Bab 15 - Bekal dan Besuk

35 4 0
                                    

Kyara putuskan hari ini ia tidak berangkat sekolah karena semalaman ia sudah membuat acara akan menjenguk teman sebangkunya entah kenapa tiba-tiba rasa khawatir tumbuh dalam benaknya.

Beberapa kali Kyara menatap jengah dengan semua bahan-bahan makanan di depannya, Kyara tidak pernah memasak sama sekali tidak tapi ini semua ia lakukan demi pria yang sedang terbaring di rumah sakit. Mencari cara membuat bubur di google tapi ia masih saja kebingungan.

"Ini gimana sih? Bikin pusing aja,"
"Kyara,"
"Mama," Anggun menghampiri Kyara, sedari tadi Anggun memperhatikan Kyara dari kejauhan ia rasa putrinya sedang membutuhkan bantuan.
"Kamu lagi apa?"
"Mandi ya mau masak Ma,"
"Kamu ini! buat siapa sih? Spesial banget kayaknya,"
"Buat pemuda manis," katanya.
"Dipta, ah ya ampun anak mama sekarang yah,"
"Udah deh ma mendingan bantuin aku masak,"
"Bikin bubur aja ribet, sini mama ajarin,"

Kyara fokus mencuci beras sedangkan Anggun tengah sibuk memotong beberapa sayur-sayuran sedari tadi pekerjaan Kyara hanya mencuci beras bahkan ia sudah berulang kali menambahkan air berkali-kali mencucinya.

"Kamu nyuci beras aja lama banget?"
"Biar bersih ma,"
"Berapa kali?"
"Lebih dari delapan kali,"
"Ya ampun Kyara, tiga kali aja udah cukup, sudah sana kamu terusin motong wortel biar mama yang masak berasnya,"
"Oke."

Anggun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya di tambah dengan sekarang, Kyara memotong wortel dengan ukuran yang cukup besar. Tidak ada benarnya dalam melakukan hal.

Kini waktunya Kyara menunggu bubur buatannya ralat bubur buatan mamanya, Kyara terus-terusan menatap panci yang berisikan beras yang mulai berubah menjadi segumpal bubur.

"Enak enggak ya ma?"
"Pasti enak, pemuda manis itu pasti suka bubur buatan kamu,"
"Ck! Mama apaan sih pemuda-pemuda manis,"
"Bukannya kamu yang duluan? Mama kan cuma ikutan kamu,"
"He-um iya deh!" Anggun terkekeh melihat ekspresi Kyara.

Kyara paling tidak suka di cibir, ingin marah tapi takut durhaka ia hanya bisa pasrah dengan godaan mamanya.

Bubur telah jadi siap di hantarkan untuk pemuda manis yang semalam memberikan jus jeruk manis untuk Kyara. Tapi, sebelum itu Kyara sempat mendapatkan kabar dari supirnya yang memberi tahu bahwa Dipta telah pulang sejak semalam Dipta di rawat di rumah sakit. Kyara sengaja menyuruh supir pribadinya mencari informasi tentang keadaan Dipta.

"Titip salam ya buat pemuda manis mu itu,"
"Iya ma."

Akhir-akhir ini mamanya lebih suka menggoda anaknya, dari dulu Kyara paling tidak di godai apalagi terus menerus.

Menatap rantang yang ia bawa berharap pria itu mau menerimanya dan berharap bubur buatannya rasanya enak.

***

Dipta di rawat di rumah sakit citra medika ruangan tempatnya di rawat hanya ruangan umum yang harus bercampur dengan beberapa orang, ia bersyukur pihak sekolah yang menangani semuanya.

Dipta masih terpejam dari tidurnya dari semalaman Dipta merengek meminta pulang tapi tidak izinkan, jujur saja Dipta paling tidak suka aroma bau khas rumah sakit bukan membuatnya sembuh justru membuatnya tambah pusing. Di tambah lagi dengan ke khawatiran paman dan bibinya Dipta merasa bersalah karena telah berhasil membuat keduanya merasa khawatir.

Semalaman Dipta dijaga oleh kedua sahabatnya sedangkan paman dan bibinya pulang, dan pagi ini kedua sahabat nya telah pulang mereka bilang akan bersih-bersih sebentar membuat Dipta mengantuk sendirian di ruangan yang sedikit mencekam itu menurutnya.

Kyara di buat kelimpungan mencari ruangan Dipta sedari tadi Kyara memarahi Jono yang tidak akurat mencari informasi tentang keberadaan Dipta.

"Tanya ke resepsionis aja non,"
"Ya udah sana Pak Jono aja, aku tunggu disini."

Bagaskara Pradipta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang