Selamat Membaca
Mama Safa terbengong di tempatnya, wanita dua anak itu tidak menyangka jika sosok anak muda tampan di depannya ini adalah pacar anak perempuannya. Mimpi apa anak perempuannya itu, bisa mendapat kan sosok pacar yang luar biasa seperti ini.
“Ma.” Cicit Safa pelan sambil meraih lengan mamanya.
Mama Safa tersadar dari lamunannya, perempuan itu lalu membalas senyuman Adam.
“Saya, mamanya Safa.” Balasnya sambil terus mempertahan kan senyuman miliknya.
“Iya, saya sudah tau Tante.”
“Duh, kamu kok bisa, ganteng begini, di kasih makan apa?” Mama Safa berucap sambil mencolek lengan Adam lalu terkikik geli.
Safa yang mendengar itu, meringis malu di tempatnya berdiri. Kenapa mamanya tidak tau tempat begini?
“Ma, jangan gitu, malu.” Bisik Safa pelan di telinga mamanya.
Sementara Arlan yang menyaksikan itu sedari tadi, tersenyum geli. Ternyata keluarga pacarnya Adam, sangat lucu.
Laki-laki itu kemudian maju beberapa langkah, agar terlihat di depan mama Safa.
Mama Safa ikut tersenyum bingung, begitu melihat Arlan maju ke arahnya sambil tersenyum.“Saya tau, Tante pasti bingung. Saya Arlan, sepupunya Adam.” Arlan mengulur kan tangannya ke hadapan mama Safa.
Wanita itu langsung terbengong di tempatnya, lagi. Lalu saat tersadar, dia langsung menjabat uluran tangan Arlan, yang langsung di raih oleh Arlan dan menciumnya.
“Kamu, dokter?” tanya mama Safa begitu tautan tangannya dan Arlan, terlepas.
Arlan tersenyum manis sambil mengangguk kan kepalanya.
Sementara di dalam hati, mama Safa seperti ingin menjerit. Anaknya benar-benar beruntung, punya pacar yang ganteng, dari keluarga kaya lagi. Diam-diam mama Safa berdoa, semoga saja hubungan anaknya dan pacar tercinta langgeng.
“Kalau begitu, saya permisi Tante, masih ada urusan.”
“Eh, iya, silahkan.”
Begitu berbalik, Arlan menatap Adam dengan menggoda. Laki-laki itu berbisik pelan di samping Adam, “Gue tunggu di rumah.”
Adam menggeram marah mendengarnya, Adam sangat tau apa yang akan di lakukan oleh Arlan begitu dia berada di rumah nanti. Rahasia ini, pasti akan segera menyebar ke seluruh keluarga besarnya.
Sementara Arlan berlalu sambil tertawa kecil, Adam adalah keturunan laki-laki termuda di keluarga besar mereka. Jadi, mereka senang sekali menjahili Adam, selain karena sikap Adam yang begitu pendiam dan tertutup. Dia adalah satu-satunya lelaki yang belum membawa satu orang gadis pun, untuk pulang ke rumah.
Di keluarga besar mereka, sudah bukan hal aneh lagi, jika lelaki berusia di atas dua puluh tahun, sudah harus membawa seorang gadis untuk pulang ke rumahnya. Bagi mereka, itu menandakan jika mereka sudah memiliki kedewasaan.
“Tante, pulang naik apa?”
“Eh, itu, tante di jemput sama papanya Safa.”
Adam mengangguk kan kepalanya mengerti.
“Yaudah, kalau gitu, Adam pamit duluan Tante.” Adam kembali meraih tangan mama Safa, lalu menciumnya.
Saat beralih memandang Safa, Adam mengusap pelan lengan Safa sambil berucap, “Cepet sembuh.” Lalu setelahnya, cowok itu berlalu dari hadapan Safa dan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Safa
RomanceBagi Safa, menjadi pacar seorang Adam adalah sesuatu hal yang sangat membahagiakan. Adam itu tampan, cerdas, jago main basket, menjabat sebagai ketua BEM, apa yang kurang dari seorang Adam. Namun setelah menjalani hubungan selama hampir satu bulan d...