Bab 6

154K 9.2K 202
                                    

Selamat Membaca











Organisasi BEM Fakultasnya Safa, kini sedang mengadakan acara olahraga rutin, setiap satu bulan sekali, di masa kepemimpinan Adam, mereka rutin mengadakan olahraga seperti ini, biasanya acara semacam ini akan di adakan di tempat car free day, atau pun di tempat kampus, dan kali ini Adam memilih kampus sebagai tempat di langsung kannya acara.

Safa dan Bella sedang duduk sembari minum air putih dalam botol, kedua gadis itu berusaha mengatur nafas mereka yang masih putus-putus, karena acara olahraga mereka baru saja selesai.

“Wah... gila, gue nggak suka olahraga,” ucap Safa sembari mengipas-ngipas kan tangannya ke wajah, dia sungguh kepanasan.

“Sama, dan gue heran, kenapa mereka masih se-semangat itu buat joget-joget.” Bella berucap sambil mengatur napasnya yang masih memburu dan menunjuk kakak tingkatnya yang malah sedang berjoget, menikmati alunan musik dangdut yang sedang di putar oleh Danu.

“Oke guys, bisa minta perhatiannya sebentar!” seru Rena sambil mematikan alunan musik dangdut yang di putar.

“Adam mau ngomong sesuatu sama kalian.” Lanjutnya.

“Gue cuman mau ngucapin makasih, buat partipasi kalian untuk acara hari ini. Semoga ke depannya, kita tetap bisa kerja secara solid, sebagai bentuk ucapan terima kasih, gue cuman bisa traktir kalian sarapan.” Adam berucap sambil menunjuk ke arah belakang mereka.

Safa dan Bella menoleh ke belakang, karena memang posisi mereka membelakangi arah yang di tunjuk oleh Adam tadi.

Di sana, kedua gadis itu sama-sama melihat dua gerobak ketoprak dan satu gerobrak es cendol. Danu dan Gaga yang melihat itu, langsung berlari dengan semangatnya. Di susul oleh anggota BEM cowok lainnya.

Bella memandang Safa, “Yuk, gue kebetulan udah laper.”

Safa mengangguk kan kepalanya, lalu berdiri dan membantu Bella berdiri.

“Cendol dulu, ya, gue pengen yang seger-seger dulu.” Bella hanya mengangguk kan kepalanya setuju.

“Eh, Fa, gue sebenarnya tuh penasaran,” ucap Bella ketika mereka selesai mengantri es cendol, dan menjauh sedikit dari keramaian, sembari menunggu antrian ketoprak sepi.

“Penasaran apa?” tanya Safa sambil meminum es cendol miliknya.

“Kak Adam.”

Safa menoleh kan kepalanya tertarik, “Kenapa sama kak Adam?”

“Dia anak orang kaya, ya?”

Safa tersenyum tipis mendengarnya, “Lo, juga anak orang kaya.”

“Ck! Beda Fa, dia tuh, kayak anak Sultan.” Spontan saja, tawa renyah keluar dari bibir Safa.

“Apaan anak Sultan, lucu deh, lo.”

“Yang gue tau, dari dulu tuh, kak Adam sering banget traktir temen-temennya."

“Terus kenapa? Itu hal wajar, kan?”

“Ih, Fa, beda, percaya deh, sama gue. Masa’ ya, hari senin gue lihat kak Adam pakai mobil warna item, terus hari kamis, gue lihat dia pakai mobil warna putih. Gonta-ganti terus, Fa.”

Mau tak mau, Safa ikut terdiam memikirkan ucapan Bella, semenjak mengenal dan berpacaran dengan Adam, Safa tidak terlalu memperhatikan hal semacam itu. Bagaimana mau memperhatikan mobil cowok itu, pemiliknya sendiri saja tidak pernah mau memperhatikan Safa.

“Gue tau!” seru Safa sambil memandang Bella dengan serius.

“Apaan?” tanya Bella penasaran.

Adam & SafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang