Bab 11

151K 9.2K 215
                                    

Selamat Membaca













Mobil Adam telah sampai di sebuah rumah dengan pagar menjulang tinggi, Adam menekan klakson beberapa kali, lalu muncul-lah seorang satpam yang membukakan pagar besar itu.

Safa menoleh kepada Adam. “Ini rumah siapa Kak?”

“Rumahnya opa,” jawab Adam singkat sambil tetap fokus mengemudi.

“Kita ngapain ke sini?”

Adam menoleh setelah memakirkan mobilnya, “Nanti kamu juga tau, ayo turun.”

Adam melepas seatbelt yang dia kenakan, meraih tas ranselnya di bangku belakang dan mulai membuka pintu mobil untuk keluar terlebih dahulu.

Safa memperhatikan semuanya dalam diam, dia merasa dag dig dug, lalu cepat-cepat Safa melepas seatbeltnya dan berusaha menyusul Adam.

Safa mulai memelankan langkahnya begitu dia sudah sampai di belakang tubuh Adam, gadis itu memperhatikan sekelilingnya, rumah ini sangat mewah, bahkan rumahnya pun bukan apa-apa dibandingkan rumah ini.

Dan lagi, opanya Adam mempunyai mobil banyak, sedangkan papa Safa saja hanya mempunyai satu, itu pun masih nyicil sampai sekarang. Safa memperhatikan Adam yang tengah melangkah di depannya.

Sebenarnya siapa Adam? Apakah laki-laki itu berasal dari keluarga konglomerat? hampir dua bulan berpacaran dengan Adam, Safa sama sekali tidak mengetahui apa pun tentang Adam, selain cowok itu adalah ketua BEM sekaligus cowok terkeren di kampus.

Diam-diam Safa menghela napas pelan, dia tidak menyukai fakta yang mengatakan jika dirinya memang tidak mengetahui apa pun tentang Adam. Helaan napas Safa membuat Adam menoleh ke belakang, melihat Safa yang berjalan dengan lesu membuat Adam menghentikan langkahnya.

Safa berhenti begitu menyadari jika Adam juga menghetikan langkahnya. Safa mendongak, menatap Adam yang juga tengah menatapnya.

“Kok berhenti?” Safa bertanya dengan heran.

Adam tidak menjawab, laki-laki itu meraih jemari Safa dan menyatukannya dengan jemari besar miliknya. “Jangan jalan di belakang aku terus, kamu itu gadisku, bukan pelayanku.” Lalu setelahnya, tanpa menyadari efek yang tengah Safa rasakan akibat perkataannya, Adam mulai melanjutkan jalannya sambil menggenggam tangan Safa.

Sedangkan Safa diam-diam mengulum senyum malu, Adam selalu begitu, melakukan sesuatu tanpa aba-aba terlebih dahulu.

Kini Safa tengah duduk di sofa empuk dengan suguhan minuman dan beberapa kue kering, Adam sedang memanggil oma dan juga opanya. Adam tadi berpesan agar Safa menunggu di sini, dan berkata jika sebentar lagi mereka akan datang.

Safa hanya menganggukkan kepalanya, tanpa mengerti atau bertanya, siapa ‘mereka’ yang Adam maksud. Tidak beberapa lama kemudian, dari pintu masuk, nampaklah Gaga, Rena dan Danu yang masuk sambil tertawa bersama.

Safa terkejut di tempatnya, jadi mereka yang di maksud Adam adalah Gaga, Rena dan Danu? Ketiga orang itu berhenti tertawa ketika melihat Safa yang tengah duduk diam di ruang tamu.

“Fa, lo ngapain di sini?” Rena bertanya sambil mendekat ke arah Safa.

Safa sendiri terlihat berpikir, memang benar apa yang dikatakan oleh Rena, untuk apa dia di sini, namun, mengapa saat Rena yang menanyakannya, Safa malah tidak suka.

“Jangan bilang kalau Adam yang ngajak lo.” Tebak Danu sambil mengambil duduk disamping Safa.

Safa memilih menganggukkan kepalanya.

“Tuh-kan, apa yang gue bilang, Adam itu ada someting sama Safa.” Danu berucap dengan heboh kepada Gaga dan Rena.

“Sekarang Adam kemana Fa?”

Adam & SafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang