Bab 13 - Kyara Suka Tapi Dilema

36 4 0
                                    

Hari libur harinya para remaja memanjakan dirinya sendiri seperti ke empat gadis yang kini tengah berburu gaun di salah satu butik ternama, berbeda dengan Kyara yang sedari tadi memainkan ponselnya. Masih teringat jelas di benaknya kesan manis bersama Dipta semalam.

Pria itu mampu membuat dirinya bahagia dengan cara sederhana, Dipta jelas sangat berbeda dengan pria manapun. Dipta mempunyai senyuman yang berhasil menyelinap di mimpi tidurnya, Jika dibandingkan dengan Ashton, pria itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Dipta yang intinya Dipta seribu persen berbeda dengan pria manapun dan mungkin hanya ada satu di dunia.

Apakah Kyara Anindira tengah memuja seorang Bagaskara Pradipta? Yang jelas Kyara Anindira nyaman dekat dengan Dipta, ia tidak terlalu dekat dengan pria manapun selain Romeo tapi sekarang Dipta telah merubah rasa sunyinya jadi rasa nyaman.

Dinda yang memperhatikan Kyara tengah tersenyum sendiri menatap ponselnya dia mulai curiga, menyenggol lengan Mila membuat Mila pun memberi kode kepada Vio ketiga nya di buat heran.

"Kenapa tuh anak?" tanya Mila
"Enggak tahu lagi Kesemsem kali," celetuk Dinda.
"Jatuh cinta," sambung Vio
"Iya meureun, udah ah biarin aja tuh anak mendingan kita lanjut pilih gaun," ujar Dinda.
"Yup kita harus tampil paling wah di pesta nanti malam." kata Mila heboh.

Berbeda dengan Vio ia masih menatap Kyara dengan intens, ia penasaran dengan apa yang Kyara pikirkan.

***

Kalau bukan karena Gino dan Ikhwal yang bertamu ke rumahnya mungkin pagi ini ia sudah mendapatkan penumpang, tidak enak dengan kedua sahabatnya ia membatalkan niatnya untuk bekerja.

Dipta masih mengantuk sesekali ia menguap semuanya karena Kyara Anindira yang berhasil menganggu tidurnya, pikirannya selalu teringat wajah ayu Kyara.

"Dip, kamu keliatannya ngantuk bener?" tanya Ikhwal.
"Sedikit,"
"Emang semalam kamu habis dari mana jalan?" tanya Gino.
"Eh nganu itu,"
"Gino.. Gino ya kali sih Dipta jalan, sama siapa coba?" tutur Ikhwal seraya tertawa.
"Saya lembur kerja, cari tambahan uang,"
"Jangan terlalu diforsir dip,"
"Iya wal."

Terpaksa Dipta berbohong ia tidak ingin membuat sahabatnya marah jika dia tahu bahwa semalam ia pergi bersama Kyara. Dipta tahu betul Gino tidak terlalu suka dengan Kyara padahal Kyara tidak terlalu buruk di matanya.

"Oh iya dip, nanti malam kamu datang nggak ke pesta?"
"Pesta apa?"
"Oh iya, aku lupa kamu kan enggak masuk grup sekolah," ujar Gino
"Pesta ulang tahun sekolah kita acaranya tuh nanti malam, kamu harus datang dip," kata Ikhwal.
"Iya nanti saya usahakan,"
"Sip lah."

Handphonenya tidak sebegitu canggih sampai bisa masuk grup sekolah, bisa menghubungi kedua orang tuanya di kampung saja Dipta sudah sangat bersyukur.

***

"Lo enggak beli gaun ra?" tanya Dinda.
"Nyokap gue udah beliin gaun buat gue, lagian gaun-gaun disini biasa-biasa aja," tuturnya terkesan meremehkan.
"Ya udah ayo balik." ucap Dinda.

Vio tidak suka melihat kesombongan seorang Kyara yang berhak bergaya hanyalah dirinya.

Dari awal bergabung di genk Vio, Kyara hanya mengikut dengan sahabatnya Dinda selebihnya ia tidak terlalu memperdulikan akan peraturan-peraturan di genk yang menurut Kyara so keren itu.

Grup sekolah ramai dengan pembicaraan pesta, Kyara jengkel ia sudah jelas keluar dari grup dan ketua grup memasukannya kembali jadilah ponselnya penuh sampah pesan tidak penting. Namun bagaimana pun juga ia butuh informasi tentang sekolah selama ini Kyara selalu kudet informasi sekolah kalau bukan karena Dinda yang tidak pernah absen mengabarinya.

Bersender di kaca mobil, seraya memegangi ponselnya. Dinda menyenggol lengan Kyara, hampir-hampir saja ponselnya jatuh.

"Apaan sih lo din, reseh!"
"Dari tadi gue liatin lo ngelamun mulu, ngelamunin apaan sih lo?"
"Siapa juga sih yang ngelamun,"
"Ngelamunin si upik abu kali!" timpal Vio seraya memainkan anak rambutnya.
"Enggak usah sok baca pikiran orang deh,"
"Kenyataannya!"
"Maksud lo apa sih hah?" nada suara Kyara naik satu oktaf.

Mila yang tengah fokus menyetir, menjadi kebingungan begitupun juga dengan Dinda yang masih diam menyaksikan perdebatan antara Kyara dan Vio.

"Eh udah-udah kalian berdua kenapa berantem sih?" tanya Mila
"Siapa juga yang berantem, dia aja yang ngegas terus ngomongnya," tutur Vio.
"Eh gue nggak ngegas ya."

Kyara benar-benar dibuat geram oleh Vio, ia paling tidak suka apa yang ia tengah dipikirkannya di bicarakan.

"Berhenti!"

Mila terkejut menginjak pedal rem kuat-kuat sampai mereka bertiga terhuyung ke depan.

"Kyara lo mau kemana?"
"Gue turun disini! Gue nggak betah satu mobil sama orang yang so tahu!" Kyara keluar dari dalam mobil ia langsung memberhentikan taksi.

Jalanan begitu padat di penuhi kendaraan beroda empat dan dua. Kyara masih kesal akan sikap vio yang selalu memojokkannya. Ia tidak langsung pulang ia memilih turun dari taksi dan menikmati udara polusi jalanan di siang hari, berjalan sendirian tanpa teman.

Kyara dilema terkadang hatinya merindukan Romeo tapi terkadang pula ia merindukan Dipta, Pria yang kini mulai meluluhkan pertahanan hati Kyara. Tapi, ia sendiri selalu menggenggam janjinya yang akan selalu menunggu kepulangan Romeo cinta pertamanya.

Bagaskara Pradipta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang