"Hyuuung!!!"Braaaakkkkkkkkk!!!
Mobil warna merah dengan plat nomer yang tak begitu terlihat, telah menyebabkan seseorang terkapar dengan darah yang keluar dari beberapa bagian tubuhnya.
Lampu jalanan yang tak begitu membantupun tak sampai menerangi siapa yang mengemudikan mobil merah itu. Sang pengemudi langsung tancap gas meninggalkan seseorang yang terkapar karenanya.Tiga orang berkerumun mendekat. Mereka sangat cemas saat melihat darah keluar banyak dari kepala Lay. Tangan dan kaki Lay tergores hebat hingga darah turut menghiasinya. Bagaimana tidak, mobil merah itu menabrak Lay tanpa mengurangi kecepatannya. Akibatnya, Lay terhempas kebelakang mobil lalu kepalanya mendarat terlebih dahulu. Sepertinya akan ada berita buruk setelah ini.
"Hyung!! Buka matamu!!" Jong-in berteriak keras sembari menepuki pipi Lay.
"Panggil ambulance, Hyung!!" Junmyeon mengangguk. Saat ini otaknya benar - benar tak bisa dipakai untuk berpikir. Ia terlalu mengkhawatirkan membernya yang tak sadarkan diri.
Sementara Jongdae, ia tak berani menyentuh tubuh Lay sedikitpun. Badannya bergetar dengan satu kaki yang menjadi tumpuan. Ia merasa terguncang. Seharusnya tadi dia tak mendorong Lay. Seharusnya dia bisa berlari menyelamatkan Lay. Jongdae seperti tersangkut. Kakinya tak bisa digerakkan ketika mobil itu mendekat dan menabrak Lay dengan kecepatan tinggi. Jongdae ingin berlari, namun satu langkah pun sangat sulit untuknya berjalan. Ia ingin berteriak agar Lay berdiri dari tempatnya jatuh, namun tenggorokannya menyempit.
"G-gege" satu tetes air mata mengalir. Tangannya bergetar saat ia berniat untuk mengusap telapak Lay.
"Jangan menyentuh apapun!! Kenapa kau mendorongnya, Hyung!! Kau tidak lihat tadi ada kendaraan atau memang kau sengaja melakukannya?"
Jongin melemparkan tangan Jongdae yang bahkan belum sempat menyentuh telapak Lay. Ia menatap Jongdae penuh dengan kemarahan. Sedangkan Jongdae semakin menunduk tanpa mengajukan protes apapun. Ia bersalah disini!
"Aku kecewa padamu, Hyung! Kau ceroboh sekali! Karena kecerobohanmu itu Lay Hyung jadi seperti ini!"
Jongdae mengalirkan air matanya semakin deras. Benar kata Jongin, Jongdae terlalu ceroboh malam ini.
"Kau tahu betapa Lay Hyung mencemaskanmu? Kau malah membalasnya dengan cara seperti ini, Hyung? Dimana hatimu!!"
"Jongin, sudahlah. Ambulan akan segera datang. Lakukan pertolongan pertama agar darah Lay tak mengalir banyak!" Junmyeon akhirnya tersadar. Ia sudah meneteskan air matanya sedari tadi. Telinganya memanas ketika Jongin terus saja meninggikan suaranya.
"Bahkan Lay Hyung memiliki hemofilia! Kau tak puas membuatnya menderita, Hyung?!"
Bibir Jongdae kini bergetar. Benar, ia lupa bahwa Lay memiliki riwayat penyakit bawaan. Jongdae semakin cemas dibuatnya. Darah yang keluar dari tubuh Lay begitu banyak. Tentu saja, Ita karena darahnya tak bisa membeku dengan sempurna.
Sirine ambulan terdengar sampai ke lubuk hati. Ketiga pria itu sontak mengarahkan netranya kepada beberapa petugas yang bersiap membawa Lay ke rumah sakit. Tandu biru diletakan. Lalu tiga dari empat petugas mulai memindahkan tubuh Lay ke atasnya dengan perlahan. Pintu ambulan terbuka lebar, tandu terangkat memasuki ambulan. Segeralah dipasang perban di kepala pemuda China itu. Infus menusuk kulitnya, lalu luka - luka di kaki dan tangannya mulai di bersihkan.
"Bagaimana kronologisnya?" Salah satu dari mereka bertanya untuk melengkapi data. Jong-in tampak melirik Jongdae yang tak bergeming di sebelah genangan darah Lay.
KAMU SEDANG MEMBACA
September || Kim Jongdae
FanfictionKetika raganya sudah hampir hilang, lengkung manisnya pun perlahan sirna, satu persatu dari mereka termakan berjuta penyesalan. Tidak ada yang bisa dimaklumi atau bahkan di perbaiki lagi. Dan mungkin, ini sudah berakhir.