🍁Gaeul with Jisung Oppa🍁

1 1 0
                                    

"Sanha-ah...eodiso?"

Sepertinya dia kesulitan mencari sunbe

"Yogi so..."
Sunbe melambaikan tangannya kearah sana.
Dengan wajah yang aku perhatikan sangat ceria.

Betapa terkejutnya aku...
Ketika perempuan itu sudah berada dijarak yang lumayan dekat...
Aku perhatikan lekat-lekat dan ternyata memang benar-benar dia seorang perempuan yang aku kenal.

"Eonni..."
Lirihku

"Kau bersama keponakanku?"
Ujar Baek Eun bi

Dia Baek Eun Bi saudaraku...

"Eum...aku sudah dekat,dan aku sudah menepati janjiku untuk menjaganya."
Ujar Sanha sunbe yang membuat aku terkejut.
Mendengarnya hatiku seperti tak menerima itu.

"Aaaa...arasso arasso kau memang pacarku yang paling bisa diandalkan."
Ucapnya yang kemudian mendekat kearahku.

Namun,entah kenapa hatiku rasanya sakit...
Ini pedih...
Tapi aku tak akan menjatuhkan air mataku disini.

Bukankah aku harus senang...
Aku bersama Eonni ku.

"Eonni dengar kau dibulli?"
Tanyanya.

"Ne...tapi aku baik baik saja."
Aku tersenyum seadanya
Dengan perasaan hati yang tak menentu.

"Maafkan Eonni yang tak bisa menemanimu sewaktu itu,"

"Gwencana Eonni..."
Aku meraih tangannya dan menggenggam tangannya erat.

Aku bahkan tak tahu Eonni bersekolah disini....
Sungguh!!
Rasanya aku ingin menangis.

"Kau harus mengucapkan selamat padaku..."

"Wae Eonni??"
Tanyaku polos.

"Aku memenangkan juara pertama olimpiade Kimia di Seoul..."
Ucapnya.

"Wahh daebak,Chukkae Eonni..."

"Kau tak memelukku?"
Eonni merentangkan tangannya kearahku.
Akupun langsung memeluknya dan tanpa aku sadari aku menangis dipelukan itu.

"Chukkae Eonni..."
Ucapku sambil menghapus air mata yang terlanjut jatuh.

Kemudian kitapun saling melepaskan pelukan.
"Heol,matamu merah...apa kau menangis?"
Tanyanya.

"Aku terharu Eonni"
Ucapku bohong.

"Akupun..."
Ucap Sunbe yang kemudian langsung memeluk Eonni dari belakang.

Dan pemandangan itu entah sangat menggangguku.

"Eonni...aku pikir aku harus segera masuk kelas"
Aku berlalu....

Aku pergi ketoilet niat ingin membasuh mukaku.
Aku menghadap cermin wastafel.

Clak...
Lagi lagi aku merasakan sakit.

"Appa yo..."
Gumamku yang memejamkan mataku dan dibayanganku masih ada adegan yang baru saja aku saksikan.

....

Hari demi hari kujalani disekolah dengan sendirian saja.

Aku enggan mendekati Sunbe ataupun Eonniku.
Meski mereka terkadang mengajakku makan siang bersama di kantin.
Aku tak ingin menjadikan diriku sendiri sebagai penonton adegan romansa.

Setiap hari yang aku lakukan hanyalah pergi keperpustakaan untuk menyendiri dan terkadang aku menggambar di dekat lapang basket.

"Jisung-ah...kau memang benar."
Ucapku sambil menatap lapangan basket dengan buku gambar yang ada dipangkuanku.

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang