Part 5

96.4K 7.2K 251
                                    

Cerita ini aku set konten dewasa. Nggak ada yang eksplisit tapi lebih baik dibaca oleh pembaca yang sudah bisa bijak memilih bacaan.
Di part ini ada part romantisnya, makanya aku update malam.

Hari Minggu ini, Gavin tidak pergi ke mana-mana. Hal yang sangat jarang terjadi, dia mulai betah di apartemen. Ia menghabiskan waktu dengan menonton televisi, bermain game, atau sekedar membaca buku. Rhea juga tak pergi ke mana-mana. Ia memilih menulis kelanjutan novel yang sedang ia garap juga menelepon ayahnya. Ia bahagia mendengar kabar baik ayahnya. Bahkan sang ayah sempat bercerita nikmatnya menggarap lahan di desa untuk ditanami tanaman sayur dan buah.

Ayah juga menceritakan hubungannya dengan ayah mertuanya yang sudah lebih baik pasca pernikahannya dengan Gavin. Ia tahu, ayahnya orang yang berjiwa besar. Sebenarnya rasa sakit dan kecewanya sudah begitu menggunung karena pengkhianatan oleh sahabat sendiri, tapi ia masih percaya ada kebaikan pada diri Andre.

Rhea sempat tak mengerti kenapa sang ayah ingin dirinya menikah dengan Gavin, anak dari seseorang yang telah merebut perusahaan miliknya. Selain sang ayah ingin anak keturunannya tetap dapat menikmati hasil perusahaan dan suatu saat cucunya kelak dapat memimpin perusahaan, ternyata dia dan Andre memang sudah berencana menjodohkan Rhea dan Gavin sejak Rhea masih duduk di bangku SMP. Fakta ini baru Rhea ketahui setelah sang ayah bicara panjang lebar di telepon.

Satu lagi yang diyakini Edwin, ia percaya Andre maupun Gavin tidak akan menyia-nyiakan Rhea. Entah, saat ini Rhea merasa Gavin belum bisa menjalani pernikahan yang normal. Ia merasa tidak dianggap oleh Gavin.

Rhea membuka satu aplikasi yang memperkenalkannya dengan sahabat terbaiknya, Sky. Dia tak memiliki seorang pun untuk bicara selain Sky. Pada ayahnya dia hanya mampu bicara hal-hal yang menyenangkan, sedang pada Sky, ia curahkan isi hatinya, kesedihannya, juga hal-hal kecil yang mampu membuatnya tersenyum.

Sky : Sepertinya kamu sangat sibuk, Rhea, hingga jarang menyapaku.

Rhea : Maaf, Sky. Sekarang aku punya aktivitas lain. Masak, mencuci piring, mencuci baju, belajar menyetrika. Gavin bisa mengerjakan semua itu sendiri. Tapi rasanya aku ini benar-benar istri yang tidak pengertian jika tidak membantunya.

Sky : Apa aku tidak salah baca? Suamimu bisa mengerjakan semua itu sendiri? Aku pikir dia tipe yang tak mau berurusan dengan hal-hal seperti itu dan memilih membayar orang untuk mengerjakannya.

Rhea : Itu sisi positif Gavin. Mungkin karena sudah lama ia terbiasa hidup sendiri di apartemen.

Sky : Aku masih nggak habis pikir, kenapa ayahmu memintamu menikah dengan Gavin? Padahal sudah jelas bahwa ayah Gavin tega merebut perusahaan ayahmu.

Rhea : Ayahku punya keyakinan sendiri. Jika aku menikah dengan Gavin, anak keturunannya masih punya kesempatan untuk meneruskan perusahaan. Lagipula ayahku dan ayah mertua sudah berencana menjodohkan kami sejak aku duduk di bangku SMP. Selama ini Papa mertua memperlakukanku dengan baik. Ibu mertua juga tak pernah ikut campur urusanku dan Gavin. Sejauh ini dia baik meski kami tidak akrab. Dua adik Gavin juga tak pernah rusuh. Meski Gavin belum bisa menerima pernikahan ini, aku harap dia kan menerimaku sepenuhnya.

Sky : Kamu cepat berubah haluan. Awalnya kamu takut untuk berharap, sekarang kamu mengharapkannya.

Rhea : Entah... Tadi pagi Gavin berusaha menciumku... Entah kenapa aku bahagia...

Sky : Jangan mudah baper, Rhea. Dia yang harusnya jatuh padamu, bukan kamu yang jatuh padanya.

Rhea : Aku belum sepenuhnya jatuh padanya. Tapi entah kenapa aku merasa dia mulai tertarik padaku.

Arranged Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang