Adam dan Safa menyapa kalian.

128K 3.1K 309
                                    

Di rumah Safa.

"Kak Adam aja yang kasih pengumuman, kan udah biasa," kata Safa sambil memandang Adam di sampingnya.

"Kamu aja. Aku malas ngomong sama mereka," jawab Adam sambil mainin ujung rambut Safa. Adam sekarang jadi lebih manja kepada Safa.

Safa memandang Adam dengan bibir dikerucutkan. Sebal.

"Jangan gitu, nanti kalau aku cium kamu. Mereka yang baca, jadi iri."

"Ishh. Udah diam, aku mau sapa teman-teman kita dulu. Mereka yang sayang sama kita."

"Aku yang lebih sayang kamu."

Safa memutar bola matanya malas. "Hai semuanya. Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa menyapa kalian lagi bareng Kak Adam. Aku sama Kak Adam mau kasih tau kalian kabar bahagia-"

"Aku nggak mau ngundang mereka di pertunangan kita." Adam menyela lebih dulu.

Safa memberikan pelototan tajam. "Tadi katanya nggak mau ngomong. Diam aja bisa nggak, sih?"

Adam hanya diam dan menyembunyikan wajahnya di lekuk leher Safa.

"Maaf ya, semuanya. Kak Adam suka melantur kalau ngomong. Jadi, aku bawa kabar bahagia, karena kata Rizca, cerita Adam dan Safa akan diterbitkan. Yeay! Setelah sekian lama nunggu, akhirnya mereka punya rumah juga. Masih lama, sih. Nggak tahu juga kapannya. Yang pasti mereka terbit tahun ini. Kapan pastinya, masih belum tahu, sih. Hehe. Makanya, kalian jangan lupa nabung dari sekarang. Dan jangan lupa pantengin terus instagramnya Rizcaca21 dan rumah Adam dan Safa di Takispublishing. Makasih ya, untuk semua waktu dan cinta kalian buat cerita ini." Lalu Safa menoleh ke arah Adam. "Kak Adam ada yang mau diomongin nggak sama mereka?"

Adam duduk tegap lagi. "Kalian harus beli. Kalau kalian nggak beli, si Rizca bakal ngambek. Terus gue sama Safa nggak jadi tunangan."

"Ih, jangan gitu."

"Terserah aku, dong"

"Makasih ya, semuanya. Maaf kalau aku sama Kak Adam suka bikin kesal, bikin kangen juga kadang, hehe. Bukan cuman kalian yang sayang kita. Aku sama Kak Adam juga sayang kalian. Iya, kan?" Safa tanya sambil melihat ke arah Adam.

Adam menatap Safa lurus. "Sayang aku nggak bisa dibagi. Udah mentok sayang kamu. Nggak bisa pindah lain hati."

Safa mencibir Adam, lalu Adam yang merasa gemas meraih tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

.

Oke, sekian.

Kangen mereka? Kalau novelnya terbit, jangan lupa beli, ya. Masih lama. Tapi, tahun ini kok jadinya.

Makasih semuanya.

Adam & SafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang