"Dip, semalam kamu habis jalan sama Riyanti ya?" tanya Ikhwal.
"Tidak, hanya datang ke acara pembukaan cabang warung bakso ayahnya saja," ujar Dipta seraya mencabuti rumput-rumput kecil.
"Itu sama saja." kata Gino.Mata Dipta mencari seseorang ke sembarang arah, namun ia tidak melihat kedatangannya ia hanya melihat Dinda berangkat sendirian, dimana Kyara.
"Saya ke sana sebentar ya,"
"Mau kemana?" tanya Gino
"Ke sana, sebentar aja." ia melenggang pergi berjalan ke arah koridor menghampiri Dinda yang tengah berjalan.
"Dinda,"
"Lo ada apa?"
"Saya mau nanya sama kamu,"
"Mau nanya apa lo? Cepetan gue enggak ada banyak waktu nih,"
"Kyara kemana? Biasanya kan dia berangkat sekolah bareng kamu?"
"Kyara lagi enggak absen, udah ya bye!"Dinda pergi meninggalkan Dipta yang masih berdiri. Jadi, Kyara tidak berangkat sekolah. Yah, penyemangat Dipta tidak ada, Dipta jadi tidak semangat. Bahkan saat sekarang di kelasnya, ia duduk sendirian di bangkunya sesekali ia melihat kursi kosong di sampingnya.
Dipta menopang dagunya dengan tangan kanannya, "Kyara sedang apa ya?" gumamnya.
Bahkan saat jam istirahat Dipta lebih memilih di kelas, ia tidak ingin melakukan apa-apa. Dipta hanya ingin secepatnya menemui Kyara ia sangat khawatir bukankah semalam mereka berdua tidak kehujanan.
Dipta bingung, apa alasan Kyara tidak berangkat sekolah.
Romeo pria itu beruntung sekali dia tidak terlihat tapi selalu di ingat, sedangkan dirinya terlihat tapi tidak pernah di ingat Kyara.
"Maaf ya wal, bukannya saya tidak mau mengantar kamu pulang saya ada urusan, maaf ya," katanya.
"Udah santai aja Dipta, saya bisa naik angkot,"
"Urusan Kyara? Segitu pentingnya ya dia Dipta di hidup kamu?" tanya Gino menatapnya sinis.
"Gino..,"
"Ayo wal kita pulang, biar sih budak cinta ini memperjuangkan cintanya," ujar Gino seraya merangkul bahu Ikhwal.Dipta terdiam entah kenapa dirinya sekarang merasa bersalah, tapi apakah dirinya salah jika ingin memperjuangkan cintanya, selama ini Dipta tidak pernah jatuh cinta hanya pada Kyara saja ia jatuh cinta.
***
Dipta terus fokus mengendarai si merah membelah jalanan, membelokan ke arah perumahan komplek motornya berhenti tepat di rumah nomor 43. Memasuki halaman rumah dan mendapati senyuman dari mbok Warsih.
"Ada siapa mbok?" Dipta rasa bukan suara Kyara.
"Oh, ini nyonya ada temannya non Kyara," Anggun menampakan wajahnya di balik pintu, menatap Dipta.
"Kamu pasti Dipta ya?"
"Iya bu,"
"Ayo masuk," ia berjalan mengikuti Anggun yang mempersilahkan untuk duduk di sofa ruang tamunya.
"Buatkan minuman ya mbok," Warsih mengiyakan perintahnya.
"Pasti mau ketemu sama Kyara ya?" tanyanya seraya menatap Dipta dengan menawannya.
"Iya bu, Kyaranya ada?"
"Ada, dia sedang di taman rumah, biasa galau-galau gitu,"
"Galau kenapa?"
"Iya galau, tante sih enggak terlalu tahu galau mikirin apa,"
"Boleh saya bertemu Kyara bu?"
"Tentu boleh, kamu susul saja dia ke sana,"
"Terimakasih Bu kalau begitu saya minta izin menemui Kyara terlebih dahulu Bu," Anggun tersenyum.Dipta berjalan mencari keberadaan Kyara, ia melihat Kyara tengah duduk di ayunannya, ia langsung menghampirinya.
"Ehem..," Kyara kaget berdiri menatap Dipta.
"Lo ngapain disini?"
"Bertemu kamu,"
"Kedatangan lo kesini tuh ganggu tahu!"
"Mendingan lo pulang deh sana,"
"Saya sudah jauh-jauh kesini malah di suruh pulang," katanya dengan wajah sendunya.
"Enggak ada yang nyuruh lo kesini!" ucapnya seraya duduk kembali di ayunan.
"Ada yang nyuruh hati saya, nyuruh saya untuk bertemu kamu," mendengarnya berhasil membuat Kyara berdecak sebal.
"Ih! jijik gue dengarnya,"
"Nanti juga terbiasa," Mbok Warsih datang membawakan minuman untuk Dipta.
"Mbok ngapain sih buatin minuman segala buat dia, enggak usah seharusnya!" kata Kyara ketus.
"Iya mbok enggak usah repot-repot,"
"Bibi di suruh nyonya, non,"
"Iya mama yang nyuruh," Anggun menghampiri ke tiganya.
"Mama,"
"Kamu enggak boleh bersikap seperti itu sayang sama Dipta," ujarnya.Kyra menatap tajam Dipta, mbok Warsih dan Kyara meninggalkan keduanya. Dipta ikut duduk di ayunan, mengamati Kyara yang masih dalam alam kegalauannya.
"Saya denger kamu lagi galau, apa bener?"
"Kata siapa?"
"Mama kamu," Kyra tercengang mendengarnya, mamanya itu benar-benar menyebalkan.
"Enggak gue enggak galau!"
"Masa sih, semalam kamu kurang tidur ya? Kamu pasti enggak baca surat yang pernah aku beri?" tanya Dipta kembali.Kyara teringat kembali, akan surat yang pernah pemberian Dipta, surat pengantar tidurnya. Disaat-saat seperti ini Kyara memang membutuhkan seorang teman untuk menemaninya dan Tuhan malah menghadirkan seorang Bagaskara Pradipta untuk menemani kegundahannya.
***
Masih setia menemani Kyara di alam kegalauannya, air minumnya sudah habis, menatap keatas langit sangat cerah. Dipta berharap Tuhan menurunkan hujannya.
"Ternyata lama juga ya, galau kamu," Kyara menatap lirih Dipta hanya dua detik.
"Kalau lo bosen mendingan sana balik!"
"Saya tidak pernah bosan, asalkan dekat dengan kamu," katanya seraya tersenyum, Kyara menghela nafasnya, cowok di sampingnya ini tidak akan pernah pergi sampai dirinya selesai.
"Gue mau istirahat, mendingan sana lo balik,"
"Baiklah, istirahat itu penting. Saya, tidak akan menganggu kamu,Tapi, sebelum saya pulang, kamu harus berjanji terlebih dahulu sama saya," ujarnya dengan ekspresi gamblangnya.
"Janji apaan lagi sih?"
"Sudah berjanji saja dulu," Kyara mengiyakan permintaan Dipta, percuma berdebat ia malas berlama-lama dengan Dipta.
"Berjanjilah, kalau kamu benar-benar istirahat dan hentikan kegalauan kamu itu.. janji?"
"He-um iya janji." katanya dengan wajah masamnya.Dipta berpamitan dengan Anggun, pulang dengan mengendarai si merah meninggalkan halaman rumah Kyara yang kini masih memperhatikan Dipta dari atas balkon kamarnya, sebelum sampai akhirnya Dipta dan si merahnya menghilang. Seutas senyuman terukir di bibir mungil Kyara, memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaskara Pradipta (END)
Teen FictionBagaskara Pradipta terjerat pesona gadis cantik Kyra Anindira, Pindahan dari kampung membuat pria kelahiran Solo tersebut selalu mendapat bully-an--di sekolahnya. Bagaskara Pradipta berhasilkah meluluhkan sikap arogan Kyra Anindira, gadis Arogan yan...