Bab 9

149K 9K 203
                                    

Selamat Membaca












Kemarin malam, setelah diantar pulang oleh Adam, yang berakhir dengan cowok itu yang diajak mengobrol oleh papanya. Safa memilih bersikap acuh dengan tidak mempedulikan apa yang tengah dibicarakan oleh kedua lelaki berbeda generasi itu.

Paginya Safa sedang bermalas-malasan di kamarnya, hari ini hari minggu, gadis itu tidak memiliki jadwal apa pun, jadi dia memutuskan untuk tiduran sampai siang.

Pemberitahuan yang menandakan jika Safa memiliki satu pesan masuk, membuat gadis itu bangun dari tidurnya dan meraih ponselnya. Ada satu pesan masuk dari Adam, Safa terlihat berpikir, antara membuka pesan Adam atau membiarkannya.

Sejujurnya Safa masih sedikit kesal dengan laki-laki itu, Safa hanya inging dikenalkan kepada saudara Adam, namun dengan teganya, Adam malah mengatakan jika dia malu.

Apakah Safa sememalukan itu?

Dan juga, perkara Rena yang menelfon, yang membuat Adam membiarkannya pulang, walau memang cowok itu masih mengantarkannya. Tapikan, seharusnya cowok itu tetap menceganya di sana sampai akhir acara.

Akhirnya Safa memilih membiarkan, saat akan meletakkan ponselnya kembali, notifikasi muncul di akun instagramnya. Safa mulai membuka akun instagramnya, terdapat satu direct massage dari Bella.

Safa terdiam dengan raut wajah sebal setelah melihat gambar yang di kirim oleh Bella. Foto itu menampakkan Adam, Rena, Danu dan Gaga yang tengah tersenyum menghadap kamera.

Oke, di situ memang Adam dan Rena tidak berfoto bersama, namun, foto itu diambil kemarin malam. Safa yakin sekali, karena di foto itu, Adam masih mengenakan pakaian yang sama ketika bersama Safa.

Menghembuskan napasnya lelah, Safa memilih untuk tidak membalas pesan yang dikirim Bella. Gadis itu meletakkan ponselnya lalu mulai merabahkan tubuhnya. Lebih baik dia tidur, dari pada harus bingung memikirkan apa yang tengah terjadi antara Adam dan Rena.

***

Setelah hari ibur kemarin hanya dihabiskan Safa dengan bermalas-malasan di rumah. Senin pagi ini, dia sudah harus melakukan rutinitasnya seperti biasa. Kuliah!

Dengan diantar oleh papanya, Safa mulai berjalan memasuki pelataran kampusnya dengan tas ransel hitam di punggungnya. Hari ini Safa mengenakan celana jeans dipadukan dengan baju bunga-bunga dengan model lengan terompet.

Selesai kelas, Safa berjalan menuju kantin karena di sana Bella sudah menunggunya. Temannya itu tadi terlambat, jadi memutuskan untuk sekalian tidak masuk kelas. Padahal masih tergolong mahasiswa baru, tapi Bella sepertinya tidak peduli dengan itu.

“Fa!” Bella berseru sambil melambaikan tangannya, ketika Safa tengah berada di area kantin.

Safa berjalan ke arah meja Bella. “Laper nih, udah pesen makan?”

“Udah, lo pesen aja dulu,” ujar Bella kepada Safa.

“Yaudah, gue pesen dulu.”

Setelah memesan makanan, Safa kembali ke mejanya dengan nampan yang berisi nasi goreng dan es teh.

“Fa, sebenarnya gue pengen tanya.” Bella berucap ketika Safa mulai memakan nasi goreng miliknya.

“Tanya aja, kenapa mesti ngomong dulu.” Safa menjawab sambil memakan nasi gorengnya dengan semangat.

“Lo kemarin jalan ya, sama Kak Adam?”

Setelah mendengar kalimat itu keluar dari mulut Bella, sontak saja membuat Safa tersedak nasi yang sedang dia kunyah.

Adam & SafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang