Bab 25 - Jadi Seperti Biasa Saja

26 5 0
                                    

"Kamu kenapa diam saja?"
"Eh, iya kak kenapa?"
"Kamu kenapa diam aja?" tanyanya kembali.
"Enggak kenapa-kenapa kok kak," jawabnya sambil nyengir kuda.

Meraih kedua lengan Kyara berhasil membuat sang empu terkejut, ia menelan salivanya merasa gugup.

Romeo tersenyum manis membuat degupan jantung Kyara semakin kencang. Demi Tuhan ia tidak tahan melihat senyum manis Romeo rasanya Kyara ingin memalingkan wajah tapi No! itu tidak mungkin Kyara lakukan.

"Kyara,"
"Iya," kedua kalinya Romeo tersenyum manis.
"Ada yang ingin kakak omongin sama kamu?"
"Mengenai?"
"Perasaan kakak sama kamu,"

Deg! Perasaan bagaimana dengan perasaan Kyara sendiri, masih sama, masih seperti dulu entahlah ia bingung.

"Kakak tahu seharusnya kakak bicara tentang ini dari dulu, tapi kakak yakin perasaan kamu masih sama kan, masih mencintai kakak?" Jantungnya mulai tidak karuan.

"Kamu mau jadi pacar kakak?"

What bagaimana ini, kali ini Romeo menyatakan perasaannya ungkapan yang dari dulu Kyara tunggu dan sekarang telah diungkapkannya.

"Kamu mau?"

Kyara masih diam, bingung dengan apa yang harus ia lakukan dan sepertinya Romeo paham diamnya Kyara.

"Kak.., aku,"
"Kalau kamu belum siap menjawab kakak kasih kamu waktu buat merangkai kata indah untuk jawabannya," Romeo tersenyum.

Sungguh baik Romeo nya ini, masih saja mengerti tentang perasaannya.

Kyara masih ingat jelas sebuah ungkapan perasaan yang kini menunggu sebuah jawaban tapi bagaimana dengan perasaannya sekarang masih saja berkalut awan putih.

Siang itu Dipta tidak menepati ucapannya tidak menemuinya sama sekali tidak sama sekali bahkan saat pulang sekolah pria itu tidak meliriknya sejenak pulang begitu saja, tanpa ajakan, tanpa jahilan, tanpa senyuman pula.

Kini Kyara tahu rasanya menunggu dan merindu hal yang tidak sama tapi berdampingan menata di hatinya dan tentang Romeo rasanya semakin kalut dirinya harus memberikan sebuah jawaban untuk pria itu, pria yang dulunya sangat di tunggu-tunggu kedatangannya.

Bagaimana ini?
Semua jawaban ada pada dirinya
Jika cinta katakan jika tidak katakan pula, agar semuanya jelas adanya.
Dan,
Jika kamu merindu bahkan menunggu temui dia sekarang tanpa harus berfikir panjang, tanpa harus berdebat dengan hati dan ego mu.
Sekarang atau tidak itu pilihan mu.

Romeo mengantarkannya berangkat sekolah rasanya Kyara ingin menolak pada saat itu tapi tidak enak juga jika dirinya menolak kasihan sudah menunggu pagi-pagi terpaksa mau menerima ajakan. Jadilah sekarang dirinya dan Romeo jadi bahan sorotan malas menatap mata-mata cicak para siswa lain Kyara lebih memilih langsung memasuki sekolah tanpa memperdulikan tatapan cicak mereka.

Dipta pria itu juga melihatnya bahkan sekarang menatapnya Kyara bisa melihat mata itu dari jarak jauh, Dipta melihatnya keluar bersama Romeo.

Tidak! dan sekarang Dipta berbalik arah tidak menatapnya lagi lebih memilih memasuki kelas. Kyra masih berdiri di tengah lapangan dengan raut wajah ke khawatiran.

***

"Selamat pagi,"

Sapaan itu menggema di dalam pikirannya terukir senyum manis, senang bukan kepayang Dipta menyapanya. Iya benar ini bukan mimpi ini juga bukan halayalan Kyara mendengar jelas dan melihat jelas senyum dan sapaan tersebut.

Tidak dapat bicara Kyara langsung duduk, jantungnya mulai berdetak tidak karuan sedangkan pria di sampingnya hanya menatap heran.

"Aa.., Dipta," belum selesai bicara.
"Iya," pria itu menatap balik Kyara.

Bagaskara Pradipta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang