Selamat Membaca
Seperti apa yang dikatakan oleh Reza kemarin malam, di sinilah Safa sekarang. Berdiri disamping mobil Adam sambil menundukkan kepalanya, lebih memilih memandangi sepatunya yang menggesek-gesek batako.
Safa tengah menunggu Adam yang sedang berbicara dengan teman-temannya, Adam yang memintanya.
Tidak berapa lama kemudian, Adam menghampiri Safa yang masih menundukkan kepalanya. Adam memang sudah mengira ada yang tidak beres dengan gadis itu waktu Danu mentraktir mereka di kantin waktu itu.
“Masuk!” suruhnya kepada Safa.
Safa mendongak dan langsung masuk ke dalam mobil Adam ketika tatapannya bertemu dengan tatapan tajam milik Adam.
Setelah Safa masuk ke dalam mobil, Adam juga melakukan hal yang sama. Lalu cowok itu menjalankan mobilnya untuk pergi dari parkiran kampus.
Di perjalanan Safa tidak berani mengeluarka suara sedikit pun, bahkan untuk bertanya ke mana tujuan mereka pun Safa segan. Dia takut Adam membalas pertanyaannya dengan jawaban ketus.
Mobil yang dikemudikan Adam telah sampai di sebuah rumah makan Padang, apakah Adam akan mengajaknya makan terlebih dahulu sebelum memarahi dirinya?
“Turun!” dan lagi-lagi Safa berubah menjadi penurut, karena setelah Adam memberikan perintah Safa langsung keluar dari mobil.
“Mau makan apa?” Adam bertanya ketika mereka sudah duduk di dalam rumah makan Padang itu.
“Ayam aja,” jawab Safa pelan.
“Minumnya apa?”
“Es jeruk.”
Setelahnya Adam beranjak untuk memesan makanan, sedangkan Safa menghembuskan napasnya pelan. Dia mencoba untuk tidak gugup. Tidak lama setelahnya Adam duduk di hadapan Safa, dia memperhatikan Safa dengan intens.
“Kita makan dulu, habis itu kita perlu ngobrol serius berdua,” ucap Adam dengan tegas, yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Safa.
Selesai makan, Adam langsung membawa Safa ke rumahnya. Di rumahnya sedang tidak ada orang, bukannya tidak ada sih, hanya saja ayah dan bundanya sedang berkunjung ke rumah oma dan opanya. Hanya ada beberapa pekerja di rumahnya.
Safa mengikuti langkah Adam yang masuk ke dalam rumahnya, sesampainya di ruang tamu, Adam berhenti yang diikuti oleh Safa.
“Kamu di sini dulu, aku mau mandi.” Setelah berkata seperti itu, Adam langsung berlalu pergi begitu saja.
Safa mendengus kasar sambil duduk di salah satu sofa empuk milik keluarga Adam. Kenapa berbicara versi Adam harus lama seperti ini. Makan dan mandi dulu? Sebenarya Adam ini niat mengajaknya berbicara atau apa sih?
Setelah menunggu beberapa menit, Adam turun dari lantai dua rumahnya. Cowok itu berjalan santai ke arah Safa duduk. Setelah duduk tidak jauh dari Safa, Adam mulai berbicara.
“Jadi, kenapa kamu jauhin aku?”
Safa memilin jarinya gugup, tadi dia begitu ingin di tanya. Sekarang giliran Adam benar-benar bertanya, dia malah gugup sendiri.
“Jangan bilang kalau enggak, karena dari yang aku dengar kemarin, kamu mencoba menghindar dari aku.” Lanjut Adam.
“Aku memang berusaha jauhin Kak Adam,” jawab Safa jujur.
“Kenapa?”
Safa bimbang akan menjawab dengan jujur atau memilih alasan lain yang lebih masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Safa
RomanceBagi Safa, menjadi pacar seorang Adam adalah sesuatu hal yang sangat membahagiakan. Adam itu tampan, cerdas, jago main basket, menjabat sebagai ketua BEM, apa yang kurang dari seorang Adam. Namun setelah menjalani hubungan selama hampir satu bulan d...