FYI : Eating Disorder
Ini bukan update, tapi part khusus "FYI" (For Your Information). Kali ini aku mau membahas gangguan makan (eating disorser) yang pernah dialami Rhea. Jadi inspirasinya dari real. Waktu kelas satu SMP, author pernah mengalami gangguan makan. Sebelum aku cerita pengalaman gangguan makan yang aku alami, sebelumnya aku kasih tahu apa aja yang termasuk gangguan makan. Ini dari berbagai sumber ya. Salah satunya : https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/parenting/tips-parenting/macam-gangguan-makan-pada-remaja/amp/
1. Bulimia nervosa
Bulimia ini adalah gangguan makan berupa memuntahkan kembali apa yang dia makan. Bedanya dengan anoreksia, bulimia ini porsi makannya normal atau bahkan cenderung berlebih. Setelah makan banyak, pengidap bulimia akan merasa bersalah lalu berusaha mengeluarkan kembali apa yang dia makan, misal dengan memuntahkan atau minum obat pencahar berlebihan. Bisa juga mengonsumsi obat penekan nafsu makan.2. Anoreksia Nervosa
Berlawanan dengan bulimia, anoreksia itu gangguan makan di mana penderitanya menghindari makanan, memakan makanan dalam jumlah sangat minimal. Katanya gangguan makan ini paling banyak dialami remaja. Sekitar 1 dari 100 remaja perempuan di dunia mengalami gangguan makan ini. Mereka sangat takut menjadi gemuk dan biasanya sangat kurus. Berat badan biasanya 15 persen di bawah ideal.Selain menghindari makanan, mereka juga melakukan cara lain agar berat badan tidak naik, misal dengan minum obat pencahar, minum obat penekan nafsu makan, olahraga berlebihan, atau memuntahkan makanan.
Remaja yang mengidap anoreksia, bisa juga mengalami penghentian menstruasi (amenore). Selain itu, penderita anoreksia juga menjadi cepat lelah, pingsan, kulit menjadi kering, rambut dan kuku menjadi rapuh, tekanan darah rendah, tidak tahan terhadap dingin akibat lemak di tubuh yang sedikit, irama jantung yang tidak teratur, dan dehidrasi yang bisa berakibat fatal.
3. Binge eating disorder
Penderita binge eating mungkin mirip dengan penderita bulimia yang sering makan banyak dan tidak dapat dikontrol. Akan tetapi, penderita binge eating tidak berusaha untuk melawan rasa takut mereka terhadap kegemukkan seperti penderita bulimia pada umumnya. Pada akhirnya, penderita binge eating disorder akan memiliki berat badan berlebih yang meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan peningkatan kolesterol.
4. Ortoreksia nervosa
Ortoreksia nervosa merupakan gangguan makan dimana penderitanya memiliki obsesi berlebihan terhadap makanan sehat. Mereka sangat menghindari dan merasa bersalah apabila mereka makan makanan yang tidak sehat. Berbeda dengan anoreksia, penderita ortoreksia menjalani diet bukan dengan tujuan agar mereka terlihat kurus, tetapi mereka berfokus terhadap kesehatan. Mungkin kelihatannya baik, tapi penderita ortoreksia terlalu berobsesi dengan makanan sehat sehingga malah berdampak buruk bagi kesehatan mereka sendiri dimana tubuh yang sehat dicapai dengan makanan dengan gizi seimbang.
Katanya gangguan makan ini penyebabnya ada banyak faktor, bisa karena genetik, faktor biologis, juga psikologis. Nah Rhea mengidap anoreksia karena faktor psikologis. Dia minder dengan bentuk tubuhnya karena sering di-bully.
Author sedikit cerita. Dulu waktu SMP kelas satu pernah mengalami gangguan makan. Penyebabnya sepele, tapi sebenarnya nggak bisa dianggap sepele. Dulu temen cowok ada yang bilang badanku gedhe. Jadi nggak gendut, cuma tulangnya gedhe. Aku kepikiran. Kelas satu SMP, umur 12 tahun, rasanya udah wajar seorang perempuan punya pandangan sendiri tentang tubuhnya. Akhirnya aku terobsesi untuk kurus.
Gangguan makan yang author alami itu lebih ke anoreksia. Waktu itu nggak ngerti istilahnya. Cuma aku nggak memuntahkan makanan. Namun membatasi makanan sampai jumlah yang paling minimal, sering menahan lapar. Makan paling cuma satu-dua sendok. Kadang cuma makan lauk atau sayur nggak pakai nasi, itupun sedikit banget porsinya. Hampir setiap hari bercermin, melihat perubahan, sudah kurusan atau belum. Dalam sebulan badan jadi kuruuussss. Semua orang berkomentar kenapa aku jadi kurus.
Ibu sering nasihatin buat makan banyak, agar tidak terlalu kurus. Saudara-saudara juga ikut khawatir. Akhirnya karena dikomen ini itu, rasanya kok nggak enak ya jadi kurus, pola makanku berangsur normal lagi. Tidak lagi menghindari makanan. Setiap hari dikasih uang saku lebih sama ibu, disuruh jajan makanan sehat di kantin sekolah, misal kayak arem-arem, molen, lontong sama mendoan dikasih bumbu pecel. Nggak bawa bekal karena ibu sibuk kerja juga. Tiap pulang sekolah, ditanya uangnya dibelikan apa saja. Ibu lega kalau aku jajan banyak, asal jajan sehat. Ibu pikir itu bagus untuk mengembalikan berat badan ke normal. Alhamdulillah berat badan berangsur menuju ideal. Tapi memang sejak itu, kayak nggak bisa gemuk. Masa-masa SMA semakin langsing malah meski makannya udah banyak. Cuma rasa takut gemuk itu selalu ada. Jadi semisal ngrasa berat badan udah lebih dari berat badan yang biasanya, porsi makan dikurangi, cuma nggak diet ketat, sebatas mengurangi porsi saja. Kalau sekarang sih udah nikah, udah nggak seketat dulu menjaganya.
Jadi kalau kalian punya teman berbadan gemuk atau gedhe, jangan dikomen negatif meski tujuannya bercanda. Karena buat cewek, berat badan itu masalah sensitif. Meski becanda, bisa aja dimasukkan hati dan jadi kepikiran. Terus yang masih remaja, masih dalam masa pertumbuhan, nggak perlu lah diet-diet ketat gitu. Kalian butuh makanan untuk tumbuh, berpikir, beraktivitas. Kalaupun misal ingin menurunkan berat badan cukup menjaga pola makan, gaya hidup sehat, dan olahraga. Dan alangkah baiknya kalau diniatkan untuk sehat. Langsing itu bonus saja.
Yang terpenting cintai diri kalian, hargai kalian, you are beautiful with your own way. Nggak perlu ngiri sama bintang-bintang Kpop yang katanya body goal banget hehe. Nikmati saja hidup ini dengan cara yang positif. Ini berlaku juga buat aku ya karena aku pun masih belajar untuk menghargai diri sendiri, untuk mensyukuri apa yang ada.
Remaja itu memang lagi masa-masanya rentan bermasalah secara psikis. Orang dewasa juga tak sedikit pula yang mengalami gangguan psikis. Perbanyak ibadah, aktivitas positif, kumpul sama orang-orang yang juga positif insya Allah bisa membuat kita tetap positif dan lebih menghargai hidup. Ini catatan untuk author juga hehe.
Makasih untuk supportnya ya. Ini sekedar berbagi info saja, mudah-mudahan bermanfaat. 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage (Completed)
RomanceRank #1-lifestory-21/10/2019 Rank #1-arrangedmarriage-25/06/2019 Rank #1-kehidupan-12/02/2020 Rank #2-hurt-12/02/2020 Rank #3-married-11/11/2019 Rank #3-lovestory-5/12/2019 Rhealita, gadis polos penyuka hujan, teh, dan buku tak pernah membayangkan b...