Warning : ada mature contentnya. Tidak ada yang eksplisit tapi banyak pembahasan dewasa 18+. Bijak dalam membaca. Kalau tidak ingin membaca diskip saja.
Rhea mengerjap. Dibuka matanya perlahan. Ia melirik tangan Gavin yang melingkar, memeluk perutnya. Rhea melirik jarum jam, masih jam tiga pagi. Pelukan sang suami semakin erat. Rhea membalikkan badan dan menatap wajah Gavin yang masih terpejam. Perlahan laki-laki itu membuka mata. Objek pertama yang ia lihat adalah senyum Rhea yang begitu manis.
“Sayang....” Gavin mengusap pipi Rhea.
“Masih jam tiga....” balas Rhea.
Gavin menggigit bibir bawahnya. Ia selalu saja terpana setiap melihat tubuh seksi Rhea yang hanya dibalut gaun tipis dan menerawang.“Semalam udah ilang capeknya, 'kan?” tanya Gavin dengan nada suara yang memberat. Tanpa mengatakannya langsung, Rhea sudah paham maksud Gavin.
Rhea mengangguk pelan. Gavin menggeser posisinya agar lebih dekat pada Rhea. Ia berbisik lirih di telinga Rhea.
“Aku pingiinnnn....” Desahan Gavin memercikkan gairah tersendiri untuk Rhea.
Rhea menggigit bibir bawahnya. Ia menatap wajah Gavin dengan sorot yang memendarkan gairah yang sama dengan yang dirasakan Gavin. Sejenak ia bertanya pada diri sendiri, apa ini yang namanya pengantin baru? Kok nggak ada bosannya? Malah kepingin terus.
“Kamar mandi cuma ada satu di bawah. Ayah biasa mandi pagi sebelum Subuh. Nanti kita rebutan kamar mandi. Udah gitu malu, Mas. Kalau kita mandi pagi sebelum Subuh, mana keramas juga, kelihatan banget kalau kita habis ehem-ehem,” ujar Rhea memelankan suaranya.
Gavin tertawa kecil.
“Kenapa mesti malu? Namanya suami istri udah normal begitu. Ayah juga pasti maklum. Kita nanti mandinya mesti lebih pagi dari Ayah.” Gavin melirik jam dinding. Ia segera bangun dari posisi berbaring, lalu duduk. Dibukanya kaos yang ia kenakan hingga otot perutnya yang sixpack dan seksi itu terlihat jelas, hadirkan getaran di hati Rhea. Wanita itu memang sudah terbiasa melihat suaminya bertelanjang dada, tapi ia tak bosan menikmati pemandangan yang menggoda itu.
Rhea terkesiap saat Gavin menindihnya dan menyisakan satu celah kosong. Kedua tangan Gavin bertumpu di kanan dan kiri kepala Rhea, memberikan celah kosong untuk memberi jarak antara tubuhnya dan tubuh Rhea sehingga bisa memudahkan Rhea dalam bernapas.
Seringai mesum Gavin mendominasi wajahnya. Hasratnya sudah memuncak sampai ubun-ubun. Rhea tersenyum dan siap dengan apapun yang akan dilakukan Gavin padanya.
“Gerak cepat,” ujar Gavin lalu memagut bibir Rhea dengan ganas.
******
Gavin berjalan beriringan dengan Edwin menuju Masjid. Sedang Rhea sholat di rumah. Ini pertama kali untuk Gavin sholat Subuh di Masjid. Biasanya dia sholat di apartemen. Ayah mertuanya menasihatinya untuk membiasakan sholat berjama'ah di Masjid karena laki-laki itu utamanya sholat di Masjid.
Gavin suka dengan udara pagi yang terasa begitu segar. Pepohonan di pinggir jalan maupun yang tumbuh di kebun-kebun menjadi tameng dari cuaca terik di siang hari. Baru saja menginap semalam, Gavin sudah merasa betah.
Gavin dan Edwin tak langsung pulang seusai sholat Subuh karena mendengar kultum terlebih dahulu. Pak Imam menyampaikan materi ceramah tentang istidraj.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”
“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.”
“Bapak-bapak yang dimuliakan Allah, kultum kali ini saya ingin menyampaikan singkat saja tentang istidraj. Bapak-bapak sudah paham apa yang namanya istidraj itu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage (Completed)
RomanceRank #1-lifestory-21/10/2019 Rank #1-arrangedmarriage-25/06/2019 Rank #1-kehidupan-12/02/2020 Rank #2-hurt-12/02/2020 Rank #3-married-11/11/2019 Rank #3-lovestory-5/12/2019 Rhealita, gadis polos penyuka hujan, teh, dan buku tak pernah membayangkan b...