Bab 22 - Kekecewaan

30 3 0
                                    

"Ra, mau sampai kapan lo berdiri disini jam pelajaran sudah mau masuk," tanyanya seraya mengusap kedua bahu Kyara.

"Kalau lo mau masuk kelas duluan aja, gue masih mau disini," mata Kyara masih sebab.

"Enggak mungkin gue ninggalin lo sendirian disini Ra,"
"Gue enggak sendiri ada Dipta,"
"Iya gue tahu, tapi jarak lo jauh sama dia,"
"Gue pengen sendiri," Dinda mengerti meng-iyakan permintaan sahabatnya.
"Ya udah kalau gitu, gue masuk kelas ya, jaga diri lo baik-baik."

Dipta sendiri, Kyara juga sendiri, sekarang mereka sama-sama sendiri duduk di balik pohon. Dipta masih dengan aktivitasnya mencongkel-congkel tanah sedangkan Kyara menatap Dipta dari kejauhan. Bagi Kyara dengan begini ia bisa menemani Dipta yang masih bersedih.

***

Jam pelajaran telah berakhir dari satu jam yang lalu, Dipta memutuskan untuk pulang tanpa mengambil tasnya sama sekali. Begitupun juga dengan Kyara yang memutuskan untuk pulang di temani Dinda.

Kyara tidak melihat keberadaan Vio dan Mila sedari tadi yang ia lihat hanyalah Dinda, ia tidak perduli tentang keduanya yang Kyara tahu Dinda sangat perhatian terhadapnya bahkan sekarang Dinda membelikannya makanan dan minuman yang hanya di makan dan di minum setugakan saja selepas itu Dinda mengantarkan Kyara sampai di depan mobil jemputannya.

"Thanks ya Din,"
"Sama-sama, udah lo jangan nangis terus lo sama Dipta udah gue izinin pas absen tadi,"
"Sekali lagi makasih iya,"
"Iya,"
"Lo enggak mau bareng aja pulangnya sama gue?"
"Enggak deh soalnya nyokap gue udah pesenin taksi buat gue, lain kali aja ya,"
"Sorry ya gara-gara gue lo jadi telat pulangnya,"
"Santai aja kali."

Jono membukakan pintu untuk Kyara sebelum ia benar-benar pergi Kyara sempat tersenyum kepada Dinda.

Mobil melaju lepas landas Kyara masih diam dalam lamunannya masih teringat kejadian tadi siang, Kyara selalu saja bodoh seharusnya ia menolong Dipta atau dirinya mengakui hubungan keduanya dengan begitu Ashton tidak akan lagi mengganggu Dipta.

"Kak Dipta,"
"Iya Tino,"

Tino anak dari paman dan bibinya yang berusia 13 tahun yang masih duduk di bangku SMP.

"Ini tas kak Dipta tadi ada yang nganterin tas kak Dipta,"
"Siapa?"
"Temennya kak Dipta, kak Ikhwal namanya,"
"Makasih ya Tino,"
"Iya kak."

Ikhwal membawakan tas ransel milik Dipta walaupun saat itu niatnya di cegah Gino tapi Ikhwal memberi penjelasan kepada Gino yang akhirnya mau meng-iyakan niat Ikhwal.

Ikhwal tahu keadaan Dipta sekarang pastilah sangat kesal akibat perlakuan Ashton terhadapnya.

***

Dipta masih menyendiri di kamarnya rasanya ia masih ingin marah tapi tertahan akan pesan ayahnya, di tambah lagi mengapa tidak ada satupun orang yang membelanya padahal Dipta saat itu sangat berharap Kyara membelanya tapi tidak, gadis itu hanya diam tidak bergeming sama sekali bahkan gadis itu ikut menyaksikan tontonan yang sangat menarik.

Dipta ingat kata Gino,
"Kamu jangan dekat-dekat Kyara, bahaya Dipta."

Dipta ingat jelas, akan kah dirinya menjauhi Kyara di bandingkan dengan sekarang yang terus-terusan mendapat hinaan mungkin menjauh lebih baik walaupun harus mengakhiri hubungan, hubungan bahkan sekarang Dipta berpikir apakah Kyara menganggapnya pacar atau hubungan ini hanya untuk menyenangkan dirinya saja. Terdengar seperti lelucon bahkan sampai sekarang hubungan keduanya masih di rahasiakan.

Menjauh dan mengakhiri adalah salah satu jalan terbaik dengan begitu Dipta lebih fokus belajar ketimbang mengejar-ngejar hal yang tidak pasti ia dapatkan.

Hari ini terasa sepi dan sunyi, Dipta tidak masuk sekolah beralasan izin entah kenapa bahkan Kyara mencoba menghubunginya tapi tidak ada jawaban sama sekali.

Mungkin Dipta benar-benar membutuhkan waktu sendiri, bahkan saat dirinya menanyakan tentang Dipta kepada kedua sahabatnya mereka seperti tidak perduli. Ada apa sebenarnya yang terjadi memang Kyara perhatikan belakangana ini Dipta jarang terlihat bersama kedua sahabatnya kecuali Riyanti pada saat kejadian itu.

Mood Kyara kurang baik semua hal ajakan dari ketiga sahabatnya ia tolak hanya karena alasan ingin sendiri dan menyendiri tidak ingin di ganggu.

Bagaskara Pradipta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang