Part 38: Bucin

5.6K 251 27
                                    

Ferra pov

"Hng...!"

Aku meregangkan kedua tanganku.

Entah mengapa, rasanya aku semangat buat jalanin hari ini.

Aku menoleh dan mendapati Azka masih terlelap.

'Ih gemes..! Harus foto!'

Ckrek!

Suara jepretan kamera terdengar.

"Duh! Untung aja dia nggak keganggu,"

Aku melihat hasil fotoku tadi, dan langsung menjadikan wallpaper berandaku.

'Hihi, kena lagi deh satu'

Aku segera beranjak dari kasur dan bersiap untuk mandi.

Selesainya mandi, aku tidak melihat Azka di kamar.

'Mungkin lagi di dapur?' pikirku menjawab pertanyaan sendiri.

Aku bergegas mengganti seragam yang kemarin, untungnya seragam hari ini dengan yang kemarin sama. Jadi aku tidak perlu repot balik ke rumah.

Cklek!

pintu kamar tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok Azka.

"Aaaaa....!"

aku berteriak sekuat tenaga, dan dengan secepat kilat aku segera menutup pintu kamar kembali.

"Azka mesum!" teriakku dari dalam kamar.

***

Azka Pov

'Anjir....

.

.

.

.

Nikmat Tuhan mana lagi yang akan engkau dustakan.'

Yah bukan salahku juga kan, kalau melihat Ferra seperti itu?

Lagipula dia nggak mengunci pintu kamarnya, aku juga nggak tau kalau dia udah selesai mandinya..... dan belum pakai baju.

Ah... rasanya seperti aku ingin melanjutkan hal kemarin, yang diganggu sama setan!

Aku menepuk-nepuk pipi pelan, "Yah, sekarang giliranku buat siap-siap,"

Aku segera mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi luar kamarku. Karena masih ada Ferra di dalam.

'syur...'

"Hah... Segarnya.." gumamku saat air dingin mengguyur sekujur tubuhku.

Aku cepat - cepat menyelesaikan urusanku di kamar mandi, agar tidak telat juga ke sekolah.

Saat keluar dari kamar mandi, aku melihat Ferra yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.

Aku tersenyum kecil, dan berjalan mendekati Ferra.

"Eh?!" Ferra sedikit terkejut saat aku memeluknya dari belakang.

"Hei.. kenapa?" Tanya Ferra heran

Aku menggeleng sebagai jawaban, "Cuman mau gini sebentar." Ucapku pelan.

Kami terdiam beberapa saat, sampai aku melepaskan pelukannya.

Ferra membalikkan badan, dan menatapku teduh. Ia tersenyum hangat dan mengacak rambutku pelan.

"Dasar manja, udah sana cepet pakai seragam. Nanti keburu terlambat." Aku mengangguk, dan berjalan menuju kamarku. Segera bersiap-siap berangkat sekolah.

The True of Feels [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang