Brother

1.7K 149 23
                                    


Malam yang larut memeluk tuhuhnya yang lelah. Disembunyikannya tubuh itu dibalik selimut tebal seraya memeluk perut yang sedari tatdi berteriak lara.

Suasana dalam kamar Jongdae begitu gelap. Cahaya lampu tak dibolehkan mengganggu dirinya yang sedang merasa sangat lemas. Wajahnya yang sudah terlalu pucat tak dihiraukan sama sekali. Yang menjadi tujuannya saat ini adalah beristirahat tanpa ada gangguan dari member lain.

Diantara gelapnya ruangan, ponsel Jongdae menyala terang. Tanda bahwa ada sebuah notivikasi pesan masuk ke ponselnya. Ia tak berniat melihatnya. Ia hanya berniat untuk mematikan ponselnya kembali. Namun niatnya yang ingin mengabaikan pesan tersebut, punah. Dirinya terduduk dari tempatnya ketika melihat nama hyung nya tertera di barisan pengirim pesan.

From : Lay Hyung

Jongdae-aah. Apa kalian baik - baik saja? Hyung merasa tidak tenang disini

Tulis pesan tersebut. Jongdae tersenyum miris. Ikatan persaudaraan diantara mereka begitu kental hingga satu sama lain tak bisa saling mengabaikan.

To : Lay Hyung

Semua baik - baik saja, Hyung. Lay Hyung, cepatlah pulang. Aku sangat merindukanmu, begitu juga membaer yang lain. Kau tahu, sebentar lagi CBX akan Comeback? Koreografinya benar - benar membuatku frustasi, Hyung. Badanku remuk semua

Kemudian Jongadae merasa kesakitan dibagian perutnya. Ini sudah sejak pagi tadi. Perutnya aneh.

Tookk.. Tokkk...

Suara pintu yang diketuk mengalihkan perhatiannya.

"Jongdae - aah. Apa kau baik - baik saja?" itu suara Xiumin. Jongdae menghela napas panjang. Pasti Xiumin akan terus bertanya tentang keadaannya.

Ia memilih diam.

"Sehunnie, Jongdae tidak menjawab. Apakah ia sudah tidur?" bisik Xiumin yang masih terdengar oleh Jongdae.

"Entahlah, Hyung. Kita buka saja pintunya, Hyung. Sepertinya Jongdae Hyung tidak menguncinya. Lagipula, tidak baik untuk Jongdae Hyung jika ia tidur dalam keadaan perut kosong"

"Kau benar, Sehunnie. Jongdae - aah. Hyung dan Sehun masuk kamarmu 'ya."

Jongdae kembali menyembunyikan tubuhnya kedalam selimut sebelum Xiumin dam Sehun berhasil memasuki kamarnya.

Perutnya mulai terasa sakit lagi dan ia mencengkramnya kuat - kuat.

"Disini gelap sekali, Hyung. Tidak biasanya Jongdae hyung mematikan lampu kamarnya" Sehun yang membawa nampan berisi makanan untuk Jongdae mentalakan lampu kamar Jongdae.

"Biasanya jika sedang merasa lelah atau frustasi, Jongdae akan bertingkah seperti ini, Sehunnie. Bukankah kau mengetahui fakta itu. Maka jangan heran"

"Ah, aku lupa, Hyung" jawabnya meringis geli

"Jongdae - aah, bangunlah sebentar. Kau harus makan terlebih dahulu. Sehun bilang bahwa kau belum makan sedari pagi" Xiumin mengguncangkan tubuh adiknya dengan lembut sedangkan yamg sedang dibangunkan masih menahan sakit didalam balutan sekimut.

"Jongdae-aah, bangunlah sebentar. Hyung tahu bahwa kau sangat lelah. Tapi jika kau tidur dengan keadaan perut kosong, Hyung takut kau akan sakit. Tenagamu harus diisi setelah latihan yang melelahkan ini. Bangunlah!" pinta Xiumin lagi.

Xiumin mematap Sehun.

"Dia tidak ingin bangun, Sehunnie"

"Aku akan coba membangunkannya, Hyung" lalu dibalas anggukan kecil oleh Xiumin.

September || Kim JongdaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang