...ternyata dia jago juga bermain piano"
Mulutku terngangah tanpa sadar mengakui rasa kagum yang datang tiba-tiba."Dia terlihat jenius dengan piano yang dimainkannya...nampak seperti pianis sungguhan"
Mulutku tak henti-hentinya berdecak kagum.Dari sudut sana terdengar tepukan tangan setelah Sanha menyelesaikan latihannya...
Terlihat seorang pelatih yang menghampirinya dengan wajah sumringah dan Sanha berdiri kemudian membungkuk."Kau hebat!! Jangan pernah merasa puas,oke?!"
Terlihat pelatih itu menepuk - nepuk pundak Sanha yang tersenyum.Tiba-tiba aku teringat Jisung yang barang kali menungguku didepan.
Tapi....seseorang yang tadi mengajakku tour tak terlihat batang hidungnya.Tak lama kemudian Sanha memutar tubuhnya dan melangkah keluar.
Aku buru-buru saja pergi setelah menyadari itu daripada sekarang harus malu kepergok sedang memperhatikannya.Aku mulai memantapkan langkahku maju
"Hoobe!!"
Teriak seseorang dari belakangAishhh
Aku menghentikan langkah kakiku dengan raut wajah yang sumrawut seperti orang tertangkap basah."Hoobe!! "
Belum juga aku menoleh seseorang itu menghampiriku dan menepuk bahuku.
Aku dag dig dug setengah mati....
Eotokke?!
aku memberanikan diri untuk menoleh."Aaa~~Sunbe!!"
Aku mencoba tersenyum lebar meski ada terselip rasa malu."Kau mau kemana?"
Tanya nya..."Aku ingin pergi keruang melukis"
Jawabku gugup"Bukankah ruang melukis kearah sana?"
Sanha menunjuk kebelakang...ternyata ruang melukis berada tepat sebelum ruang piano.
"Kenapa kau berjalan kearah sini?"
Tanyanya lagi bingung.."Aaa~~~ geurae yo?"
Aku menggaruk tengkuk kepala yang sama sekali tak terasa gatal.Hanya saja aku malu saat itu.....padahal aku sama sekali tak ada niatan untuk pergi ke ruang melukis.Aku tak pandai berbohong,hiks :|"Ne..."
"Ya sudah...kalau begitu aku pamit"
Aku langsung bersiap melangkah.
Jujur saja aku sangat gugup ditambah malu...bodohnya aku tak pandai bersembunyi.
Aku takut Sanha mengira aku membuntutinya.Tapi tadi itu permainan piano nya mampu menghipnotisku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Seasons
Teen FictionCerita singkat tentang pembaca dengan oppa.Dalam cerita ini memungkinkan para pembaca merasakan keberadaan oppa yang sangat dekat,keberadaan oppa yang nyata mengisi ruang dihati para pembaca....Oppa bakal buat baper para pembacanya.DREAMS COME TRUE...