Part 21: Keluarga

4.6K 308 25
                                    

Azka Pov

Tidak ada percakapan saat kami menuju rumah Ferra. Aku yang masih sibuk dengan pikiranku, dan Ferra yang tidak berbicara apapun.

'Aneh, biasanya dia bakal ngoceh panjang kali lebar kalau sama gua?' batinku sambil melihat ke arah spion motor.

Ferra terlihat menundukkan wajahnya, ada yang berbeda dengannya hari ini.

"Oy Fer" panggilku memecah keheningan

"E-eh, iya apa?" jawabnya gagap

"Em, lo udah makan belum?" tanyaku basa-basi

"Belum" Ferra menggeleng. Ku lihat dari spion motorku

Aku melajukan motorku menuju kedai martabak pinggir jalan.

"Ayo" titahku ke Ferra saat selesai memarkirkan motor.

Ferra sedikit ragu-ragu saat melihat keadaan kedai itu. Yah lumayan kotor sih luarnya, tapi soal rasa mah belum ada yang menandingi.

"Jangan liat dulu luarnya, gua pastiin rasa martabaknya bakal enak deh!" ucapku bangga

Ferra manggut-manggut mendengar ucapanku

"Emang lo sering beli disini Ka?" tanyanya

Aku mengangguk, "Iya, dulu nemenin Ryan beli disini, eh waktu tau rasanya enak langsung keterusan beli disini"

Ferra mengangguk lagi sebagai jawaban. Aku menyuruh Ferra untuk duduk, sedangkan aku memesan.

"Wih si Azka, gimana? Biasanya Ka?" tanya bang Bayu. Pemilik kedai martabak ini. Yang memang dekat denganku.

Aku mengangguk, "Iya bang, pesen dua ya eh tambah terang bulannya satu"

Bang bayu mengacungkan jempolnya, dan berteriak ke karyawannya agar membuatkan pesananku.

"Loh Ryan kemana Ka? Kok tumben sendirian yang kesini" tanya bang Bayu saat tidak melihat sosok Ryan

"Ryan lagi pdkt sama gebetannya bang, lagipula gua nggak sendiri kok disini, tuh sama dia" jawabku sambil menunjuk Ferra yang sedang duduk

"Walah, walah punya pacar ternyata sekarang, pantesan udah jarang kesini" ujar bang Bayu menaik turunkan alisnya. Menggodaku.

"Eh, bukan pacar bang, cuman temen dia" aku menjawab sambil melihat ke arah Ferra, yang sibuk dengan hpnya.

"Alah kan serasi gitu Ka, kamu nya ganteng dia cantik, abang dukung banget nih kalau kalian pacaran!" ucap bang Bayu, aku hanya tertawa.

"Bang Bay apaan dah, nggak kok dia tuh cuman temen gua bang" jawabku mengelak

Bang Bayu tertawa melihat tingkahku, "Tapi bener kok Ka, kalian serasi banget, lagipula nih ya kalau abang liat dia tuh suka sama kamu loh!"

Aku mengibaskan tangan, "Anjir lah, bang Bay cenayang atau apaan bisa langsung bicara gitu"

"Eh dulunya tuh abang ini pakar cinta loh, jangan ngejek dulu kamu ini. Makanya abang bisa nebak kalau dia juga punya rasa sama kamu Ka" bang Bayu terlihat serius saat mengatakan ini

Aku pun tidak tau bang Bayu sedang serius atau malah bercanda.

"Pak ini sudah selesai" seorang pelayan datang dan membawa bungkusan berisi pesananku.

"Berapa semuanya bang Bay?" tanyaku saat ingin membayar.

"Tiga puluh dua aja" aku sedikit kaget dengan harga yang tidak seperti biasanya

"Lah kok murah bang? Kan aku pesennya tiga?" tanyaku heran

Bang Bayu tertawa, "Khusus untuk hari ini abang kasih diskon ke kamu"

The True of Feels [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang